Borneo

Tak Ada Dokter di Pulau Maratua, Dua Warga Kehilangan Nyawa, Pj Gubernur Kaltim Sentil Bupati

Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik, menyoroti lemahnya peran pemerintah daerah dalam menangani krisis kesehatan di Maratua

Editor: Rahmadhani
wikimediacommons
KRISIS DOKTER - Ilustrasi dokter. Pulau Maratua, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) krisis tenaga kesehatan, karena tak ada dokter di sana. 

BANJARMASINPOST.CO.ID – Pulau Maratua, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) krisis tenaga kesehatan.

Hilangnya tenaga medis di Pulau Maratua, memperburuk layanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah perbatasan ini.

Tak ada dokter di Pulau Maratua. Warga yang jatuh sakit harus menempuh perjalanan laut selama 3,5 jam untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit terdekat.

Akibat keterbatasan ini, dua warga dilaporkan meninggal dunia karena tidak mampu menjangkau fasilitas kesehatan tepat waktu.

Menanggapi kondisi tersebut, Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik, menyoroti lemahnya peran pemerintah daerah dalam menangani krisis kesehatan di Maratua.

Baca juga: Beberapa Bangunan Bersertifikat, Pengerjaan Pelabuhan Empat Serangkai Kotabaru Gagal Dilaksanakan

Baca juga: Wali Siswa Madrasah Turut Terkejut, Polres Tala Masih Lakukan Pemeriksaan Kasus Pelajar Akhiri Hidup

Ia menegaskan bahwa pemda seharusnya bisa bekerja sama dengan sektor swasta atau menugaskan dokter pegawai negeri sipil (PNS) ke pulau tersebut.

"Tidak ada alasan sebenarnya bagi pemerintah daerah untuk tidak menunjang kebutuhan masyarakat, khususnya dalam hal kesehatan," ujar Akmal, Sabtu (15/2/2025).

Ia juga menyayangkan pemda yang terkesan abai terhadap kondisi di Maratua.

"Harusnya pemerintah itu turun langsung, lihat kondisi masyarakat. Sekarang mana? Enggak ada sama sekali. Pemda ini jangan cuma omon-omon aja," tegasnya.

Kekecewaan juga datang dari warga Maratua. Andi (56), salah satu warga, mempertanyakan peran Bupati Berau, Sri Juniarsih, yang dikenal sebagai salah satu pejabat terkaya di Kalimantan Timur.

"Bupati ini kan kaya, masa enggak bisa gaji dokter sama sekali? Kalau memang peduli dengan rakyat, mestinya mau lah dia kasih hartanya sedikit untuk masyarakat," ujar Andi, Minggu (16/2/2025).

Hingga saat ini, masyarakat masih menunggu langkah konkret dari pemerintah Kabupaten Berau dalam menyelesaikan polemik layanan kesehatan ini.

Namun, belum ada kebijakan tegas atau solusi alternatif yang ditawarkan untuk menghadirkan dokter di Pulau Maratua.

Berita ini sudah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved