Berita Batola

Kebakaran Lahan di Batola Sempat Mengenai Bangunan yang Belum Jadi, BPBD: Api Bisa Dipadamkan

Di Kabupaten Baritokuala, kebakaran terjadi di lahan dekat Kompleks Batola Residence, Kelurahan Handil Bakti, Kecamatan Alalak, Selasa sore. 

Penulis: Adiyat Ikhsan | Editor: Edi Nugroho
Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Tabri
Ilustrasi: Kebakaran lahan yang terbakar di sisi jalan nasional Marabahan-Margasari, Desa Keladan, Kecamatan CLU, Kamis (12/10/2023). 

BANJARMASINPOST.CO.ID-  Di Kabupaten Baritokuala, kebakaran terjadi di lahan dekat Kompleks Batola Residence, Kelurahan Handil Bakti, Kecamatan Alalak, Selasa sore. 

Untungnya kebakaran lahan tersebut berhasil dikuasai relawan pemadam di Batola yang bekerja dengan sigap dan cekatan.
 
“Namun api sempat mengenai bangunan yang belum jadi,” kata Kepala BPBD Batola Mirwan.

Sementara, Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Banjar, M Arifin, mengakui memang sempat ada petani di Galam Rabah yang melakukan pembakaran kemarin dan itu bisa dilokalisasi dan masih ditoleransi.

“Api sudah berasil di lokalisasi,” kata Arifin.

Baca juga: Ada Petani di Galam Rabah Membakar Lahan, BPBD Banjar: Bisa Dilokalisasi

Baca juga: Petugas Helikopter Water Bombing Sempat Empat Kali Lakukan Penyiraman di Amuntai Selatan HSU

Meski ada hujan lokal di sejumlah wilayah, karhutla masih terjadi di Kalsel. Ini berdasarkan pantauan Satgas Udara. 

Kebakaran terparah pada Selasa (15/10) terjadi di Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) dan Kecamatan Batakan Tala.

Petugas helikopter water bombing empat kali melakukan penyiraman di Amuntai Selatan,  namun tetap berasap. Areal yang terbakar sekitar 10 hektare.

Oleh karena di Tala juga terjadi karhutla, heli bergeser ke kabupaten pesisir tersebut.

Setibanya di lokasi, heli yang dipiloti Mikhail Kushch asal Rusia melepaskan tujuh kali water bombing hingga api padam.

Adapun lahan yang terbakar sekitar 4 hektare. Karena matahari sudah terbenam sehingga tim heli kemudian kembali ke base di Lanud Syamsudin Noor.

“Kami hari ini lakukan pengeboman air di Danau Panggang, Amuntai Tengah, Amuntai Selatan dan Batakan. Yang paling luas memang di Amuntai,“ kata Arif Andriansyah, koordinator heli water boombing.

Sementara di Kabupaten Banjar dilaporkan aman. Hal ini dibantu hujan siang dan sore.

Sementara itu, areal semak-belukar yang luas di Kecamatan Tambangulang dan Kecamatan Batibati Kabupaten Tanahlaut, serta hamparan jerami kering di banyak kecamatan lain menjadi perhatian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Kebakaran kerap melanda kawasan tersebut.

Pencegahan serta penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pun kerap dilakukan. “Kami edukasi petani supaya tidak membakar sawah. Memang sulit karena kebiasaan dengan alasan membasmi hama,” sebut Kepala Pelaksana BPBD Tala H Sahrudin, Senin (14/10).

Pihaknya juga menggandeng Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Tala. Kebetulan saat ini berlangsung program percepatan tanam pada semua kecamatan.

Pada program tersebut, kata Sahrudin, Distanhorbun membimbing petani untuk melakukan penanaman tanpa melakukan pembakaran jerami.

Persawahan terluas berada di Kecamatan Kurau dan Kecamatan Bumimakmur. Jenis persawahan setempat pasang surut dengan musim tanam serempak sehingga pascapanen terdapat hamparan jerami kering yang luas.

Sahrudin mengatakan pihaknya juga terus memantau kondisi di lapangan terhadap titik-titik rawan karhutla. Pihaknya membuka Pos Siaga dan menurunkan TRC (Tim Reaksi Cepat) Karhutla. “Kami juga saling bersinergi dengan Tim Manggala Agni,” kata Sahrudin.

Mengenai penyebab karhutla, Sahrudin mengatakan banyak faktor. Material alam yang sangat kering saat kemarau memang menjadi mudah terbakar manakala misalnya ada puntung rokok yang terjatuh.

Selain itu diakui selalu ada kemungkinan adanya faktor tangan iseng atau kesengajaan. Namun hal ini sulit dilakukan penindakan jika tidak tertangkap tangan.

Karena itu sosialisasi mengenai bahaya karhutla dengan efek negatif yang ditimbulkan juga terus dilakukan. Harapannya warga kian sadar sehingga secara bersama-sama menjaga lingkungan dan menghindarkan diri dari hal yang dapat memunculkan karhutla.(roy/lis/ady)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved