HPN 2025

Kolaborasi dengan Platform Digital Jadi Kunci Keberlanjutan Media Massa    

Terungkap bahwa Kolaborasi antara platform digital dan perusahaan pers menjadi faktor kunci dalam menjaga keberlanjutan jurnalisme berkualitas

Penulis: Rifki Soelaiman | Editor: Irfani Rahman
Banjarmasinpost.co.id/Nurholis Huda
PUNCAK HPN 2025 - Suasana Momen Puncak HPN 2025, Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon hadir mewakili Presiden Prabowo. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Kolaborasi antara platform digital dan perusahaan pers menjadi faktor kunci dalam menjaga keberlanjutan jurnalisme berkualitas di era disrupsi teknologi. 

Hal ini menjadi salah satu sorotan utama dalam Summit Nasional Media Massa, yang merupakan bagian dari rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 2025 di Hotel Aria Barito, Banjarmasin, Sabtu (8/2/2025) kemarin. 

Dalam diskusi ini, Ketua Komite Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas (TJPDMJB), Suprapto, menegaskan bahwa Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 32 Tahun 2024 telah mengatur tanggung jawab platform digital dalam mendukung ekosistem media yang sehat.

“Belum semua perusahaan pers di Indonesia bekerja sama dengan platform digital, padahal ini sangat penting untuk keberlanjutan industri media,” ujar Suprapto.

Menurutnya, ada enam poin utama yang menjadi tanggung jawab platform digital, di antaranya tidak memfasilitasi penyebaran berita yang tidak sesuai dengan UU Pers, membantu memprioritaskan berita dari perusahaan pers, serta mendesain algoritma distribusi yang mendukung jurnalisme berkualitas.

“Kami terbuka kepada perusahaan pers yang merasa diperlakukan tidak adil oleh platform digital. Komite siap memfasilitasi dan mempertemukan mereka dengan platform yang bersangkutan,” tegasnya.

Selain membahas regulasi, diskusi ini juga menyoroti bagaimana media massa harus beradaptasi dengan kemajuan teknologi. 

Pemimpin Banjarmasin Post, M Royan Naimi, menyebut bahwa media tidak boleh hilang meskipun menghadapi berbagai tantangan zaman.

“Teknologi tak bisa kita lawan, tapi kita harus beradaptasi. Apapun bentuknya, media harus tetap hadir dan memberikan informasi yang kredibel,” ujarnya.

Sementara itu, Dahlan Iskan menyoroti perubahan pola konsumsi informasi, di mana masyarakat kini lebih tertarik pada konten yang bersifat personal dibandingkan kepentingan umum.

“Saat ini, orang tidak lagi membaca berita panjang akibat dampak media sosial. Jurnalisme harus menyesuaikan diri dengan perubahan ini,” ungkapnya.

Menurut Dahlan, tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana media bisa mendapatkan keuntungan dari platform digital, mengingat tren baru di mana banyak wartawan memilih mendirikan media sendiri dibanding bekerja di perusahaan pers.

“Jika media ingin bertahan, mereka harus menemukan cara untuk memonetisasi konten mereka melalui platform digital,” tambahnya.

(Banjarmasinpost.co.id/rifki soelaiman)
 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved