Tekno
Aplikasi Marketplace Temu Asal China Dilarang di Indonesia, Juga Ditentang di Eropa dan AS
Aplikasi marketplace asal China, "Temu" dilarang di Indonesia karena dinilai akan mengancam UMKM
Keamanan produk jadi pertanyaan
Di samping itu, ada beberapa organisasi yang menyuarakan keraguan tentang legalitas dan keamanan produk yang tersedia di Temu.
Misalnya, sebuah kelompok konsumen Italia, Altroconsumo, menyebut produk kosmetik yang dibeli di Temu menghilangkan daftar bahan yang digunakan atau hanya mengungkapkan sebagian daftar bahannya.
Vzbv, sebuah organisasi konsumen Jerman juga mencurigai Temu melanggar undang-undang konsumen karena ulasan produk dan praktik penetapan harga yang menyesatkan.
Di Eropa, Temu kini dijerat dengan peraturan paling ketat Uni Eropa setelah pihak berwenang menetapkan perusahaan tersebut sebagai "platform daring sangat besar" (very large online platform/VLOP) berdasarkan Undang-Undang Layanan Digital (DSA).
Artinya, Temu akan menghadapi pengawasan ekstra atas penggunaan algoritma, AI, pemeringkatan konten, alat rekomendasi, dan sejenisnya.
Tak hanya itu, Temu juga sembari harus menilai dan mengurangi "risiko sistemik" apa pun yang berasal dari layanannya, termasuk menangani produk palsu, ilegal, atau tidak aman yang beredar di platformnya.
Karena kantor Pusat Temu di Eropa berada di Dublin, maka Temu juga perlu bekerja sama dengan Komisi dan Koordinator Layanan Digital Irlandia untuk memberikan laporan penilaian risiko secara berkala. Laporan ini dilakukan sekali di awal, dan kemudian setiap tahun untuk selanjutnya.
"Kami sepenuhnya berkomitmen untuk mematuhi peraturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh DSA guna memastikan keamanan, transparansi, dan perlindungan pengguna kami di Uni Eropa," kata juru bicara Temu dalam sebuah pernyataan.
Temu memulai debutnya di pasar Uni Eropa pada April 2023. Temu kini dilaporkan memlki rata-rata 75 juta pengguna aktif bulanan di 27 negara anggota Uni Eropa.
Di AS, Temu ditentang karena adanya dugaan kerja paksa dalam operasional perusahaan. Menanggapi dugaan praktik kerja paksa, anggota parlemen AS kini mendesak larangan impor atas barang yang dibeli melalui aplikasi Temu.
Selain dugaan eksploitasi tenaga kerja, Temu juga ditentang karena kekhawatiran soal privasi dan keamanan siber.
Temu dinilai memiliki privasi dan keamanan siber aplikasi yang meragukan. Penangguhan aplikasi saudaranya di China (Pinduduo) karena malware dan potensi akses pemerintah China ke data Temu memicu keresahan di kalangan pakar keamanan siber dan privasi.
"Temu adalah bagian dari ekosistem aplikasi Pinduodo, jadi saya pikir ada kekhawatiran privasi data yang meningkat mengenai apakah platform tersebut khususnya dapat mengakses data dari ponsel Anda yang lain," kata Gorman, yang juga menjabat sebagai penasihat kebijakan senior tentang strategi teknologi di Gedung Putih AS pada tahun 2021-2022.
Apple juga sempat menentang aplikasi Temu di toko aplikasinya, App Store. Menurut Apple, aplikasi Temu melanggar aturan privasi wajib yang sudah ditetapkannya.
Apple menyebut, mereka menemukan bahwa Temu menyesatkan orang tentang bagaimana mereka menggunakan data mereka.
Sebab Microsoft Windows 10 Eror di Seluruh Dunia, Tampilkan Layar Biru, Berimbas Kekacauan Massal |
![]() |
---|
Intip Pabrik Baru Xiaomi dengan 'Pekerja' Seluruhnya Robot, Bisa Beroperasi 24 Jam Tanpa Manusia |
![]() |
---|
Hindari Membersihkan Layar Handphone dengan 5 Bahan ini |
![]() |
---|
Dibanderol Mulai Rp 7,4 Juta, Apple Watch Series 5 Dijual Perdana di Indonesia Pada 6 Desember |
![]() |
---|
Sematkan Fitur-fitur ini, Smartwatch Apple Masih Mendominasi Pasar Kalahkan Dua Pesaingnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.