Ekonomi dan Bisnis

Suplai Elpiji 3 Kg ke Pangkalan Dibatasi, Begini Penjelasan Hiswana Migas

Apa yang menyebabkan elpiji 3 kilogram langka dan harganya melonjak terjawab sudah. Setidaknya ada tiga penyebab permasalahan tersebut

Penulis: Salmah | Editor: Kamardi Fatih
DISKOMINFO TALA
Petugas dari pihak agen menyusun gas elpiji 3 kilogram. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Apa yang menyebabkan elpiji 3 kilogram langka dan harganya melonjak terjawab sudah. Setidaknya ada tiga penyebab permasalahan tersebut.

HM Irfani, Wakil Ketua Hiswana Migas Kalsel, menjelaskan, kondisi stok elpiji 3 kilogram ada 2.500 metrik ton. 

Jumlah tersebut cukup untuk kebutuhan satu minggu ke depan dan akan datang kapal untuk suplai selanjutnya.

"Harga juga tidak ada perubahan, Harga Eceran Tertinggi masih Rp 18.500. Namun ada kabar, di pasaran harganya Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu per tabung," ujarnya. 

Irfani yang juga Sekretaris DPD Hiswana Migas Kalimantan, memaparkan, di Banjarmasin ada 800 pangkalan dan 19 agen dengan suplai 20 ribu tabung. Sedangkan di Kalsel ada sebanyak 3.000 pangkalan dengan 100 agen yang disuplai 100 ribu tabung.

"Penyebab pertama, pada Mei ada tiga kali tanggal merah dan Juni ada dua kali tanggal merah. Ini tidak ada penyaluran untuk seluruh Kalimantan," jelasnya. 

Kedua, dalam dua minggu terakhir ini, juga ada aturan dari Ditjen Migas mengenai pembatasan suplai tabung ke pangkalan yang per hari hanya 200 tabung, sementara sebelumnya 250-300 tabung.

"Pembagian masih belum rapi, harapannya dalam beberapa minggu ke depan sudah bisa rapi," jelas Irfani.

Ketiga, libur anak sekolah berpengaruh pada peningkatan permintaan gas melon. Hal terkait dengan orangtua perlu biaya pendidikan anak sehingga anggaran rumah tangga dihemat. Sebelumnya memakai gas 5 kilogram berganti menjadi elpiji 3 kilogram. 

"Solusinya, Pertamina telah memberikan extra droping atau penambahan stok. Kemudian, pihak terkait juga sudah melakukan pengawasan dan tidak ditemukan penimbunan," jelas Irfani.

Tim itu terdiri Pemko Banjarmasin, Dinas Perdagangan, Satpol PP, Pertamina dan Hiswana Migas sudah mengawasi dan penyaluran sudah sesuai aturan.

Solusi penting, diharapkan agar masyarakat mampu tidak usah membeli elpiji 3 kilogram karena diperuntkkan untuk rakyat miskin.

"Masyarakat mampu yang penghasilannya sesuai UMR atau di atas Rp 3,6 juta, belilah elpiji 5 kilogram," katanya. 

Disampaikan pula, dalam hal pengendalian penyaluran, bahkan Pertamina juga rencananya tidak lagi menggunakan KTP sebagai data penerima.

"Ke depan akan digunakan Kartu Keluarga, sehingga satu KK hanya dapat jatah 4 tabung per bulan. Ini nantinya akan lebih ketat sehingga tepat sasaran," katanya. (Banjarmasinpost.co.id/Salmah Saurin) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved