Berita Viral

Tebas Kepala Ular Piton Raksasa yang Telan Ibunya, Pria Ini Tak Kuasa Tahan Tangis, Pakar Kuak Fakta

Tebas Kepala Ular Piton Raksasa yang Telah Menelan Ibunya, Pria Ini Tak Kuasa Tahan Tangis, Pakar Kuak Fakta Soal Hewan Pembunuh Tanpa Bisa Ini.

|
Editor: Murhan
freepik.com
ULAR PITON - Ilustrasi ular piton, foto dicapture 15 April 2025. Tebas Kepala Ular Piton Raksasa yang Telah Menelan Ibunya, Pria Ini Tak Kuasa Tahan Tangis, Pakar Kuak Fakta Soal Hewan Pembunuh Tanpa Bisa Ini. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Tragedi mengenaskan terjadi di Buton, Sulawesi Tenggara imbas perilaku Ular Piton 'Raksasa'.

Penyebabnya, satu ibu rumah tangga berinisial WS (55), warga Desa Winning, Kecamatan Pasarwajo, ditemukan tewas setelah dililit ular piton, Rabu (9/4/2025) malam.

Kejadian tragis ini pertama kali diketahui oleh anak kandung korban sendiri.

Diketahui, WS pergi ke kebun sejak Rabu pagi untuk beraktivitas seperti biasa. 

Sayangnya, hingga sore menjelang malam, korban tak kunjung kembali ke rumah. 
Hal tersebut membuat keluarganya cemas.

“Biasanya sudah pulang jam 4 atau jam 5 sore, ini sudah jam 6 belum pulang, makanya kita naik susul,” kata anak korban, S (34), saat ditemui di rumah duka, Jumat (11/4/2025).

Baca juga: Nenek Hingga Bocah SD Tewas Dimangsa Ular Piton, Ada yang Ditelan, Pakar Kuak Cara Lepaskan Lilitan

Baca juga: 8 Kuburan Keramat Ramai-ramai Dibongkar Warga, Peziarah Ternyata Kena Prank, Kades: Tak Ada Isinya 

S mengungkapkan, adiknya yang sebelumnya ikut ke kebun dengan sang ibu sempat menunggu, tetapi kemudian memutuskan pulang karena tak menemukan WS.

“Dia menunggu hanya karena tidak ketemu, dia pulang duluan. Dia kira baku salah jalan atau ibu balik duluan, ternyata sampai di sini tidak ada,” jelasnya.

Merasa khawatir, S dan adiknya kemudian mengajak tetangga untuk kembali menyusuri kebun.

Hingga akhirnya, mereka menemukan tubuh WS dalam kondisi mengenaskan—sudah tidak bernyawa dan dililit erat oleh seekor ular piton besar.

“Karena terkena senter, ularnya berjaga kembali, adik saya itu berteriak lalu memotong. Saya datang cepat-cepat mi bantu saya punya adek ini,” ujar S.

Dalam video amatir yang beredar, tampak tangis pecah saat anak korban memotong tubuh ular yang masih melilit ibunya.

Rasa takut seolah lenyap, tergantikan amarah dan duka mendalam.

“Bukan perasaan takut, tapi lebih ke marah karena melihat kita punya orangtua ini,” ucap S sambil menahan air mata.

Jenazah WS kemudian dievakuasi dan dimakamkan pada Kamis (10/4/2025), tak jauh dari rumah duka.

Kapolsek Pasarwajo, Iptu Hardin, membenarkan insiden tersebut. 

Ia mengatakan bahwa korban ditemukan dalam kondisi tubuh dililit ular piton, dengan kepala sudah berada di dalam mulut ular.

“Pada Rabu (9/4/2025), korban WS meninggalkan rumah untuk melakukan aktivitasnya berkebun. Hingga sore hari belum pulang ke rumah, akhirnya disusul oleh anaknya ke kebun,” jelas Iptu Hardin, Jumat (11/4/2025).

Saat pencarian pertama, anak korban hanya menemukan keranjang yang biasa digunakan ibunya di kebun. 

Ia lalu kembali ke kampung untuk meminta bantuan saudara dan tetangga.

Selanjutnya, pencarian dilakukan oleh LF, ME, dan LA. 

ULAR PITON MEMANGSA MANUSIA - Warga mengevakuasi jenazah Wa Siti, korban yang tewas dililit piton sepanjang 6,5 meter di Buton, Sulawesi Tenggara. Insiden ini kembali soroti potensi bahaya piton liar di kawasan hutan Sulawesi.
ULAR PITON MEMANGSA MANUSIA - Warga mengevakuasi jenazah Wa Siti, korban yang tewas dililit piton sepanjang 6,5 meter di Buton, Sulawesi Tenggara. Insiden ini kembali soroti potensi bahaya piton liar di kawasan hutan Sulawesi. (HO via Tribunmedan)

Ketiganya akhirnya menemukan tubuh WS dalam kondisi telah dililit ular piton.

“Tubuh korban tak berdaya, serta kepalanya telah berada di mulut ular tersebut yang bersiap untuk menelan. Hingga akhirnya kepala ular tersebut ditebas menggunakan parang milik anak korban,” tambah Hardin.

Setelah berhasil dilepaskan dari lilitan ular, jenazah WS dibawa pulang ke rumah untuk dimakamkan keesokan harinya.

Suasana duka masih menyelimuti rumah keluarga korban. 

Wajah-wajah pilu dan mata sembab tampak jelas di antara keluarga yang ditinggalkan.

Sang suami masih terlihat terpukul, beberapa kali menitikkan air mata ketika mengenang kepergian istrinya. 

Anak-anak korban pun tak kuasa menahan tangis, terlebih yang pertama kali menemukan sang ibu di lokasi kejadian.

“Masih seperti mimpi,” ucap salah satu anggota keluarga dengan suara parau.

Peristiwa ini mengundang perhatian masyarakat sekitar yang ikut membantu evakuasi.

Dalam rekaman video, tampak warga berkerumun di sekitar semak belukar tempat korban ditemukan, sementara seorang wanita menangis histeris melihat kondisi WS yang mengenakan baju kuning telah terbujur kaku.

Baca juga: Kisah Pawang Ular Taklukkan King Kobra 4 Meter Pakai Ayat Al Quran, Tangan Suharman Pernah Digigit 

Mengenal Ular Piton Si Pembunuh Tanpa Bisa

Ular piton, salah satu jenis ular terbesar di dunia, menjadi sorotan setelah beberapa laporan tentang kemunculan ular ini di area pemukiman.

Ular piton dikenal dengan kemampuannya membunuh mangsa tanpa bisa, berkat teknik unik yang digunakan untuk menaklukkan mangsanya.

Menurut Nia Kurniawan, pakar herpetofauna dari Universitas Brawijaya (UB), ada dua jenis ular piton yang umum ditemukan di Indonesia, yaitu Python molurus atau molu dan Python reticulatus, yang lebih dikenal sebagai sanca kembang.

"Ular piton yang panjangnya 4 meter saja itu harus diangkat sama 3 orang dewasa," kata Kurniawan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (10/4/2025).

Dari segi fisik, ular piton dapat memanjang hingga 7 meter dengan kepala yang lonjong.

Motif kulitnya yang unik, dengan warna coklat, hitam, hingga putih gading, berfungsi untuk berkamuflase dengan lingkungan sekitarnya.

Setiap dua hingga tiga bulan, piton mengalami moulting atau periode ganti kulit.

"Corak kulitnya yang menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitar juga menjadi salah satu trik ular piton untuk mengelabui mangsanya agar tidak menonjol," ujarnya.

Piton biasanya menyukai tempat-tempat hangat dan kering, seperti di atas pohon, dan dapat bertahan hidup hingga 20 tahun.

Saat musim kemarau, ular piton akan memulai masa kawin dan dapat menghasilkan sekitar 20 telur. Dari jumlah tersebut, sekitar 12 ekor yang bertahan hidup.

