Religi

Doa di Malam Nisfu Syaban 2025, Buya Urai Amalan yang Bisa Ditunaikan dan Keutamaannya

Simak bacaan doa di malam Nisfu Syaban 1446 Hijriyah bertepatan di bulan Februari 2025 yang dapat ditunaikan kaum muslimin.

Editor: Mariana
Al-Bahjah TV
NISFU SYABAN - Buya Yahya menjabarkan amalan dan keutamaan malam Nisfu Syaban bagi umat Islam 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Simak bacaan doa di malam Nisfu Syaban 1446 Hijriyah bertepatan di bulan Februari 2025 yang dapat ditunaikan kaum muslimin.

Penceramah Buya Yahya menjelaskan amalan-amalan yang bisa dilaksanakan di malam Nisfu Syaban, salah satunya sholat sunnah.

Dipaparkan Buya Yahya, sholat di malam Nisfu Syaban merupakan amalan yang pernah ditulis oleh Imam Ghazali.

Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama, Buya Yahya mengingatkan agar tak mempermasalahkan hal itu dan mengambil jalan tengah yakni mengubah niat shalatnya.

Sebagaimana diketahui, kini telah memasuki bulan Syaban, yang mana sebentar lagi menuju malam Nisfu Syaban. Malam Nisfu Syaban diperkirakan akan jatuh pada Jumat (14/2/2025).

Baca juga: Respon Menpan RB dan Menkeu Jawab Isu Gaji ke-13 dan THR ASN Ditiadakan, Singgung Efisiensi

Baca juga: Update Harga Emas Antam 6 Februari 2025 Terus Menanjak: Naik Lagi Rp7.000 per Gram, Simak Rinciannya

Di malam Nisfu Syaban, umumnya masyarakat di Indonesia mendatangi masjid maupun mushola untuk menunaikan sholat malam Nisfu Syaban sekaligus berdoa.

Doa masyhur yang dianjurkan dibaca di malam Nisfu Syaban adalah sebagai berikut:

اَللَّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَ لا يَمُنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا اْلجَلاَلِ وَ اْلاِكْرَامِ ياَ ذَا الطَّوْلِ وَ اْلاِنْعَامِ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ ظَهْرَ اللاَّجِيْنَ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ وَ اَمَانَ اْلخَائِفِيْنَ . اَللَّهُمَّ اِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِى عِنْدَكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَابِ شَقِيًّا اَوْ مَحْرُوْمًا اَوْ مَطْرُوْدًا اَوْ مُقْتَرًّا عَلَىَّ فِى الرِّزْقِ فَامْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَابِ شَقَاوَتِي وَ حِرْمَانِي وَ طَرْدِي وَ اِقْتَارَ رِزْقِي وَ اَثْبِتْنِىْ عِنْدَكَ فِي اُمِّ اْلكِتَابِ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَ قَوْلُكَ اْلحَقُّ فِى كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَ يُثْبِتُ وَ عِنْدَهُ اُمُّ اْلكِتَابِ. اِلهِيْ بِالتَّجَلِّى اْلاَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍ وَ يُبْرَمُ اِصْرِفْ عَنِّيْ مِنَ اْلبَلاَءِ مَا اَعْلَمُ وَ مَا لا اَعْلَمُ وَاَنْتَ عَلاَّمُ اْلغُيُوْبِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ . اَمِيْنَ

Allahumma yaa dzal manni walaa yumannu alaika yaa dzal jalaali wal ikraam, yaa dzath thauli wal in aam, laa ilaaha illaa anta, dhahrul laajiin, wa jaarul mustajiiriin, wa amaanul khaa ifiin, Allahumma in kunta katabta nii indaka fii ummil kitaabi syaqiyyan aw mahruuman aw mathruudan awa muqtarran alayya fir rizqi, famhullaa humma bi fadllika syaqaawatii wa hirmaani wa thardii waq titaari rizqii wa ats-bitnii indaka fii ummil kitaabi saiidan marzuuqan muwaffaqallil khairaat. Fa innaka qulta wa qauluka haqqu fii kitaabikal munazzali alaa nabiyyikal mursali, yamhul laahumaa yasyaa u wa yutsbitu wa indahuu ummul kitaab. Illahii bittajallil aadhami fii lailatin nishfi min syahri syabaanil mukarramil latii yurfaqu fiihaa kullu amrin hakim wa yubram, ishrif anni minal balaa I maa alamu wa maa laa alam wa anta allamul ghuyuubi birahmatika yaa arhamar raahimin.

