Borneo
Tak Ada Dokter di Pulau Maratua, Dua Warga Kehilangan Nyawa, Pj Gubernur Kaltim Sentil Bupati
Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik, menyoroti lemahnya peran pemerintah daerah dalam menangani krisis kesehatan di Maratua
BANJARMASINPOST.CO.ID – Pulau Maratua, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) krisis tenaga kesehatan.
Hilangnya tenaga medis di Pulau Maratua, memperburuk layanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah perbatasan ini.
Tak ada dokter di Pulau Maratua. Warga yang jatuh sakit harus menempuh perjalanan laut selama 3,5 jam untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit terdekat.
Akibat keterbatasan ini, dua warga dilaporkan meninggal dunia karena tidak mampu menjangkau fasilitas kesehatan tepat waktu.
Menanggapi kondisi tersebut, Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik, menyoroti lemahnya peran pemerintah daerah dalam menangani krisis kesehatan di Maratua.
Baca juga: Beberapa Bangunan Bersertifikat, Pengerjaan Pelabuhan Empat Serangkai Kotabaru Gagal Dilaksanakan
Baca juga: Wali Siswa Madrasah Turut Terkejut, Polres Tala Masih Lakukan Pemeriksaan Kasus Pelajar Akhiri Hidup
Ia menegaskan bahwa pemda seharusnya bisa bekerja sama dengan sektor swasta atau menugaskan dokter pegawai negeri sipil (PNS) ke pulau tersebut.
"Tidak ada alasan sebenarnya bagi pemerintah daerah untuk tidak menunjang kebutuhan masyarakat, khususnya dalam hal kesehatan," ujar Akmal, Sabtu (15/2/2025).
Ia juga menyayangkan pemda yang terkesan abai terhadap kondisi di Maratua.
"Harusnya pemerintah itu turun langsung, lihat kondisi masyarakat. Sekarang mana? Enggak ada sama sekali. Pemda ini jangan cuma omon-omon aja," tegasnya.
Kekecewaan juga datang dari warga Maratua. Andi (56), salah satu warga, mempertanyakan peran Bupati Berau, Sri Juniarsih, yang dikenal sebagai salah satu pejabat terkaya di Kalimantan Timur.
"Bupati ini kan kaya, masa enggak bisa gaji dokter sama sekali? Kalau memang peduli dengan rakyat, mestinya mau lah dia kasih hartanya sedikit untuk masyarakat," ujar Andi, Minggu (16/2/2025).
Hingga saat ini, masyarakat masih menunggu langkah konkret dari pemerintah Kabupaten Berau dalam menyelesaikan polemik layanan kesehatan ini.
Namun, belum ada kebijakan tegas atau solusi alternatif yang ditawarkan untuk menghadirkan dokter di Pulau Maratua.
Berita ini sudah tayang di Kompas.com
Ketika Telinga Panjang Ditinggalkan Anak Dayak, Lubangi Telinga bak Anak Punk |
![]() |
---|
Banjir Landa 4 Kabupaten Kalteng, Sungai Barito Terus Dipantau |
![]() |
---|
Merajut Harapan di Sekolah Rakyat Samarinda, Eri Senang Cucu Semata Wayang Masuk SMA |
![]() |
---|
Geger Kebakaran di Belakang Samsat Balikpapan, Brimob Polda Kaltim Gerak Cepat Lakukan Pemadaman |
![]() |
---|
Cerita Ratu Tembiluk dari Tana Tidung, Norlela Ingin Keliling Kenalkan Budaya Kaltara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.