Kurniawan menjelaskan bahwa piton memiliki teknik unik untuk mendapatkan mangsanya.

Berbeda dengan jenis ular lainnya yang menyemprotkan bisa, piton membelitkan tubuhnya ke badan mangsa hingga kehabisan napas.

"Karena piton itu tubuhnya besar, jadi dia gak bisa mengejar mangsa. Trik yang dia gunakan adalah dengan naik ke tempat yang tinggi, lalu akan menjatuhkan tubuhnya ke atas badan mangsa dan mulai membelit," ujarnya.

Meskipun tidak memiliki bisa, piton memiliki 15 hingga 20 gigi kecil yang mengarah ke dalam.

Mangsa favorit piton termasuk anjing, babi hutan, dan sapi, yang memiliki ukuran 10 kali lipat lebih besar dibandingkan tubuhnya.

"Ular piton justru sebenarnya enggak begitu tertarik dengan tikus, katak, atau hewan pengerat lainnya," imbuhnya.

Setelah menyantap mangsanya, piton akan berpuasa selama kurang lebih satu bulan.

Kurniawan menegaskan bahwa manusia bukanlah target mangsa ular piton, dan kerusakan habitat asli piton menjadi salah satu faktor penyebab mereka berpindah ke area pemukiman.

"Kalau habitat aslinya sudah rusak, maka otomatis hewan yang menjadi mangsa mereka juga berkurang," pungkasnya.

Apabila menemukan ular piton di dalam rumah, Kurniawan menyarankan agar tidak dibunuh dan segera memanggil petugas berwenang untuk mengembalikannya ke habitat aslinya.

"Kalau dibunuh, maka akan menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem," tutupnya.

Baca juga: Penampakan Wajah Asli Lisa Mariana Sebelum Kenal Ridwan Kamil, Cantik Alami, Jerry: Belum Kena Oplas

Baca juga: Isi Chat Mesum Dokter Kandungan di Garut Terbongkar, Sejumlah Pasien Ungkap Dapat Pesan Tak Senonoh

Mencegah Piton Masuk Rumah

Dosen biologi Universitas Brawijaya (UB) menuturkan adanya perpindahan ular piton ke rumah penduduk, faktor terbesarnya disebabkan oleh ulah manusia sendiri.

Salah satunya, banyaknya pengalihan lahan hutan menjadi pemukiman.

“Kalau habitat aslinya sudah rusak, maka otomatis hewan yang menjadi mangsa mereka juga berkurang, sehingga piton juga harus mencari mangsa lain di area pemukiman,” ujarnya.

Penyebab lainnya, banyaknya hutan yang gundul yang menyebabkan kurangnya area peresapan air sehingga menyebabkan banjir saat musim penghujan.

“Ular piton sangat menyukai tempat yang kering dan hangat karena dia bernafas menggunakan paru-paru sehingga kalau habitat aslinya terendam banjir, maka dia akan berpindah,” tuturnya.

Selain itu, faktor lainnya karena ular piton selalu mengingat tempat dimana dia lahir.

Apabila tempat pertama menetas mulanya berupa hutan, lalu dialihfungsikan menjadi pemukiman, maka piton akan kembali bersinggah di area tersebut.

“Jadi mungkin rumah penduduk itu awalnya hutan atau perkebunan dan disitu juga tempat bertelurnya piton,” jelasnya.

“Sedangkan ular kan enggak tahu apakah itu rumah warga atau hutan, yang penting dia kembali kembali ke tempat dia dilahirkan,” lanjutnya.

Namun apabila menemukan ular piton di dalam rumah, ia menyarankan agar tidak dibunuh dan langsung memanggil petugas yang berwenang agar dikembalikan ke habitat aslinya.

“Kalau dibunuh, maka akan menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem. Jumlah anjing, tikus, babi hutan, dan hewan-hewan lain agar jumlahnya tidak terlalu banyak,” tutupnya.

(Banjarmasinpost.co.id/Kompas.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved