Berita Banjarmasin

KKN ULM Angkat Kearifan Lokal Desa Adat Meratus, Mahasiswa Belajar dari Masyarakat

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) tahun ini. para mahasiswa belajarke arifan lokal

Foto Tim KKN ULM untuk Bpost
MAHASISWA ULM KKN - stSebanyak 135 mahasiswa ULM diterjunkan ke dua kecamatan di Kabupaten Balangan untuk mendalami potensi, nilai-nilai budaya, dan praktik kehidupan berkelanjutan masyarakat adat. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Kearifan lokal desa adat di Pegunungan Meratus menjadi fokus utama pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) tahun ini.

Sebanyak 135 mahasiswa diterjunkan ke dua kecamatan di Kabupaten Balangan untuk mendalami potensi, nilai-nilai budaya, dan praktik kehidupan berkelanjutan masyarakat adat.

Dengan tema “Mengangkat Potensi dan Peran Desa Adat dalam Menjaga Kehidupan Berkelanjutan di Kawasan Meratus,” KKN ini mendorong mahasiswa tidak hanya terlibat dalam pengabdian sosial, tetapi juga menjadi bagian dari pelestarian identitas lokal.

“Balangan punya kekayaan budaya dan sosial yang luar biasa, namun belum tergali secara maksimal. Mahasiswa kami diharapkan jadi jembatan untuk mendokumentasikan, belajar, dan ikut menjaga nilai-nilai lokal itu,” kata Koordinator KKN ULM, Sri Hidayah, baru-baru tadi.

Baca juga: Buka 652 Lowongan, Job Fair Tanah Bumbu Siap Serap Pekerja

Baca juga: Lowongan Kerja Terbaru PT Adaro Energy, Terbuka Bagi Lulusan S1,Penempatan Kalsel dan Sumsel

Sebagai bentuk penghormatan budaya, dilakukan penyerahan simbolis kepada perwakilan mahasiswa berupa atribut khas Dayak, seperti mandau, anjat, lawung, dan butah.

Atribut ini bukan hanya simbol penyambutan, tapi juga penanda bahwa mahasiswa kini menjadi bagian dari masyarakat adat selama dua bulan ke depan.

Mahasiswa akan tinggal bersama warga di 13 desa, tersebar di Kecamatan Tebing Tinggi dan Halong.

Mereka ditugaskan menyusun dan menjalankan program berbasis potensi lokal, mulai dari pengolahan hasil alam, edukasi lingkungan, hingga penguatan tradisi masyarakat pegunungan.

Interaksi antara mahasiswa dan warga pun mulai terjalin sejak hari pertama. Seperti di salah satu desa, Lita seorang mahasiswi peserta KKN, langsung membantu-ibu membuat lamang.

“Ibu, handak meolah lamang kah? Bolrh lah ulun bantui,” ujarnya sambil sigap menggulung lengan baju.

Aktivitas harian bersama warga menjadi pendekatan utama. Melalui pengalaman langsung, mahasiswa tidak hanya mengabdi, tetapi juga belajar memahami nilai hidup masyarakat adat yang selama ini menjaga hubungan harmonis dengan alam.

(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Syaiful Riki)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved