Pengrajin Anyaman Purun
UMKM Kalsel - Menengok Pengrajin Purun di Banjarbaru, Prosesnya Panjang, Hasilnya Menawan
Yuk lihat kegiatan pengrajin purun di Kampung Purun Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan, hasilnya bikin kagum
Penulis: Salmah | Editor: Irfani Rahman
BANJARMASINPOST.CO.ID- Kerajinan berbahan purun menjadi salah satu produk andalan UMKM di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Sentra kerajinan ini adanya di Desa Tanggul atau Kampung Purun, Kelurahan Palam, Kecamatan Cempaka.
Melihat dari dekat proses pembuatan barang kerajinan masyarakat di Kampung Purun ini, ternyata butuh proses panjang.
Bagi orang awam mungkin prosesnya sangat melelahkan, namun bagi pengrajin ini adalah mata pencaharian jadi dilakukan dengan semangat.
Aminah, salah seorang pengumpul dan pengrajin purun, menjelaskan, bahan baku berupa tanaman purun lumayan banyak terdapat di desanya.
"Purun adalah tanaman liar yang banyak tumbuh di kawasan rawa, kami mengambil di rawa sekitar kawasan Danau Seran," ujarnya.
Daun purun berwarna hijau berbentuk bilah memanjang, tumbuh serumpun di rawa, kemudian diambil dan ditumpuk selanjutnya diikat menjadi beberapa ikatan.

Purun basah tersebut dibawa ke kampung. Aminah dalam setengah hari mampu mengumpulkan sekitar 20 ikat purun yang per ikatnya ia jual ke kelompok pengrajin seharga Rp 7000.
Aminah juga menjual purun yang siap pakai atau siap dianyam. Harga purun siap pakai warna alami coklat Rp25 ribu per ikat dan purun yang sudah diberi pewarna Rp35 ribu per ikat.
Purun siap pakai itu diolah dengan diawali memilah purun yang baik, lantas menjemur purun secara berurai. Setelah 2-4 hari, tergantung cuaca, purun itu kering berwarna kecoklatan dan siap ditumbuk.
Secara tradisional alat penumbuk berupa alu panjang dengan alas papan ulin tebal. Sekitar satu jam menumbuk, akhirnya purun tadi menjadi pipih.
(banjarmasinpost.co.id/salmah saurin)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.