Nasional

Geger Tukang Pijat Lakukan Pengobatan Sesat, Ritual Gunduli Anak-anak dan Mandikan Pakai Air Cabai

anak-anak yang dijadikan media pengobatan tukang pijat itu digunduli tanpa membedakan jenis kelamin, mereka digunduli dan dimandikan Ari cabai

Editor: Rahmadhani
TribunGorontalo.com/Herjianto Tangahu
MUSYAWARAH -- Aparat desa bersama kepolisian dan TNI musyawarah dengan wanita paruh baya yang disebut-sebut sebagai dukun sesat (paling kiri), Kamis (17/4/2025). 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Warga di di Desa Ilotidea, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo digegerkan dengan terbongkarnya praktik pengobatan yang diduga sesat.

Praktik pengobatan yang dijalankan seorang perempuan paruh baya berinisial M itu awalnya diviralkan seorang pengguna media sosial Facebook pada Rabu (16/4/2025).

Perempuan paruh baya berinisial M itu selama ini dikenal sebagai tukang pijat tradisional di daerah tersebut.

Ritual pengobatannya dinilai tak lazim karena melibatkan anak-anak. Berikut ini lima fakta penting yang perlu diketahui dari kasus ini:

1. Anak-anak Dijadikan Media Pengobatan dengan Ritual Janggal

Praktik pengobatan ini menjadi sorotan lantaran dinilai tidak wajar dan bahkan mengarah ke tindakan yang membahayakan.

Alih-alih mengobati pasien secara langsung, pelaku justru menjadikan anak-anak pasien sebagai media pengobatan. 

"Memang benar laporan itu tentang keberatan terhadap pengobatan yang sudah tidak wajar," kata Roberto Gustam Bobihoe, Kepala Desa Ilotidea, membenarkan informasi yang diterima.

Baca juga: Detik-detik Bocah Terlindas ATV di Pantai Batakan Baru Tanahlaut, Sang Ibu Langsung Histeris

Baca juga: Wajahnya Alami Luka Bakar, Ini Kondisi Sopir Taksi Online Tewas Diduga Dibegal di Bogor

Informasi yang diterima oleh Kepala Desa Ilotidea, Roberto Gustam Bobihoe, menyebutkan bahwa anak-anak yang dijadikan media itu digunduli tanpa membedakan jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan diperlakukan sama.

Proses pengobatan tidak hanya berhenti di situ. Ritual dilakukan pada malam hari dengan metode yang belum diketahui secara pasti.

Namun, warga menyaksikan bahwa keesokan paginya anak-anak tersebut dimandikan dengan air yang berisi cabai.

"Kami menemukan biji cabai dan bunga di sekitar rumah pelaku, tepat di samping loyang besar yang diduga digunakan untuk air ritual," tambah Roberto.

2. Pelaku Dikenal sebagai Tukang Pijat

Pelaku pengobatan diketahui adalah perempuan paruh baya yang merupakan warga asli Desa Ilotidea berinisial YM.

Dalam kesehariannya, ia dikenal sebagai tukang pijat tradisional dan selama ini tak menunjukkan tanda-tanda mencurigakan.

Namun, beberapa waktu belakangan, muncul informasi bahwa ia mulai melakukan praktik pengobatan yang dianggap menyimpang dan bahkan meresahkan warga.

"Sebenarnya pelaku merupakan tukang pijat tradisional, namun akhir-akhir ini terinformasi diduga telah melakukan pengobatan sesat," ungkap kades.

Meskipun tak ada kejelasan tentang penyakit apa saja yang diklaim bisa disembuhkan, warga merasa perlu bertindak setelah melihat langsung aktivitas yang melibatkan anak-anak dalam ritual tersebut.

3. Aparat Desa dan Kepolisian Segera Bertindak, Pelaku Dipanggil

Setelah menerima laporan dari warga dan Sekretaris Desa Ilotidea, pihak Subsektor Tilango langsung mengambil langkah cepat.

Kapolsubsektor, Ipda Erfin, memerintahkan anggotanya untuk mendatangi lokasi praktik pengobatan yang diduga ilegal tersebut. 

"Karena kondisi saat itu banyak masyarakat yang keberatan, makannya kami limpahkan ke Polsek Telaga," kata Ipda Erfin.

Saat aparat dan kepala desa datang ke lokasi, pelaku bersikap kooperatif dan menerima kedatangan mereka dengan terbuka.

Untuk mencegah terjadinya amuk massa karena suasana yang mulai memanas, pelaku langsung dibawa ke kantor Subsektor untuk dimintai keterangan, sebelum kemudian dilimpahkan ke Polsek Telaga guna penyelidikan lebih lanjut. 

Dalam proses ini, hadir pula Danpos Tilango, Mujiono, serta Kepala KUA Kecamatan Tilango. Kepala KUA bahkan mengaku terkejut dengan informasi yang berkembang dan menekankan pentingnya sosialisasi dan pengawasan agar praktik-praktik serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.

TKP - Rumah pengobatan menyimpang di Desa Ilotidea, Kabupaten Gorontalo. Hari ini Kamis 17 April 2025 rame-rame warga mendatangi warga.
TKP - Rumah pengobatan menyimpang di Desa Ilotidea, Kabupaten Gorontalo. Hari ini Kamis 17 April 2025 rame-rame warga mendatangi warga. (TribunGorontalo.com/Herjianto Tangahu)

4. Pasien Asal Kota Diusir dari Desa Usai Pengobatan

Selain pelaku, warga juga mengarahkan protes mereka kepada pasien yang diketahui tinggal di rumah pelaku bersama dua anaknya.

Pasien tersebut ternyata berasal dari Kelurahan Dungingi, Kota Gorontalo, dan selama beberapa waktu tinggal di rumah pelaku untuk menjalani pengobatan. 

Kedua anaknya yang ikut menginap sudah dalam kondisi kepala botak, seperti yang disebutkan dalam laporan awal warga.

Usai musyawarah antara warga, aparat desa, dan pelaku, pasien ini diminta untuk segera meninggalkan lokasi pengobatan tersebut.

"Ia (pasien) keluarga menggunakan motor dan membawa kedua anaknya," jelas salah satu warga. 

Pasien akhirnya meninggalkan rumah pelaku dengan mengendarai motor bersama anak-anaknya. Namun warga belum puas.

Beberapa dari mereka bahkan membuntuti dari belakang untuk memastikan pasien benar-benar pulang dan tidak kembali lagi ke desa.

5. Ketakutan Warga Meningkat, Anak-anak Takut Melewati Rumah Pelaku
Kekhawatiran warga makin meningkat terutama karena anak-anak sudah mulai merasa ketakutan melewati rumah pelaku.

Ferdi dan Rustin Singgili, pasangan suami istri warga Desa Ilotidea, menyampaikan keresahan mereka. Menurut mereka, rumah pelaku kini dianggap angker oleh anak-anak.

"Anak-anak saja pulang sekolah sudah takut lewat sini," kata Ferdi.

Kondisi ini makin rumit karena akses jalan di depan rumah pelaku adalah satu-satunya jalan aman yang bisa dilalui siswa.

Akses alternatif dianggap terlalu rawan, karena berpotensi membahayakan anak-anak, misalnya tertabrak kendaraan. 

"Anak kami bahkan merasa takut lewat jalan tersebut karena sering dipanggil oleh pelaku," ungkap Rustin.

Banjarmasinpost.co.id/Tribun Gorontalo

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved