Berita Tapin

Lomba Inovasi  Inovasi Tepat Guna Tapin, Para Inovator Diminta Jangan Berpikir Muluk-muluk

Sebanyak 12 peserta dari enam kecamatan di wilayah Tapin ramaikan lomba Inovasi Tepat Guna (TTG) yang digelar Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Edi Nugroho
 (Banjarmasinpost.co.id/MuhammadTabri 
Peserta mendemonstrasikan salah satu inovasi tepat guna di ajang perlombaan yang digelar DPMD Tapin 

BANJARMASINPOST.CO.ID, RANTAU - Sebanyak 12 peserta dari enam kecamatan di wilayah Tapin ramaikan lomba Inovasi Tepat Guna (TTG) yang digelar Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Tapin. 

Tujuan dari ajang ini tidak lain untuk mendorong kreativitas dan inovasi masyarakat dalam memecahkan masalah di sekitar daerah masing-masing. 

Meskipun mendapat cukup antusias, penilaian Dinas PMD Tapin partisipasi belum sepenuhnya optimal.

Karena 50 persen peserta merupakan pemain lama. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan minat dan inovasi yang lebih segar dalam lomba mendatang.

Baca juga: Dua Peloncat Indah Kalsel Siap Tanding di PON XXI Aceh-Sumut, Ingin Main Cantik dan Raih Medali

Baca juga: Mahasiswa di Banjarmasin Gelar Deklarasi Damai, KPU: Ini Bagian dari Sosialisasi Partisipasi Pemilih

Diungkapkan Kepala Dinas PMD Tapin, Rahmadi, kondisi ini perlu ditingkatkan lagi dengan memacu minat masyarakat berpartisipasi dalam ajang tahunan ini. 

Hal ini diharapkan selaras dengan hadirnya sejumlah posyantek di setiap desa dan perlombaan serupa di tingkat kecamatan. 

"Untuk itu, kepada para inovator cukup berpikir sederhana, jangan muluk-muluk," ucapnya mengingatkan, Jumat (6/9/2024).

Menurutnya, dalam menghasilkan inovasi yang efektif dan dapat menjawab permasalahan masyarakat sekitar tidak perlu terlalu jauh berpikir tentang kecanggihan lainnya. Karena bisa saja nantinya dikembangkan lagi. 

Rahman, peserta asal Kecamatan Piani, merasa senang mengikuti ajang kreativitas Lomba Inovasi TTG kali ini. 

Lelaki asal Desa Miawa ini berhasil meraih juara II dengan inovasi bernama Alpukat, yaitu alat tabur pupuk yang memanfaatkan derigen dan material seadanya.

"Motivasi mengikuti ajang ini tidak lain agar peran anak muda dalam menjawab keluhan masyarakat sekitar bisa terjawab," ungkapnya. 

Rahman juga berharap agar ajang ini semakin semarak di tahun depan, dengan partisipasi yang lebih banyak dan tema yang lebih menarik. 

Sekilas mengenai Alpukat yang dikreasikan bersama tim, alat sederhana ini bisa menekan pemborosan saat pemupukan tanaman dan efesiensi waktu dalam pengerjaan. 


"Kebetulan di daerah kami banyak petani jagung, jadi alat ini InsyaAllah sangat tepat untuk membantu petani," pungkasnya. (Banjarmasinpost.co.id/MuhammadTabri) 

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved