Ekonomi dan Bisnis

Penghasilan Penjual Es Tebu di Kersik Putih Tanahbumbu Ini Lampaui UMR, Darianto Tawarkan Kerja Sama

Darianto, penjual es tebu di Desa Kersik Putih, Tanahbumbu punya penghasilan di atas upah minimum regional

Penulis: Muhammad Fikri | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Fikri
Darianto, penjual es tebu di Desa Kersik Putih, Tanahbumbu. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Berjualan es tebu seringkali dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat. Namun, tidak demikian menurut Darianto, yang menjualnya di dekat terminal Jalan Ahmad Yani, Desa Kersik Putih, Kecamatan Batulicin, Kabupaten Tanahbumbu.

Itu dirasakan pria, yang pekerjaan utamanya sebagai petani dan peternak kambing ini, selama empat tahun terakhir. Darianto pun menceritakan awal dirinya berjualan es tebu.

Sebagai petani, dia menamam tebu setelah mendapat pesanan dari seorang teman yang berjualan es tebu. Ternyata teman itu hanya tiga kali membeli. Darianto pun berusaha memanfaatkan tanaman tersebut agar tetap bisa menghasilkan rupiah.

“Saya berpikir masa tebu besar ini cuma dibuang. Lalu saya membuat gerobak untuk juga berjualan es tebu,” ujarnya.

Dia pun sempat mendapatkan pandangan miring dari orang sekitar saat menanam tebu. Lahan di daerahnya dinilai tidak cocok. Namun ia tetap yakin tebunya memiliki nilai ekonomi.

“Intinya saya mencari dan melihat peluang di sini. Kalau di Jawa, es tebu sudah ramai. Banyak perkebunan tebu, banyak pabrik gula dan banyak penjual es tebu. Sedangkan di sini tidak ada,” katanya.

Ternyata Darianto benar. Dia justru dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari dari hasil berjualan es tebu. Sehari dia bisa menjual lebih dari 40 gelas.

“Tergantung cuaca. Saya menjualnya dengan harga Rp 7.000 per gelas dan Rp 6.000 per plastik,” ungkapnya.

Dari penjualan 40 gelas saja, dia mendapatkan penghasilan kotor sekitar Rp 280 ribu. Sedangkan keuntungan bersihnya sekitar Rp 200 ribu.

Kalau berjualan 26 hari saja selama sebulan, Darianto mendapatkan Rp 5,2 juta. Ini jauh lebih besar dari upah minimum regional (UMR) Kalimantan Selatan yang sebesar Rp 3.282.812,21.

“Namun saya berjualan tergantung cuaca. Apabila cuaca mendung tidak berjualan, ” katanya.

Melihat keuntungannya, Darianto membuka cabang. Sebelum di dekat Terminal Kersik Putih, dia punya gerobak jualan di Jalan Transmigrasi Plajau Pal 6. Rencananya, Darianto membuka cabang lagi di depan Masjid Al Falah, Kecamatan Simpangempat.

Untuk bahan bakunya, Darianto memiliki kurang lebih setengah hektare kebun tebu, dengan berbagai jenis.

Dia tidak ingin memonopoli usaha ini. Jika ada yang ingin belajar berjualan es tebu, Darianto bersedia mengajarinya. Bahkan jika ada yang ingin ikut bekerja sambil belajar, dia siap mengajaknya berjualan. Atau kalau ada yang ingin bekerja dan membuka cabang, Darianto siap menyediakan gerobak dan bahannya.

“Yang penting ada komitmen dan keseriusan. Saya tidak apa-apa. Intinya tidak ada rezeki yang tertukar,” ungkapnya.

Bagi anda yang ingin usaha es tebu, Darianto menerangkan harus memperhatikan hal-hal ini. Pertama, usahakan memiliki kebun sendiri. Sebab jika beli kemungkinan kekurangan bahan baku. Kedua, pilih tempat yang bagus, ketiga jangan mahal dan kemudian kemasan harus bagus. (Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Fikri)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved