Intip Rumah Aipda Petrus yang Tewas Ditembak Saat Gerebek Sabung Ayam, Jawab Isu Setoran Rp10 Juta

BANJARMASINPOST.CO.ID - Seperti ini rumah Aipda (anumerta) Petrus Apriyanto, anggota Polsek Negara Batin yang ditembak saat menggerebek arena sabung ayam di Way Kanan, Lampung.

Sang polisi itu diketahui tewas tertembak oleh anggota TNI Kopda Basarsyah.

Sayangnya, Petrus malah dituduh menerima setoran dari arena judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung.

Meski begitu, tuduhan tersebut justru bertolak belakang dengan kondisi rumahnya.

Aipda Petrus Apriyanto menjadi korban penembakan tragis oleh Kopda Basarsyah.

Baca juga: Intip Rumah Kapolsek Negara Batin yang Tewas Saat Gerebek Sabung Ayam, Kondisi Jawab Isu Terima Uang

Baca juga: Misteri Kematian Wartawan Online Banjarbaru: 2 Kejanggalan, AJI Banjarmasin Duga Ada Unsur Kekerasan

Sabila anak Kapolsek Negara Batin AKP Anumerta Lusiyanto bercerita, setelah ayahnya terkepar ditembak, Petrus sempat memohon.

"Anggota bapak yang saya dengar pak Petrus setelah bapak saya sudah ditembak, dia memohon ke yang nembak 'sudah, sudah'. Dan pak Petrus ditembak dari jarak dekat, di matanya," kata Sabila.

Selain itu Petrus dan dua korban lainnya juga dituduh menerima setoran dari arena judi sabung ayam.

Anggota Biddokkes Polda Lampung Aipda Romi Indra Setiawan pun membantah tuduhan tersebut.

"Tudung nasi aja kosong, gak ada lauk," katanya seperti dikutip dari Instagram @mfachriarifin.

Menurutnya jika Petrus menerima setoran dari arena judi sabung ayam, mungkin hidupnya akan hedon.

"Kalau seminggu Rp 10 juta sudah hedon, punya mobil," katanya.

Sedangkan sampai dengan kini Petrus Apriyanto justru hidup dengan kesederhanaan.

Ia bahkan belum memiliki rumah.

Selama ini Petrus tinggal menumpang orang tuanya di Belitang, Kabupaten Oku Timur.

Dia juga tinggal di rumah mertuanya di Way Kanan selama tugas di Polsek Negara Batin.

"Iya, kecil sampai besar di sini, lahir di sini. Way Kanan tinggal di (rumah) mertua," ungkap Kakak Petrus, Christina Dwi Haryati.

Wakil Sementara (Ws.) Danpuspom TNI, Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Eka Wijaya Permana mengatakan isu setoran judi sabung ayam yang ramai di media sosial bukan menjadi prioritas penyidikan. 

"Kami belum fokus ke arah itu karena kami akan fokus kepada proses hukum ini," katanya.

Ia menegaskan tak akan mementingkan isu setoran tersebut. 

"Persoalan yang ramai di medsos itu biarkan dulu, beri ruang waktu kami bekerja dalam menyelesaikan persoalan ini. Kami tidak akan bermain, kami akan fokus hanya pada proses hukum yang kami tangani," katanya.

Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika juga sudah menanggapi terkait setoran judi sabung ayam.

"Jika kita meruntut lagi jejak digital, itu kan diawali dari media sosial, yang menyebutkan ada chat atau percakapan antara Kapolsek dengan Peltu Lubis," katanya.

Mualaf Empat Tahun Lalu

Petrus Apriyanto, polisi korban kopral TNI di arena sabung ayam ternyata seorang mualaf.

Dia memutuskan masuk Islam sebelum tewas ditembak Kopda Basarsyah di bagian mata pada Senin 17 Maret 2025 lalu.

Sejak menjadi mualaf, Petrus merasa hidupnya telah sempurna.

 Namun sejak ia meninggal, kini kondisi istrinya justru mengkhawatirkan.

Bahkan pengacara kondang Hotman Paris sampai menyoroti kondisi istri Petrus Apriyanto.

Petrus tewas saat berusaha menyelamatkan komandannya, Kapolsek Negara Batin Lusiyanto yang ditembak lebih dulu pada bagian dada.

Anak Lusiyanto, Sabila bercerita, ketika ayahnya sudah terkapar, Petrus sempat memohon agar tidak ditembak Kopda Basarsyah.

"Anggota bapak yang saya dengar, pak Petrus setelah bapak saya sudah ditembak, dia memohon ke yang nembak 'sudah, sudah'. Dan pak Petrus ditembak dari jarak dekat, di matanya," kata Sabila.

 Sabila bersama keluarga korban lainnya berusaha mencari keadilan.

Mereka sampai meminta bantuan Hotman Paris demi mendorong agar aparat segera menghukum Kopda Basarsyah.

Namun langkah istri Petrus justru terhenti.

Kata Hotman Paris, istri Petrus Apriyanto dicegat polisi saat hendak pergi ke Jakarta.

"Sangat disesalkan istri kapolsek dan istrinya pak Petrus sudah mau berangkat ke Jakarta ikut ke sini tapi dicegat di jalan oleh oknum polisi gak boleh datang ke sini," kata Hotman Paris.

Malahan menurutnya rumah Petrus Apriyanto sampai dijaga polisi.

Baca juga: KONDISI Rumah Petrus Polisi Korban Kopral TNI, Dituduh Terima Setoran Judi : Tudung Nasi Aja Kosong

"Bahkan rumahnya dijaga, kami gak ngerti untuk apa," kata Hotman Paris.

Aipda (anumerta) Petrus Apriyanto merupakan anggota Polsek Negara Batin.

Semasa hidupnya ia tinggal bersama orang tua di Belitang, Kabupaten Oku Timur.

Ia juga tinggal menumpang di rumah mertuanya di Way Kanan.

Meski keluarganya non muslim, namun rupanya Petrus dimakamkan secara muslim.

Kakak Petrus, Christina Dwi Haryati bercerita empat tahun lalu Petrus menjadi mualaf.

"Dimakamkan secara muslim, karena adik 4 tahun lalu izin dengan keluarga masuk mualaf," katanya.

Sebagai kakak, ia mengaku sama sekali tak memiliki firasat apapun tentang kejadian yang menimpa Petrus.

"Enggak (firasat)," katanya.

Namun sebelum terjadi penembakan di lokasi arena judi sabung ayam, Petrus sempat curhat pada dirinya.

"Cuma dia itu pulang sebelum hari rabu itu pulang, 'mbak hidupku sekarang sudah sempurna, sudah punya anak. Ku ingin anak pertamaku perempuan'. Ternyata perempuan," katanya.

(Banjarmasinpost.co.id/TribunnewsBogor.com)