Berita Batola

Senilai Rp8 Miliar, Ini Perkembangan Pembangunan Jembatan Berambai di Desa Kolam Kiri Dalam Batola

Progres pembangunan jembatan di Desa Kolam Kiri Dalam, Kecamatan Barambai, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan sekitar 50 persen.

Penulis: Mukhtar Wahid | Editor: Edi Nugroho
(Banjarmasinpost.co.id/ Mukhtar Wahid)
Pembangunan Jembatan Barambai Senilai Rp 8 Miliar terus dikerjakan kontraktor di Desa Kolam Kiri Dalam Kecamatan Barambai Kabupaten Barito Kuala, Minggu (22_6_2024) 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Progres pembangunan jembatan di Desa Kolam Kiri Dalam, Kecamatan Barambai, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan, sekitar 50 persen.

Pantauan reporter Banjarmasinpost.co.id, Sabtu (22/6/2024) sejumlah pekerja sedang proses pengecoran beton oprit jembatan dari sisi arah kecamatan Wanaraya.

Sedangkan dari arah kecamatan Marabahan, besi rencana tiang oprit jembatan sudah terpasang tetapi belum dicor beton.

Untuk memudahkan lalulintas masyarakat, dibuatkan jembatan darurat yang lebih baik dari jembatan semula yang terbuat dari batang kelapa.

Baca juga: Selain Kopi, Wilayah Kecamatan Aranio Banjar Kalsel Dikembangkan Untuk Pertanian Cabai

Baca juga: Menggunakan Alat Ini, Kontainer Terbalik di Bundaran Palm Banjarbaru Akhirnya Berasil Dievakuasi

Masyarakat di Desa Kolam Kiri. Dalam merasa senang karena jembatan darurat yang dibuatkan pelaksana proyek lebih baik dan layak.

"Kalau jembatan semula sebelum dibongkar dibuat dari batang kelapa. Tidak sedikit pengendara roda dua yang jatuh ke sungai," ujar seorang ibu rumah tangga di Desa Kolam Kiri Dalam.

Konsultan pengawas pembangunan jembatan Barambai, Bagas Baskoro mengatakan progres pembangunan jembatan itu sekitar 52 persen.

Menurutnya, akhir tahun ini progres pembangunan jembatan mencapai 100 persen sehingga masyarakat yang melintasi jembatan itu bisa merayakan tahun baru 2025.

"Biayanya sekitar Rp 8 Miliar dari dana APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Ada papan nama kegiatan terpasang," ungkapnya.

Bagas Baskoro berharap jembatan Barambai rampung untuk menunjang aktivitas masyarakat setempat menjual hasil pertaniannya dan perkebunannya.

Adapun jembatan darurat diakui Bagas Baskoro sudah diberi rambu maksimal 5 tonase.

Itu karena melihat angkutan yang melintas merupakan hasil perkebunan kelapa sawit, karet dan pohon Galam yang dikhawatirkan melebihi kapasitas kekuatan jembatan darurat.

Dia pun sudah berkoordinasi dengan Kepala Desa Kolam Kiri Dalam, tujuannya agar mengingatkan petani membatasi angkutan armada pertanian dan perkebunan tak melebihi rambu.
(Banjarmasinpost.co.id/ Mukhtar Wahid)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved