Hari Terakhir Rakornas KI, Peserta Diajak Susur Sungai ke Pasar Terapung Lok Baintan

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Festival Kalsel Terbuka menjadi suguhan pada hari terakhir Rapat Koordinasi Nasional (Rakornasi) Komisi Informasi di Kota Banjarmasin, Rabu (12/6/2024).

Rangkaian penutup tersebut menyajikan berbagai penampilan budaya untuk peserta yang berasal dari penjuru tanah air, seperti tarian barongsai hingga lomba permainan tradisional Kalsel.

Sebelum itu, peserta Rakornas KI ke-15 diajak melakukan kegiatan susur Sungai Martapura.

Dimulai dari Dermaga Siring Menara Pandang Banjarmasin, peserta dibawa menuju Pasar Terapung Lok Baintan, Kabupaten Banjar.

Baca juga: Buka Rakornas ke-15 Komisi Informasi, Menko Polhukam : Keterbukaan Pilar Utama Kepercayaan Publik

Baca juga: Acil Ibay Bikin Pasar Terapung Lok Baintan Tambah Terkenal, Berjualan Sambil Live TikTok di Jukung

Tak sekadar datang untuk berniaga, peserta Rakornas KI juga disuguhkan pertunjukkan jukung atau perahu berbaris membentuk formasi bunga teratai di tengah Sungai Martapura.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kalsel, Muhammad Muslim menyebut momentum ini sekaligus ajang memperkenalkan kebudayaan Banua ke daerah luar.

“Melalui kegiatan di hari terakhir ini, kita ingin mempererat keakraban sekaligus memperkenalkan budaya dan permainan tradisional Kalsel,” kata Muslim.

Suguhan pertunjukkan pada hari terakhir Rakornas itu membuat Anggota Komisi Informasi Pusat, Arya Sandiyudha merasa terkesan.

Saat mengunjungi Pasar Terapung Lok Baintan, Arya banyak membeli jualan pedagang.

“Ini sekaligus untuk memajukan ekonomi warga Kalsel,” ucapnya.

Baca juga: Berwisata ke Pasar Terapung Lok Baintan, Ikon Wisata Kabupaten Banjar Kalsel

Menurut Arya, pasar tradisional di atas sungai merupakan konsep yang unik dan jarang ditemui.

Kendati demikian, dia berharap ada inovasi lain terhadap pengelolaan Pasar Terapung Lok Baintan.

“Kalau dilihat sekarang memang sangat menarik. Tetapi jika hanya mengandalkan kunjungan wisatawan untuk membeli dagangan warga, suatu masa nanti akan mengalami krisis sehingga perlu inovasi lain,” sarannya.

(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Syaiful Riki)