BFocus Urban Life
Dilematis Munculnya AI bagi Dunia Akademik, Mahasiswa Jadi Tak Mampu Menganalisa
Meski menjadi solusi praktis, sebagian menilai penggunaan AI dalam penulisan merupakan kegiatan yang kurang etis dan jauh dari kreatif.
Penulis: Saiful Rahman | Editor: Budi Arif Rahman Hakim
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan semakin berkembang.
Kehadirannya bahkan diminati oleh sebagian kalangan termasuk mahasiswa sebagai alat bantu dalam menyusun tiap tugas karya ilmiah.
Belum lama berita tentang joki skripsi yang sempat viral, kini dunia akademis dihadapkan kembali oleh pesatnya perkembangan AI. Teknologi ini dinilai mampu mempercepat proses penulisan dan meningkatkan akurasi, mulai dari pencarian referensi hingga perbaikan struktur kalimat.
“Ini alat bantu sih untuk menghemat waktu," ujar Nu, mahasiswa salah satu kampus di Banjarmasin.
Meski menjadi solusi praktis, sebagian menilai penggunaan AI dalam penulisan merupakan kegiatan yang kurang etis dan jauh dari kreatif.
"Saya tidak pernah menggunakan apa itu yang namanya chatgpt. Kerjain sendiri lah masa robot yang ngerjain," ucap Rahman, alumni Fakultas Syariah UIN Antasari
Baca juga: UMKM Kalsel: Kulit Mangrove Pun Jadi Peluang Investasi Untuk Pewarna Alami Sasirangan
Beberapa dari mereka menyadari pentingnya menjaga orisinalitas, dengan tidak sepenuhnya menyerahkan isi tulisan kepada AI.
"Soalnya AI itu ga sepenuhnya bener. Kadang ada yang typo, jadi kita yang membenahinya. AI itu cuma buat pembantu saja, sisanya kita yang kerjakan," kata Pratama, seorang mahasiswa pascasarjana
Tren ini memicu diskusi baru di kalangan akademik mengenai batasan dan literasi penggunaan AI.
"Gaya penulisan orang itu berbeda-beda, dan bisa diketahui apakah yang tulis benar tulisan miliknya atau milik orang lain atau bahkan AI," terang Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazdhab UIN Antasari, Miftah Farid SHI MHI.
Penggunaan AI yang dilakukan oleh sebagian mahasiswa, dinilai kerap kali menimbulkan permasalahan, dimulai dari ketidakpemahaman, ketidakmampuan menganalisa objek, dan seringnya keluar dari pembahasan akibat narasi yang terlalu kaku oleh hasil AI.
"Sangat bisa diketahui, dengan melihat karakter si penulis. Karena karakter khas penulisan mengikuti karakter si penulisnya, kalau dia orangnya serius umumnya karakter tulisannya juga seperti itu," terang Miftah yang biasa membimbing tugas skripsi mahasiswa.
Meskipun demikian teknologi ini tak mampu dibendung, melihat perkembangannya yang begitu pesat.
Mahasiswa kini terbagi tiga, mereka yang tetap bersungguh-sungguh menulis tugasnya secara mandiri, mereka yang menggunakan jasa joki skripsi, dan kini ditambah mereka yang menggunakan robot AI.
Bisa Membuat Malas
| Program CSR Pertamina Patra Niaga Wujudkan SMPN 11 Banjarbaru Ramah Lingkungan dan Inklusif |
|
|---|
| Sekolah Rakyat Beri Harapan Keluarga Tidak Mampu di Kalsel, Siswa Dapat Pendidikan Karakter |
|
|---|
| Tercatat 90 Kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Banjarmasin, Kasus Seksual Dominan |
|
|---|
| Petani Banjar Dapat Dukungan BI Kembangkan Bawang Merah untuk Jaga Stabilitas Harga |
|
|---|
| Dua Sekolah di Kalsel Dilaporkan ke Ombudsman karena Diduga Menahan Ijazah Siswa |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.