Gaji Lebih Besar dari Garnacho, 'Masalah Utama' Man Uniited Bisa Jadi Jesse Lingard Berikutnya

BANJARMASINPOST.CO.ID - Melihat seorang pemain muda muncul melalui sistem akademi hingga mampu membuktikan dirinya sebagai bintang di tim utama merupakan suatu kegembiraan bagi para pendukung Manchester United untuk menyaksikannya.

Angkatan '92 yang terkenal, termasuk orang-orang seperti David Beckham dan Paul Scholes, merupakan contoh hebat tentang kualitas yang dapat digali dari pemain muda.

Kobbie Mainoo, yang telah memulai 15 pertandingan di Liga Premier musim ini, adalah pemain terbaru yang muncul sebagai bintang di Old Trafford setelah melewati akademi.

Akan tetapi, hal itu tidak selalu berjalan dengan sempurna, terlepas dari bakat, dan mantan gelandang serang Manchester United Jesse Lingard akan memberi tahu Anda hal itu.

Baca juga: Penyesalan Man United Tolak Bintang Man City Rp327 M, Kini Dia Lebih Berharga dari Amad dan Bruno

Baca juga: Dibeli Man United Harga Mahal Tapi Cemerlang Usai Pindah Klub, 9 Pemain Besar Bersinar Saat Hengkang

Potensi Jesse Lingard yang belum terpenuhi

Pemain bintang Inggris ini tumbuh lewat akademi dan menjadi bintang tim utama United, setelah sempat dipinjamkan ke Birmingham, Brighton Derby, dan Leicester, serta tampil sebanyak 232 kali untuk tim senior.

Musim terbaik Lingard bersama United terjadi pada musim 2017/18. Bintang lini tengah itu mencetak delapan gol dan memberikan enam assist dalam 33 pertandingan Liga Primer musim itu.

Akan tetapi, Lingard tidak pernah mampu tampil maksimal dan hanya berhasil mencetak lima gol dan dua assist dalam 49 pertandingan Liga Primer berikutnya untuk klub tersebut selama dua setengah musim berikutnya sebelum dipinjamkan ke West Ham pada awal tahun 2021.

Lulusan akademi tersebut berhasil mencetak sembilan gol dan empat assist dalam 16 pertandingan liga untuk the Hammers, tetapi tidak pernah mendapatkan kembali performa tersebut di Old Trafford dan pergi dengan status bebas transfer pada musim panas 2022.

Man United mungkin kini memiliki Lingard lain dalam bentuk Marcus Rashford, yang tengah dalam perjalanan untuk mengikuti jejak mantan rekan setimnya.

Mengapa Marcus Rashford bisa menjadi Jesse Lingard 2.0

Seperti mantan gelandang Setan Merah, Rashford tumbuh melalui jajaran pemain muda dan muncul sebagai bintang di tim utama United sebagai penyerang yang menarik dan serba bisa.

Pemain internasional Inggris ini menjalani beberapa musim yang hebat di Old Trafford, mencetak gol dua digit dalam empat musim Liga Primer , termasuk mencetak 17 gol dan lima assist pada musim 2022/23.

Seperti Lingard, sekali lagi, Rashford gagal mencapai prestasi yang sama dalam 18 bulan berikutnya sejak pencapaian impresif itu. Ia hanya berhasil mencetak 11 gol dan tiga assist dalam 48 pertandingan liga sejak musim itu.

Setelah kalah 2-0 dari Arsenal di The Emirates awal musim ini, legenda Manchester United Roy Keane menggambarkan permainannya secara umum sebagai "mengejutkan" , yang menunjukkan seberapa buruk performa sang penyerang telah menurun dalam 18 bulan terakhir. Ia juga digambarkan sebagai " masalah besar " oleh penulis Liam Canning.

Pemain sayap itu kemudian dipinjamkan ke Aston Villa pada bulan Januari tahun ini dan United dilaporkan masih membayar £75 ribu per minggu dari gajinya sebesar £300 ribu per minggu , yang berarti ia menerima lebih banyak daripada Alejandro Garnacho ( £50 ribu per minggu ), meskipun tidak berada di klub saat ini.

Liga Primer (23/24 + 24/25)

Perbandingan Statistik: Garnacho vs Rashford

Statistik    Garnacho   vs  Rashford

• Penampilan    59    48
• Gol    10    11
• Peluang besar tercipta    9    10
• Assist    5    3

Statistik ini menunjukkan bahwa kedua pemain memiliki kontribusi yang cukup seimbang, dengan Rashford unggul sedikit dalam jumlah gol dan peluang besar, sementara Garnacho lebih banyak mencatat assist.

Statistik melalui Sofascore

Ada opsi senilai £40 juta bagi Villans untuk mempermanenkan kesepakatan itu di musim panas dan ini berarti Rashford secara resmi dapat menjadi Lingard 2.0 dengan membiarkan performanya anjlok sebelum dipinjamkan ke klub Liga Primer lain di pertengahan musim, sebelum pergi secara permanen.

Man United terlilit 'kewajiban' £714 juta

Ketika sebuah klub terlilit utang, berjuang melawan Aturan Keuntungan dan Keberlanjutan, serta memeras para penggemarnya, biasanya mereka setidaknya punya sesuatu yang bisa ditunjukkan di lapangan – tetapi tidak dengan Manchester United.

Pendekatan angkuh keluarga Glazer terhadap perekrutan dan retensi telah membuat mereka berada di posisi ke-13 dalam tabel Liga Premier dengan skuad termahal ketiga di divisi tersebut.

Tepat satu tahun yang lalu, pemilik Old Trafford yang tidak hadir melepaskan kendali strategis mereka, dan membiarkan Sir Jim Ratcliffe dan wakilnya Ineos membersihkan kekacauan mereka dan meraup £1,2 miliar dalam prosesnya.

Masa-masa keluarga Glazer di Manchester merupakan salah satu kisah tentang orang kaya raya yang menjadi miskin di dunia sepak bola.

Ketika mereka mulai membeli saham pada tahun 2003, United telah menjadi penghasil pendapatan tertinggi olahraga tersebut selama delapan tahun berturut-turut dan tidak memiliki utang.

Sekarang? Pendapatan United hampir tidak tumbuh selama setengah dekade. Mereka telah bertahan di antara posisi ke-4 dan ke-5 dalam hal turnover dan klub-klub yang lebih pintar mengejar ketertinggalan dengan cepat.

Mereka terlalu banyak berutang dan menghabiskan £30-40 juta hanya untuk bunga setiap musim, yang menjadi salah satu faktor – di samping musim terburuk mereka di Liga Primer – yang mengakibatkan kerugian melonjak hingga £114 juta pada tahun 2023-24.

Sementara itu, United telah menyimpan lebih dari £400 juta dalam bentuk dividen di rekening bank pemiliknya di seberang Atlantik sejak pembelian dengan leverage.

(Banjarmasinpost.co.id)