Tahun Baru Islam 2024

Hal-hal yang Dilarang Dilakukan di Malam 1 Suro 2024 Menurut Adat Jawa, Alasan Jangan Keluar Rumah

Apa saja hal-hal yang tidak boleh dilakukan di malam 1 suro 2024? Simak penjelasannya berikut ini.

Editor: Rahmadhani
TRIBUN JATENG/AKBAR HARI MUKTI
Barisan kebo bule memimpin Kirab Malam Satu Suro di Keraton Solo, Kamis (21/9/2017) silam. Apa saja hal-hal yang tidak boleh dilakukan di malam 1 suro 2024? Simak penjelasannya berikut ini. 

Selain keluar rumah, di malam 1 Suro ini biasanya masyarakat Jawa ada yang melakukan ritual bisu atau tidak bersuara keras.

Ritual ini biasa dikenal sebagai tradisi atau ritual di area Keraton Yogyakarta yang dikenal sebagai Mubeng Benteng.

Tradisi atau ritual ini dilakukan sebagai bentuk tirakat atau pengendalian diri dan memohon keselamatan kepada Tuhan YME.

Pada malam itu, mubeng benteng dilakukan dengan berjalan kaki mulai dari Keraton Yogyakarta, alun-alun utara, ke daerah barat (Kauman), ke selatan (Beteng Kulon), ke timur (Pojok Beteng Wetan), sampai ke utara lagi dan kembali ke Keraton.

Tak hanya itu, layaknya orang berpuasa, ketika melakukan ritual ini, dilarang makan, minum, bahkan merokok.

6. Tidak boleh menikah di bulan Suro

Sebagian masyarakat, khususnya pulau Jawa percaya bahwa menikah di bulan Muharram atau Suro itu dilarang karena memiliki efek yang buruk.

Dilansir Tribunjogja.com dari laman Kompas.com, Dosen Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (UI) Dr. Sunu Wasono mengatakan, larangan menikah di bulan Suro dianggap sebagai mitos oleh sebagian masyarakat.

Namun, sebagian masyarakat Jawa meyakini larangan tersebut, bukan sebagai mitos.

“Boleh juga dibilang mitos, tapi bagi orang Jawa yang masih setia atau konsisten kepada keyakinannya, larangan itu tak dianggap mitos. Mareka menganggap hal itu sebagai pedoman,” ujar Sunu.

Menikah di bulan Suro, terutama pada malam 1 Suro diyakini berpeluang akan mendapatkan kesialan.

Meskipun demikian, menikah di bulan Suro tidak pernah dilarang dalam agama Islam.

Dalam Islam sendiri, seluruh tanggal, bulan, dan waktu apapun merupakan waktu-waktu baik untuk mengegelar pernikahan.

Sebagian masyarakat Jawa masih mempercayai hitungan hari atau bulan baik dan tidak baik dalam melakukan berbagai kegiatan, terutama kegiatan penting seperti pernikahan.

Adapun, hitungan hari atau bulan baik dan tidak baik dalam dilihat pada primbon.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved