Berita Ekonomi

Pemberlakuan Tarif Impor 32 Persen, Apindo Kalsel: Harga Produk Indonesia di AS Akan Semakin Mahal

Amerika Serikat (AS) akan memberlakukan tarif impor sebesar 32 persen terhadap produk asal Indonesia mulai 1 Agustus 2025. 

Penulis: Salmah | Editor: Edi Nugroho
Pelindo III untuk Banjarmasinpost.co.id
Ilustrasi: Gerbang Terminal Peti Kemas Banjarmasin. Pemberlakuan Tarif Impor 32 Persen, Apindo Kalsel: Harga Produk Indonesia di AS Akan Semakin Mahal. (arsip 2025). 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Amerika Serikat (AS) akan memberlakukan tarif impor sebesar 32 persen terhadap produk asal Indonesia mulai 1 Agustus 2025. Keputusan Presiden Donald Trump ini berpotensi memengaruhi kinerja ekspor sejumlah daerah, termasuk Kalimantan Selatan.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel, AS menjadi salah satu dari lima negara tujuan ekspor terbesar Kalsel. Empat lainnya adalah Cina, India, Malaysia dan Korea Selatan.

Untuk ekspor pada Maret 2025, Cina menduduki peringkat pertama dengan nilai 256,80 juta dolar AS (32,09 persen), India 136,32 juta dolar AS (17,04 persen), Malaysia 78,66 juta dolar AS (9,83 persen), Korea Selatan 69,33 juta dolar (8,66 persen) dan AS 47,78 juta dolar AS (5,97 persen).

Ada pun lima komoditas ekspor terbesar Kalsel pada Maret 2025 antara lain bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewani/nabati, kayu dan barang dari kayu, karet dan barang dari karet dan berbagai produk kimia.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kalsel Winardi Sethiono mengungkapkan tindakan pemerintah AS menaikkan tarif impor tentu akan sangat berdampak terhadap ekspor Indonesia. Harga produk Indonesia di AS akan semakin mahal. Ini tentunya menurunkan daya saing. 

“Terutama bagi pengusaha padat karya seperti alas kaki macam sepatu dan sandal juga pelaku usaha garmen, toys dan furniture,” katanya.

Sedang untuk Kalsel, dia menilai tidak terlalu berdampak. “Untuk Kalsel hampir tidak dirasakan dampaknya, karena lebih banyak pelaku usaha pertambangan,” ungkap Winardi.

Menurutnya, Apindo sudah mendorong pemerintah pusat untuk bernegosiasi bilateral dengan AS serta memberikan masukan untuk menyikapi kenaikan tarif tersebut.

 “Satu-satunya jalan bagi pengusaha Indonesia adalah lebih banyak melakukan pendekatan dan memperkuat perdagangan ASEAN seperti Vietnam serta Cina,” sarannya.

Sementara ini nilai ekspor dan impor Kalsel mengalami peningkatan dalam sebulan terakhir. Hal ini terekam dalam data BPS Kalsel. Neraca perdagangan Kalsel pada Mei 2025 mengalami surplus 664,45 juta dolar AS.(dea/kontan/kompas)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved