Wisata Kampung Nelayan Sarang Tiung

Wisata Kalsel: Kampung Nelayan Sarang Tiung, Tempat Pembuangan Sampah Yang Jadi Penggerak Ekonomi

Belum genap dua tahun beroperasi, kawasan Wisata Kampung Nelayan di Desa Sarang Tiung makin marak dikunjungi masyarakat. 

Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Edi Nugroho
 (Banjarmasinpost.co.id/MuhammadTabri)
View kawasan Wisata Kampung Nelayan di Desa Sarang Tiung, Kecamatan Pulau Laut Sigam, Kabupaten Kotabaru 

BANJARMASINPOST.CO.ID, RANTAU - Belum genap dua tahun beroperasi, kawasan Wisata Kampung Nelayan di Desa Sarang Tiung makin marak dikunjungi masyarakat. 

Dituturkan Marta, pengelola, kawasan ini dulunya semak belukar dan bahkan jadi tempat pembuangan sampah warga sekitar. 

Perlahan, melalui semacam komunitas yang dinamakan Sahabat Laut, kawasan ini dibersihkan dan mulai dikelola untuk menjadi destinasi wisata, menyesuaikan potensi alam pesisir laut. 

"Sampai saat ini, sudah beroperasi kurang lebih setahun tujuh bulan. Dan wisata ini milik masyarakat desa Sarang Tiung yang dibina PT Arutmin," beber Marta, Sabtu (21/9/2024). 

Baca juga: Wisata Kalsel: Kampung Nelayan Sarang Tiung, Alternatif Baru Nikmati Laut di Kotabaru

Baca juga: Pengendara Diminta Hati-hati, Dua Pohon Roboh Sempat Tutupi Jalan Batulicin- Kandangan HSS Kalsel

Wisata Kampung Nelayan Sarang Tiung sendiri awalnya juga minim fasilitas dan kelengkapan yang bisa menunjang kenyamanan pengunjung. 

Namun secara perlahan, terlebih setelah dibina PT Arutmin dalam Program Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat, sejumlah fasilitas makin dipenuhi. 

Seperti hadirnya gazebo, panggung hiburan, hingga kawasan kuliner yang kini ditempati masyarakat untuk berjualan. 

Kuliner yang ditawarkan pun cukup variatif, cocok untuk millenial maupun para paruh baya yang ingin berkunjung ke destinasi wisata ini. 

Seperi sebagai bakaran ala angkringan, berbagai varian kopi susu, hingga kuliner tradisional pisang gapit, lempeng pisang, dan sea food. 

Dikatakan Marta, Wisata Kampung Nelayan di Sarang Tiung ini sudah berkembang, jika dulu hanya murni kawasan perkampungan, kini bisa dikatakan sebagai penggerak perekonomian masyarakat. 

Karena ada banyak hal yang bisa dimanfaatkan dari hadirnya wisata sederhana, namun kaya akan berbagai wahana ini. 

"Sekarang banyak ibu-ibu yang bisa berjualan, para nelayan yang istirahat melaut saat angin kencang juga jadi ada penghasilan lain dengan mengelola ini," ujar Marta. (Banjarmasinpost.co.id/MuhammadTabri) 

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved