Itik Alabio HSU Mulai Sulit Dicari di Pasar Unggas, Ini Penyebabnya

BANJARMASINPOST.CO.ID, AMUNTAI - Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) dikenal dengan itik Alabio, maskot patung itik alabio juga menjadi simbol daerah di tengah kota. 

Namun tampaknya saat ini itik alabio cukup sulit dicari di pasar unggas terlebih jika ingin membeli dalam jumlah banyak. 

Gazali Rahman salah satu pedagang unggas di Banua Lima Kecamatan Amuntai Tengah mengatakan untuk itik alabio saat ini memang sulit dicari.

Kebanyakan itik dengan hasil kawin silang dengan mojosari, peking hingga entok. 

Baca juga: Sesi Latihan Atlet IBCA MMA Kabupaten Banjar, Angkat Ban Truk Demi Porprov 2025

Baca juga: Tiga Pemuda Asal HST Lolos di Ajang Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Provinsi

Rahman mengatakan untuk harga itik potong dan petelur saat ini di pasaran memang tergolong stabil. 

Untuk harga itik hasil kawin silang petelur diharga sekitar Rp 100 ribu sedangkan untuk itik potong dengan harga Rp 40 ribu perkilo. 

“Tapi kalau untuk itik alabio asli tanpa campuran saat ini sudah semakin sulit didapat, karena waktu pemeliharaannya lebih lama, untuk itik kawin silang lebih cepat besar,” ujarnya. 

Untuk penjualan unggas bagi para pedagang di Banua Lima biasanya selain pembeli langsung juga ada yang memesan sebelumnya. Sebagian sudah ada yang memiliki pelanggan tetap.

“Ada juga pedagang lain dari luar daerah yang datang untuk membeli unggas banyak kemudian dijual lagi ke daerahnya seperti Barabai atau Tanjung,” ungkapnya. (Banjarmasinpost.co.id/Reni Kurniawati).