Berita Tanahlaut

Kisah Pilu Bocah Panyipatan Tanahlaut, Alami Jantung Bocor Hinggga Harus Operasi ke Jakarta

Aura Safitri, pelajar kelas dua sekolah dasar di Desa Batutungku, Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanahlaut, Kalimantan Selatan alami jantung bocor

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Irfani Rahman
banjarmasinpost.co.id/idda royani
CAMAT Panyipatan M Hadiat Wicaksono berinteraksi dengan Aura, bocah pengidap jantung bocor, Sabtu (11/5) siang. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Gangguan kesehatan serius menyelubungi fisik Aura Safitri, pelajar kelas dua sekolah dasar di Desa Batutungku, Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel).

Sulung dari dua bersaudara dari pasangan Asbirin (33) dan Devi Silvia (27) warga RT 3 Dusun 5 Batutungku, ini mengalami jantung bocor. Ini adalah suatu kelainan katup jantung yang dapat dipicu beberapa kondisi medis tertentu.

Data dihimpun media ini Minggu (12/5/2024), bocah kelahiran Tanahlaut 5 Juli 2015 itu diketahui mengalami jantung bocor pada usia delapan bulan berawal ketika kondisi fisiknya tak seperti bocah seumuran lainnya. 

"Saat itu BB (berat badannya) lambat sekali naiknya. Lalu saya bawa ke puskesmas, diperiksa dan dikatakan bisa sakit paru-paru. Lalu dirujuk ke rumah sakit," papar Devi, sang ibu.

Ia menuturkan saat lahir, kondisi anak sulungnya itu normal. Pada 4 Agustus 2016 periksa ke RSU Ulin dan hasil diagnosanya dinyatakan mengalami jantung bocor.

Tahun 2018, sebutnya, sang anak pernah dibawa ke RS Jantung Harapan Kita di Jakarta. Saat itu dilakukan penanganan hingga selama satu bulan, namun belum operasi.

Baca juga: Waspada Ini Salah Satu Efek Gunakan Kosmetik Berbahaya, Bisa Picu Kanker

Baca juga: BPOM Temukan 947 Kosmetik Berbahaya, Efek Samping Ini Ancam Pengguna

Setelahnya, disarankan kontrol secara rutin sebulan sekali ke RS Jantung Harapan Kita. "Kami tak mampu kontrol ke Jakarta karena tak ada biaya," papar Devi.

Sepintas dan secara fisik, Aura tampak seperti anak pada umumnya. Tak tampak sakit, juga sekolah seperti anak sebaya lainnya.

Hanya saja jika melakukan aktivitas yang menguras energi, efeknya menjadi drop seperti muntah. Kadang mulutnya mengalami pendarahan.

Kadang juga merasakan sakit di dada serta sesak napas sehingga kemudian berteriak dan menangis. Adakalanya bagian jari kuku juga bengkak dan berwarna kebiruan. 

Dalam kondisi seperti itu yang dapat dilakukan hanya sebatas memberi obat pereda rasa nyeri.

Pada 25 April 2024 kemarin, Devi kembali membawa sang anak ke RSU Ulin dan disarankan agar secepatnya menjalani operasi ke  RS Jantung Harapan Kita.

"Katanya, kalau dibiarkan dikhawatirkan merembet ke syarat. Karena itu kami saat ini sangat bingung harus bagaimana, uang tak ada," ucap Devi.

Dikatakannya, sesuai hasil pemeriksaan medis disebutkan ada dua lubang di jantung si buah hatinya.

Kalau untuk pengobatan, sebutnya, tak masalah karena ditanggung BPJS. Hal yang jadi pikiran adalah biaya pendampingan selama menjalani penanganan medis di Jakarta.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved