Berita Viral
Lilit Tubuh Petugas Damkar, Ular Piton yang Muncul di Kolam Melawan, Mulutnya Terpaksa Dilakban
Lilit Tubuh Petugas Damkar, Ular Piton yang Muncul di Kolam Melawan Saat Dievekuasi, Mulutnya Terpaksa Dilakban.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Seekor ular piton sepanjang tiga meter dengan berat delapan kilogram muncul di kolam ikan milik warga.
Hal ini terjadi di Perumahan Griya Cipta Pesona, RT 153, Kelurahan Rawasari, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi, Kamis (17/4/2025).
Warga pun memanggil petugas pemadam kebakaran (Damkar) untuk menanganinya.
Proses evakuasi sempat berlangsung menegangkan karena ular tersebut melilit satu bagian tubuh yakni kaki salah satu petugas pemadam kebakaran.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkartan) Kota Jambi, Mustari Affandi mengatakan, tim yang terdiri dari enam personel menggunakan peralatan stick dan hook untuk menangkap ular, kemudian melakban mulutnya demi alasan keamanan.
“Evakuasi berlangsung cepat, tapi penuh risiko karena ular sempat melilit kaki personel kami,” ujar Mustari saat ditemui di Damkartan Kota Jambi, Jumat (18/4/2025).
Baca juga: Tebas Ular Piton Raksasa, Alamin Syok Lihat Anak Sapinya Mau Dimangsa, Pakar Ungkap Hewan Buas Ini
Ia menambahkan, beruntung rekan petugas segera bertindak sesuai prosedur sehingga proses penyelamatan berjalan lancar dan ular berhasil diamankan.
Menurut Mustari, evakuasi berlangsung selama 26 menit. Setelah berhasil ditangkap, ular kemudian dibawa keluar dari area permukiman untuk dilepasliarkan di lokasi yang lebih aman.
Pihaknya mengimbau warga untuk waspada terhadap kemunculan hewan liar, terutama jika tinggal di lingkungan yang dekat dengan semak, saluran air, atau kolam.
Masih soal ular piton, petugas Damkar mengevakuasi ular piton yang meneror pasar rakyat di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Pertama kali, ular sepanjang 3,5 meter tersebut ditemukan berkeliaran di pintu sisi barat Pasar Giring Bangkal, Desa Pangarangan, Kecamatan Kota, Jumat (18/4/2025).
"Awalnya dilaporkan oleh warga kepada kami bahwa ada ular di pintu masuk Pasar Bangkal," kata Sugianto, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Damkar Satpol PP Kabupaten Sumenep.
Dia menambahkan, beruntung ular yang dikenal memiliki lilitan kuat tersebut tidak sampai menyerang warga sebab aktivitas jual beli di pasar sudah berlangsung.
"Setelah mendapatkan laporan itu, anggota langsung mempersiapkan APD dan alat lain untuk mengevakuasi ular itu," ucap dia.
Petugas sempat kesulitan saat proses evakuasi ular piton tersebut sebab berat dan ukuran ular yang panjang menjadi sulit untuk dikendalikan.
"Sekitar satu jam, melakukan mapping dan merencanakan proses evakuasi, ular akhirnya berhasil diamankan," kata dia.
Damkar Sumenep menduga, teror ular di tempat umum di antaranya disebabkan oleh banyaknya alih fungsi lahan.
Di wilayah perkotaan, banyak area persawahan dan hutan kecil yang dialihfungsikan sebagai perumahan.
Hal itu menyebabkan perlintasan hewan melata menjadi sempit.
Cara Lepaskan Lilitan Piton
Ular piton, yang dikenal sebagai raja lilit, memiliki teknik berburu yang unik dan mematikan.
Berbeda dengan jenis ular lainnya yang menggunakan bisa untuk melumpuhkan mangsanya, piton membelitkan tubuhnya ke badan mangsa hingga kehabisan napas.
Lalu, bagaimana cara melepaskan diri dari lilitan ular piton?
Dokter hewan di Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Dr Boedi Setiawan MP drh, menjelaskan bahwa satu-satunya cara untuk terbebas dari lilitan piton adalah menggunakan senjata tajam.
"Senjata tajam itu mampu melukai ular piton dan membuat lilitannya meregang. Pada saat itulah bisa menyelamatkan diri," ungkap pria yang akrab disapa Cak Boeseth itu, Rabu (16/4/2025).
Setelah berhasil melepaskan diri, Cak Boeseth menyarankan agar korban segera dilarikan ke rumah sakit atau puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Ia juga mengingatkan agar tidak memasuki hutan sendirian dan mempersiapkan perlengkapan keselamatan, seperti topi penjelajah, P3K, serta senjata tajam untuk perlindungan diri.
"Selalu berhati-hati juga dengan keadaan sekitar," tambahnya.
Lebih lanjut, Cak Boeseth menjelaskan bahwa piton menggunakan teknik membelit untuk membunuh dan meremukkan tulang mangsanya sebelum memakannya.
Pada kesempatan berbeda, pakar herpetofauna Universitas Brawijaya (UB) Nia Kurniawan juga mengungkapkan hal serupa.
Ia menjelaskan bahwa piton akan melilitkan tubuhnya ke badan mangsa hingga kehabisan napas, memastikan jantung mangsa berhenti berdetak sebelum mulai memakan dari bagian kepala.
"Karena piton itu tubuhnya besar, jadi dia tidak bisa mengejar mangsa. Trik yang dia gunakan adalah dengan naik ke tempat yang tinggi, lalu akan menjatuhkan tubuhnya ke atas badan mangsa dan mulai membelit," ungkap Kurniawan.
Meskipun tidak memiliki bisa, piton memiliki 15 hingga 20 gigi kecil yang mengarah ke dalam, lebih banyak dibandingkan ular jenis lain.
Ketika piton mulai memakan mangsanya, ukuran kulitnya dapat melebar antara dua hingga tiga kali lipat dari ukuran tubuh aslinya.
Selain itu, di dalam tubuh piton terdapat organ Jacobson atau organ vomeronasal yang berfungsi untuk mendeteksi bau dan feromon.
"Jadi secara tidak langsung, piton dapat 'menghitung kalori' mangsanya dengan menandai panas tubuh mangsanya," kata Kurniawan.
Setelah menyantap mangsanya, piton akan berpuasa selama kurang lebih satu bulan sambil mencari tempat yang hangat dan kering.
Mangsa favorit piton meliputi anjing, babi hutan, dan sapi, yang memiliki ukuran sepuluh kali lipat lebih besar dibandingkan tubuhnya.
"Jadi ular piton justru tidak begitu tertarik dengan tikus, katak, atau hewan pengerat lainnya," terangnya.
Namun, manusia juga bisa menjadi sasaran piton saat ular tersebut merasa sangat kelaparan dan tidak ada mangsa lain.
Hal ini sering kali disebabkan oleh kerusakan habitat asli piton, yang memaksa mereka berpindah ke area pemukiman yang lebih kering dan hangat.
"Kalau habitat aslinya sudah rusak, maka otomatis hewan yang menjadi mangsa mereka juga berkurang," pungkasnya.
Jika menemukan ular piton di dalam rumah, Kurniawan menyarankan agar tidak membunuhnya dan segera menghubungi petugas berwenang untuk mengembalikannya ke habitat aslinya.
"Kalau dibunuh, maka akan menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem. Jumlah anjing, tikus, babi hutan, dan hewan lainnya agar tidak terlalu banyak," tutupnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Kompas.com)
Aksi Sejumlah Remaja Konvoi Bawa Sajam di Banjarmasin Terjadi Lagi, Pamer di Media Sosial |
![]() |
---|
Sikap Arie Warga Semarang yang Tutup Akses Jalan Warga Terkuak, Tetangga Keluhkan Bau Sampah |
![]() |
---|
Curhat Warga Soal Jalan Tatah Belayung Banjarmasin Rusak Parah Berkubang, Sorot Imbas Angkutan Berat |
![]() |
---|
Pemicu Jeka Saragih Nyaris Hajar Petugas Bandara, Petarung UFC Itu Tak Terima Dibentak Soal Merokok |
![]() |
---|
2 Orang Diduga Pasutri Nekat Mencuri di Minimarket Kawasan Banjarbaru, Terekam Sambil Gendong Bayi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.