Artinya: Ya Allah, Dzat Pemilik anugrah, bukan penerima anugrah. Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan. Wahai dzat yang memiliki kekuasaan dan kenikmatan. Tiada Tuhan selain Engkau: Engkaulah penolong para pengungsi, pelindung para pencari perlindungan, pemberi keamanan bagi yang ketakutan. Ya Allah, jika Engkau telah menulis aku di sisi-Mu di dalam Ummul Kitab sebagai orang yang celaka atau terhalang atau tertolak atau sempit rezeki, maka hapuskanlah, wahai Allah, dengan anugrah-Mu, dari Ummul Kitab akan celakaku, terhalangku, tertolakku dan kesempitanku dalam rezeki, dan tetapkanlah aku di sisi-Mu, dalam Ummul Kitab, sebagai orang yang beruntung, luas rezeki dan memperoleh taufik dalam melakukan kebajikan. Sunguh Engkau telah berfirman dan firman-Mu pasti benar, di dalam Kitab Suci-Mu yang telah Engkau turunkan dengan lisan nabi-Mu yang terutus: “Allah menghapus apa yang dikehendaki dan menetapkan apa yang dikehendaki-Nya dan di sisi Allah terdapat Ummul Kitab.” Wahai Tuhanku, demi keagungan yang tampak di malam pertengahan bulan Sya’ban nan mulia, saat dipisahkan (dijelaskan, dirinci) segala urusan yang ditetapkan dan yang dihapuskan, hapuskanlah dariku bencana, baik yang kuketahui maupun yang tidak kuketahui. Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi, demi Rahmat-Mu wahai Tuhan Yang Maha Mengasihi. Semoga Allah melimpahkan solawat dan salam kepada junjungan kami Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau.

Buya Yahya menjelaskan sholat sunnah bisa menjadi amalan yang dikerjakan di malam Nisfu Syaban. Ia mengungkapkan, shalat tersebut pernah ditulis oleh Imam Ghazali.

"Jadi yang mengamalkan sholat Nisfu Syaban itu, dia yang mengikuti Imam Gazali," terang Buya Yahya dilansir dari Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.

Namun, Buya Yahya melanjutkan bahwa terdapat beberapa ulama yang meneliti amalan sholat Nisfu Syaban menyatakan bahwa sholat ini sebenarnya tidak ada.

"Ulama kita telah meneliti amalan itu seperti Ibnu Hajar Al Haitami, yang diikuti oleh Syekh Zainuddin Al Malabary, beliau mengatakan sholat itu tidak ada," jelas Buya Yahya.

Meskipun ada sebagian ulama yang berbeda pendapat dengan Imam Ghazali akan tetapi bulan Syaban merupakan bulan baik.

Sehingga dengan banyaknya pendapat dari para ulama tidak seharusnya saling mencaci seseorang yang mengamalkan kebaikan di bulan tersebut.

Buya Yahya mengambil jalan tengah dari dua perbedaan dengan mengajak untuk mengubah niat ketika hendak melaksanakan amalan tersebut.

"Tidak mencaci orang yang mengamalkannya, tapi mengubah niatnya saja," ungkap Buya Yahya

Maka dalam menjalankan ibadah di bulan Syaban termasuk di malam Nisfu Syaban amalan-amalan misalnya sholat harus lebih giat lagi. Serta sampaikan hajat yang menjadi keinginan dan cita-cita kepada Allah dengan cara sholat dan berdoa.

"Hadirkan hajat Anda yang banyak, misalnya shalat Witir full 11 rakaat, yakni 10 plus satu, lalu sholat Awwabin enam rakaat, sholat Hajat, serta sholat Istikharah," papar Buya Yahya.

Buya Yahya mengimbau untuk melaksanakan sholat sunnah yang banyak ketika malam Nisfu Syaban sembari menghadirkan hajat yang ingin terkabul.

Dalam menyikapi sholat Nisfu Syaban tersebut, Buya Yahya mengatakan kebiasaan baik yang ada pada suatu kampung, janganlah dihilangkan, tetapi disempurnakan.

"Jangan sampai disebut bid'ah, tak boleh, sesat, ulama dulu tidak seperti itu, apalagi amalan sholat yang baik, bahkan perkumpulan kemungkaran tetap dibiarkan namun isinya diubah," imbuh Buya Yahya.

Selain sholat sunnah, Buya Yahya mengimbau untuk memperbanyak istighfar meminta ampun kepada Allah dan membaca doa di malam Nisfu Syaban.

"Dan doa yang panjang, Ibu/Bapaknya saudara-saudara termasuk orang yang kurang ajar pada kita sebut dalam doa agar kita tidak termasuk Musyahin," ujar Buya Yahya.

Sebagaimana sudah banyak diketahui malam Nisfu Syaban merupakan salah satu malam yang spesial di bulan Syaban.

Buya Yahya menjelaskan malam tersebut menjadi malam yang spesial, salah satunya adalah karena Allah akan mengampuni dosa semua makhluk-Nya.

Namun, ada dua golongan yang tidak akan diampuni dosanya oleh Allah, meskipun ia sudah memperbanyak istighfar.

"Allah membagi-bagikan pengampunan pada malam Nisfu Syaban kepada semua makhluk-Nya, kecuali doa orang yang tidak mendapat pengampunan dari Allah di malam Nisfu Syaban," ujar Buya Yahya.

Pada malam Nisfu Syaban, Allah SWT membagikan pengampunan pada seluruh makhluknya secara cuma-cuma.

Hal tersebut memang merupakan salah satu hal yang spesial di malam Nisfu Syaban

"Adapun spesial di malam Nisfu Syaban, memang ada di sana. Isyarat oleh baginda Nabi tentang kelebihan malam Nisfu Syaban," kata Buya Yahya.

Buya Yahya mengatakan bahwa setiap saat Allah melihat hamba-Nya. Namun, pada malam tersebut, Allah memberikan pandangan khusus kepada para hamba-Nya.

"Bagaimana pandangan Allah pada hamba-Nya? Ya pandangan khusus kepada seorang hamba yang berdosa, adalah dengan pengampunan. Hamba terkasih dengan tambahan rahmat dan berkah," ungkap Buya Yahya.

Jika seorang hamba tidak punya dosa, maka dipandang dengan rahmat, ditambahkan berkah di dalam hidupnya. Sedang jika seorang hamba memiliki dosa, maka Allah akan mengampuni dosa orang tersebut.

"Maka mari di malam Nisfu Syaban nanti kita meningkatkan istighfar kita, ibadah yang sangat luar biasa itu istighfar," imbau Buya Yahya.

Namun, ada dua golongan atau orang yang tidak akan diampuni oleh Allah SWT meskipun pada malam Nisfu Syaban, siapakah orang itu?

"Yaitu musyrik, orang yang menyekutukan Allah. Kemudian yang kedua dari ahli iman, orang yang mempunyai kebencian dan dendam serta permusuhan dengan saudara," kata Buya Yahya.

Untuk menghindari termasuk dalam dua golongan itu, hendaknya umat muslim dapat berdamai dengan Allah kemudian juga berdamai dengan keluarga, sanak, dan kerabat.

Buya Yahya juga mengimbau saat memasuki bulan Syaban, hati kita sudah bebas dari perasaan dendam dan sengketa kepada siapa pun.

"Kalau sudah begitu, berarti Anda sudah mendapatkan pengampunan dari Allah SWT dan alangkah indahnya pengampunan dari Allah," tukas Buya Yahya.

Jenis-jenis Sholat Sunnah di Malam Nisfu Syaban

Bagi Anda yang terbiasa melafadzkan niat sholat, berikut niat sholat sunnah selengkapnya:

1. Shalat Hajat

Shalat Hajat dilaksanakan dua rakaat hingga 12 rakaat, sebagaimana sholat-sholat yang lain. Adapun niatnya sebagai berikut:

أُصَلِّى سُنَّةَ الْحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

"Usholli sunnatal-haajati rak’ataini lillahi ta’ala."  

Artinya: “Aku niat sholat sunnah hajat dua rakaat karena Allah Ta'ala”.

2. Shalat Istikharah

أصلى سنة الإستخارة ركعتين لله تعالى

Ussholli sunnatan istikhoroti rak’ataini lillahi ta’ala

Artinya: Saya berniat sholat sunnah istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala

3. Shalat Witir

Niat Shalat Witir 1 Rakaat

صَلِّى سُنَّةَ الوِتْرِ رَكْعَةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَ

Usholli sunnatal witri rak'atan mustaqbilal qiblati adā'an lillāhi ta'ālā.

Artinya: "Aku niat shalat sunnat witir satu rakaat karena Allah Ta'ala."

(Banjarmasinpost.co.id)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved