Berita Banjarmasin
Terjadi Kenaikan Suhu, Perubahan Iklim di Kalsel Ancam Hasil Pertanian dan Perikanan
Perubahan iklim di Kalsel yang menunjukan meningkatnya cuaca hujan, mengancam mengganggu kondisi perekonomian masyarakat.
Penulis: Salmah | Editor: Edi Nugroho
BANJARMASINPOST.CO.ID- Perubahan iklim di Kalimantan Selatan yang menunjukan meningkatnya cuaca hujan, mengancam mengganggu kondisi perekonomian masyarakat.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kalimantan Selatan (Kanwil DJPb Kalsel), Syafriadi, mengatakan, terjadi kenaikan suhu antara 0,2 hingga 0,3 derajat Celcius, membuat hujan meningkat sekitar 25 mm per tahun.
Dampaknya yang ditimbulkan produktivitas perikanan terganggu, hal ini dicontohkan dengan bencana banjir di Kabupaten Banjar yang mengakibatkan kerusakan kolam ikan di 4 Kecamatan (Karang Intan, Martapura, Martapura Barat dan Astambul).
Ancaman selanjutnya yaitu produktivitas pertanian terganggu, hal ini dibuktikan dengan kondisi banjir yang mengakibatkan penurunan produksi padi di Kalimantan Selatan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Baca juga: Mobil Terbalik di Desa Angsana Tanahbumbu, Ternyata Sopir Baru Belajar Mengemudi
Baca juga: Dua Klub Tarkam Unggulan, Siap Awali Laga Perdana Kemboja Cup ke-17 di HST
"Penurunan hasil padi siknifikan di Barito Kuala 541,75 ribu ton dan Kabupaten Tapin 509,03 ton," ungkap Syafriadi pada acara ALCo Regional Kalimantan Selatan, Jumat (28/6/2024) sore.
Ancaman lainnya yaitu peningkatan durasi dan intensitas cuaca ekstrem yang mengakibatkan bencana banjir, penurunan kualitas dan kuantitas air, habitat dan kesehatan, serta gangguan rantai pasok.
Data menunjukkan bahwa bencana banjir, banjir bandang, cuaca ekstrim, kebakaran hutan dan lahan, serta tanah longsor adalah bencana yang paling sering terjadi di Kalsel sehingga memerlukan prioritas penanganan risiko.
Provinsi Kalimantan Selatan dalam menghadapi potensi bencana memiliki indeks ketahanan daerah 0,33 dan nilai ini menunjukkan Tingkat Kapasitas Daerah Rendah.
Syafriadi juga mendapatkan laporan, data dari Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan menyatakan bahwa sejak Januari hingga Juni 2024, bencana di Kalimantan Selatan mengakibatkan kerugian yang ditaksir mencapai Rp19,035 miliar.
Maka dari itu penanganan bencana di Kalimantan Selatan perlu mendapatkan perhatian khusus sebab dampak yang diakibatkan berpotensi meluas dan mempengaruhi sektor-sektor perekonomian serta kondisi sosial masyarakat.
"Sinergi dan kolaborasi antara pemangku kepentingan dapat diperkuat untuk mengantisipasi dampak risiko bencana sebagai akibat dari perubahan iklim di Kalimantan Selatan," harap Syafriadi.
(banjarmasinpost.co.id/salmah saurin)
| Pisah Sambut Kajati Kalsel Berlangsung Hangat, Rina Virawati Pamit ke Forkopimda |
|
|---|
| Warga Miskin Non-BPJS Terancam Tak Bisa Berobat Gratis, RSUD Minta Dana Pendamping Tak Nol |
|
|---|
| Pastikan Stabilitas Harga dan Stok, Satgas Pangan Cek Bapokting di Pasar Kalindo Banjarmasin |
|
|---|
| Pemko Banjarmasin Bakal Tertibkan Pedagang di Atas Trotoar, Anjas Minta Dibolehkan Pakai Meja Kecil |
|
|---|
| Warga Desa Muang Tabalong Minta Tuntaskan Kasus Proyek Jalan, Ditreskrimsus Polda Masih Pulbaket |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.