Wisata Religi Kubah Pagatan

Wisata Kalsel - Makamnya Selalu Ramai Diziarahi, Begini Kisah Datu Arsyad Lamak Sampai di Pagatan 

Kubah Pagatan selalu ramai diziarahi karena terdapat makam ulama besar yaitu Mufti Syeikh Muhammad Arsyad Bin Mufti Syeikh Muhammad As’ad Al Banjari

Penulis: Muhammad Fikri | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Fikri
Suasana di dalam Kubah Pagatan yang menjadi makam ulama besar yaitu Mufti Syeikh Muhammad Arsyad Bin Mufti Syeikh Muhammad As’ad Al Banjari. 

BANJARMASINPOST.CO,ID, BATULICIN - Di destinasi wisata religi Kubah Pagatan selalu ramai diziarahi hingga menjadi salah satu destinasi wisata religis karena terdapat makam ulama besar yaitu Mufti Syeikh Muhammad Arsyad Bin Mufti Syeikh Muhammad As’ad Al Banjari.

Disampaikan oleh juriat Mufti Syeikh Muhammad Arsyad, Hj Sulaibatul Aslamiah menuturkan,  Mufti Syeikh Muhammad Arsyad atau juga dikenal dengan Datu Arsyad Lamak adalah seorang ulama besar dan cicit dari Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau Datu Kalampayan dari garis neneknya yang bernama Syarifah binti Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al-Banjari.

Dari silsilah, Datu Arsyad Lamak lahir di Martapura anak dari  Mufti Muhammad As’ad, dan cucu dari  Syarifah binti Muhammad Arsyad Al-Banjari, artinya dia adalah  cicit dari datuk kelampayan.

Datu Arsyad Lamak termasuk cicit Syekh Muhammad Arsyad yang mewarisi ilmu-ilmu datuknya dan ayahnya dan menghimpun antara syariat dan hakikat.

Baca juga: Wisata Kalsel - Ramai Dikunjungi, Ini Rute Menuju Wisata Religi Kubah Pagatan di Tanahbumbu

Baca juga: Wisata Kalsel - Nyamannya Berziarah di Kubah Pagatan, Begini Penampakan Pasca Direnovasi

Datu Arsyad Lamak belajar di tanah suci Mekkah beberapa tahun lamanya, di antara guru-gurunya adalah Asy-Syekh Ahmad ad-Dimyiati (Mufti Syafi’iyyah), Asy-Syekh Yusuf, dan Asy-Syekh Ar-Rahbini.

Ketika Datu Arsyad Lamak  tiba dari menuntut ilmu, Mufti Syeikh Muhammad Arsyad kemudian diangkat oleh Sultan Banjar menjadi Mufti di Kerajaan Banjar. 

Mufti ini adalah seseorang yang diangkat oleh raja untuk menasehati dan memberikan fatwa dengan cara ijtihad atau sebagai penasehat raja.

Beliau selalu menegakkan dan menjalankan faham Ahlussunnah wal Jamaah dan menegakkan prinsip ‘menyerukan untuk berbuat kebaikan dan mencegah terjadinya kemungkaran’.

Di samping jabatannya sebagai mufti di Kerajaan Banjar, Datu Arsyad Lamak juga mengajar di dalam bidang berbagai ilmu agama.

Sampainya Datu Arsyad Lamak di Pagatan, Tanahumbu, Kalimantan Selatan, di ceritakan Hj Sulaibatul Aslamiah, dimulai dari perjalanan beliau ingin berlayar ke daerah Tenggarong Kalimantan Timur, dari Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Baca juga: Wisata Kalsel - Jadi Ikon Wisata Religi di Tanbu, Ini Makna & Filosofi Masjid Apung Ziyadatul Abrar

Mufti Syeikh Muhammad Arsyad terlebih dahulu singgah di Pagatan, Tanahumbu. Kemudian di Pagatan dia jatuh sakit dan  tinggalah  untuk sementara waktu di daerah yang kini masuk menjadi wilayah  Kecamatan Kusan Hilir.

Dia membuka majelis ilmu, di Pagatan, masyarakat pun antusias  mengikuti majelis beliau. Kabarnya waktu pertama  buka majelis itu berada di Masjid Besar Al Jami Pagatan.

“Kemudian beliau  wafat sekitar tanggal 23 rabiul awal 1275 H dan dimakamkan di Pagatan, itu menurut cerita yang ulun dengar dari abah ulun,”  ucapnya. (Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Fikri)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved