Berita Banjarmasin

Tetap Berusaha di Usia Senja, Nurhayati Berharap Tanggui Tetap Lestari

Nurhayati mahir membuat tanggui sejak muda dan dengan pengalaman yang luas, ia dapat membuat tanggui dengan kualitas baik

Penulis: Dony Usman | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Dony Usman
PERAJIN TANGGUI - Nurhayati , perempuan lansia di Jalan Alalak Selatan RT 2, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin tengah menganyam daun nipah menjadi tanggui, Senin (19/5/2025). 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Di halaman rumah di tepi Jalan Alalak Selatan RT 2, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, seorang perempuan lanjut usia bernama Nurhayati tengah sibuk mengolah daun nipah menjadi tanggui

Tanggui adalah penutup kepala berbentuk hampir separuh bola, yang di Banjar biasanya digunakan petani.

Wajah Nurhayati yang keriput dan rambutnya yang mulai memutih tidak menyurutkan semangatnya untuk terus berusaha. Terik matahari tak membuatnya terganggu.

 Nurhayati bekerja dengan penuh semangat hingga tak menghiraukan sepeda motor yang lalu lalang di depannya.

Di sekitarnya, terlihat tumpukan ikatan daun nipah dan beberapa tanggui setengah jadi yang siap dirakit.

 “Itu pesanan orang yang sudah saya kerjakan,” kata Nurhayati sambil menunjuk tumpukan tanggui di teras rumah pada Sabtu (18/5/2025) siang.

Nurhayati mahir membuat tanggui sejak muda dan dengan pengalaman yang luas, ia dapat membuat tanggui dengan kualitas baik.

Proses pembuatan tanggui dimulai dengan mengumpulkan daun nipah, kemudian menjemur dan mengolahnya.

Daun nipah yang berkualitas tinggi menjadi pilihan untuk memastikan tanggui yang dihasilkan kuat dan tahan lama.

Setelah daun nipah diolah menjadi tanggui, Nurhayati memperoleh penghasilan yang lumayan untuk ukuran dirinya.

 “Rata-rata dalam sebulan bisa terjual 200 buah tanggui. Harga satu tangguinya Rp 2.000. Artinya sebulan dapat sekitar Rp 400 ribu,” tambahnya sambil tersenyum.

Namun, kondisi cuaca dapat menjadi kendala bagi Nurhayati. Hujan dapat memperlambat pengerjaan tanggui karena bahan tidak dapat dijemur dan kering dengan cepat. 

Selain itu, ketersediaan bahan baku yang semakin sulit berdampak pada harga bahan yang dibeli.  “Soalnya sekarang langka daun nipah ini,” ucapnya sambil menggelengkan kepala.

Meskipun demikian, nenek dua cucu ini tetap bersemangat dalam melakoni usaha ini, melestarikan kerajinan tradisional yang telah diwariskan secara turun-temurun. 

Dengan dedikasi dan ketekunannya, diharapkan kerajinan tanggui dapat terus berkembang dan menjadi bagian dari warisan budaya. (dony usman)
 
 
 
 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved