Religi
Amalan Rebo Wekasan di Bulan Safar, Ustadz Khalid Basalamah Urai Ibadah Sesuai Tuntunan Nabi SAW
Amalan Rebo Wekasan atau Arba Mustamir diyakini mencegah bala di Rabu terakhir bulan Safar, Ustadz Khalid Basalamah beri pemaparan terkait hal ini.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Amalan Rebo Wekasan menjadi tradisi dan diyakini oleh sebagian masyarakat Indonesia dan dilaksanakan di berbagai daerah.
Amalan Rebo Wekasan atau Arba Mustamir diyakini mencegah bala di Rabu terakhir bulan Safar, Ustadz Khalid Basalamah beri pemaparan terkait hal ini.
Tradisi ini pertama kali dilaksanakan pada masa Wali Songo.
Saat itu, terdapat ulama di Indonesia yang menyebutkan pada saat bulan Safar, Allah akan menurunkan lebih dari 500 macam penyakit.
Sebagai langkah antisipasi, masyarakat berusaha untuk memperbanyak ibadah dan berdoa.
Baca juga: Manchester City Sepakat Membayar Target Lebih Dari Rodri dan Phil Foden, Gaji Tertinggi Sudah Deal
Baca juga: Huni Rumah Reyot, Warga Panggungbaru Tanahlaut Ini Tinggalnya Tak Menetap
Hal ini dimaksudkan agar orang-orang dapat terhindar dari penyakit, musibah, hingga malapetaka yang mungkin terjadi.
Tradisi inilah yang kemudian disebut sebagai Rebo Wekasan, karena biasanya terjadi pada saat Rabu Terakhir di bulan Safar dalam kalender Islam.
Tradisi Rebo Wekasan ini mulai muncul di abad 17-an, dan mulai dilaksanakan di beberapa daerah di Indonesia seperti Aceh, Sumatera, Jawa, Kalimantan hingga Maluku.
Tradisi Rebo Wekasan di Aceh
Melansir dari kompas.com, Rebo Wekasan di Aceh ini dikenal dengan istilah Makmegang.
Ritual Rebo Wekasan di Aceh atau Makmegang ini dilaksanakan di tepi pantai.
Masyarakat akan berdoa bersama, dengan dipimpin oleh seorang Tengku dan diikuti oleh tokoh agama dan berbagai elemen masyarakat Aceh.
Tradisi Rebo Wekasan di Jawa
Hampir sama dengan di wilayah lainnya, di Jawa tradisi Rebo Wekasan ini juga dilaksanakan oleh masyarakat yang mempercayainya.
Rebo Wekasan di Jawa juga dilakukan di pinggir pantai oleh masyarakat.
Mereka akan memanjatkan doa-doa dengan cara dan kepercayaan mereka masing-masing.
Tradisi Rebo Wekasan di Tasikmalaya dan Banten
Di Tasikmalaya dan Banten, traidisi Rebo Wekasan ini juga dipercayai oleh sebagian besar masyarakat.
Mereka yang percaya dengan tradisi ini akan melaksanakan tradisi dan melakukan shalat khusus pada pagi hari di Rabu Terakhir pada bulan Saffar.
Jadi tradisi Rebo Wekasan di Tasikmalaya dan Banten akan dilaksanakan sesuai kepercayaan mereka masing-masing.
Tradisi Rebo Wekasan di Bantul
Tradisi Rebo Wekasan juga banyak dilaksanakan oleh masyarakat yang tinggal di Bantul, tepatnya wilayah Wonokromo.
Mereka akan melaksanakan Rebo Wekasan dengan tradisi khusus seperti membuat lemper raksasa.
Nantinya lemper ini akan dibagikan kepada warga yang menghadiri acara Rebo Wekasan ini.
Tradisi Rebo Wekasan di Banyuwangi
Hampir sama dengan daerah lain, warga Banyuwangi juga melaksanakan tradisi Rebo Wekasan di pinggir pantai.
Biasanya mereka melakukan ritual pembacaan doa dan petik laut di Pantai Waru Doyong.
Tak hanya itu, warga Banyuwangi juga akan melaksanakan tradisi makan nasi yang dibuat secara khurus di pinggir jalan.
Tradisi Rebo Wekasan di Kalimantan
Sementara untuk tradisi Rebo Wekasan di daerah Kalimantan, biasanya dilaksanakan dengan melakukan shalat shunnah dan pembacaan doa.
Masyarakat Kalimantan yang percaya dengan Rebo Wekasan akan membaca doa-doa tolak bala.
Tak hanya itu, masyarakat Kalimantan juga akan melaksanakan acara selamatan di kampungnya masing-masing dan menghindari bepergian jauh terlebih dahulu.
Mereka juga mempercayai unuk tidak mandi hingga Saffar, yang dimaksudkan untuk membuang kesialan yang mungkin terjadi.
Sebagian masyarakat Indonesia yang percaya dengan Rebo Wekasan akan melaksanakan tradisi dan menghindari pantangan-pantangannya.
Pendakwah Ustadz Khalid Basalamah menegaskan bulan Safar bukanlah bulan sial, seperti anggapan yang beredar di kala bulan Safar tiba.
"Semua yang terjadi adalah dari Allah dan sudah ditentukan oleh Allah yang Maha Kuasa," tutur Ustadz Khalid Basalamah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ عَدْوَى ، وَلاَ طِيَرَةَ ، وَلاَ هَامَةَ ، وَلاَ صَفَرَ
“Tidak dibenarkan menganggap penyakit menular dengan sendirinya (tanpa ketentuan Allah), tidak dibenarkan beranggapan sial, tidak dibenarkan pula beranggapan nasib malang karena tempat, juga tidak dibenarkan beranggapan sial di bulan Shafar” (HR. Bukhari no. 5757 dan Muslim no. 2220).
"Bulan Safar adalah bulan dalam kalender Hijriyah, yaitu bulan kedua setelah Muharram, orang-orang jahiliyah beranggapan bulan ini membawa nasib sial atau tidak menguntungkan," terang Ustadz Khalid Basalamah.
Hal tersebut tidak benar, sebab tidak ada pernyataan dari Rasulullah SAW mengenai hal tersebut.
Termasuk dalam anggapan semacam ini hari Rabu mendatangkan sial, mendatangkan musibah, dan lainnya. Keyakinan semacam ini termasuk thiyaroh yang dilarang dalam Islam.
Sebab itu Ustadz Khalid Basalamah menganjurkan amalan sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW, tak hanya bisa dikerjakan di bulan Safar, namun juga bulan-bulan lainnya, yaitu sholat malam bagi umat muslim.
Walaupun sholat malam hukumnya tak wajib, Ustadz Khalid Basalamah mengimbau supaya tidak menganggap remeh ibadah sunnah.
Diungkapkan Ustadz Khalid Basalamah, rahasia pentingnya amal sunnah di antaranya sholat malam konsisten dikerjakan, Allah akan memberi balasan pahala luar biasa.
Bertepatan saat ini memasuki akhir bulan Safar 1447 Hijriyah, umat Islam dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk qiyamul lail, sebagaimana berlaku di bulan-bulan lainnya.
Sholat malam atau qiyamul lail adalah sholat yang ditegakkan di malam hari, di antaranya ada sholat Tarawih di bulan Ramadhan, sholat Tahajud, sholat Witir, dan sholat lainnya.
Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan hal keliru dari anggapan orang-orang yang menyatakan sholat malam hukumnya hanya sunnah.
"Kalimat yang mengatakan itu hanya sunnah sebaiknya dihindari, secara dzohirnya benar namun secara hakikinya menjauhkan kita dari ibadah," terang Ustadz Khalid Basalamah dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube
Khalid Basalamah Official.
Ustadz Khalid Basalamah pun mengimbau agar waspada dengan anggapan yang menyepelekan ibadah sunnah, sebab hal itu cenderung bermakna tak berniat mengerjakannya.
Dalam syariat Islam, amal sunnah bermanfaat membantu amal wajib, sebab itulah dianjurkan bagi kaum muslimin.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإنْ صَلُحَتْ، فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإنْ فَسَدَتْ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيْضَتِهِ شَيْءٌ، قَالَ الرَّبُ – عَزَّ وَجَلَّ – : اُنْظُرُوْا هَلْ لِعَبْدِيْ مِنْ تَطَوُّعٍ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيْضَةِ ؟ ثُمَّ تَكُوْنُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا.
(رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ)
Artinya: “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman: ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi)
"Berarti fungsi sunnah disini membantu amal wajib, sebagaimana dipaparkan dalam hadits qudsi," jelas Ustadz Khalid Basalamah.
Orang yang menunaikan hal-hal yang wajib dengan sempurna berarti ia mencintai Allâh Azza wa Jalla . Sedangkan orang yang masih menambahnya dengan amalan-amalan sunnah akan dicintai Allah SWT seperti yang tertulis pada hadits berikut:
وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيهِ ، وَمَا يَزالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ، فَإِذَا أحْبَبْتُهُ ، كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ ، ويَدَهُ الَّتي يَبْطِشُ بِهَا ، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإنْ سَألَنِي أعْطَيْتُهُ ، وَلَئِن اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ
Artinya: Dan tidaklah seorang hamba mendekat kepada-Ku; yang lebih aku cintai daripada apa-apa yang telah Aku fardhukan kepadanya. Hamba-Ku terus-menerus mendekat kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku pun mencintainya. Bila Aku telah mencintainya, maka Aku pun menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia pakai untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang ia pakai untuk berjalan. Bila ia meminta kepada-Ku, Aku pun pasti memberinya. Dan bila ia meminta perlindungan kepada-Ku, Aku pun pasti akan melindunginya.” (HR. Al-Bukhâri 6502)
"Artinya Allah akan mengontrol dan mengawasi dia karena amal sunnahnya yang dikerjakan tersebut," urai Ustadz Khalid Basalamah.
Adanya was-was setan sebelum melakukan ibadah sudah biasa terjadi, misalnya mata sangat mengantuk.
Maka cara yang tepat agar bisa beribadah adalah memaksakan diri, jika mengantuk bangun, langsung wudhu, dan dzikir bangun tidur.
"Lalu lanjut shalat, tidak ada orang yang lalu mati karena bangun shalat malam terkecuali ajalnya sudah tiba, karena itu coba dibiasakan," imbau Ustadz Khalid Basalamah.
Selain itu, kata ulama, ibadah yang paling aman dari riya adalah Sholat Tahajud, karena umumnya dikerjakan sendirian.
Nabi Muhammad SAW mencontohkan tidak pernah meninggalkan sholat malam walaupun dalam keadaan safar.
Membiasakan sholat malam dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW berikut ini:
ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺑِﻘِﻴَﺎﻡِ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ، ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﺩَﺃْﺏُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤِﻴْﻦَ ﻗَﺒْﻠَﻜُﻢْ، ﻭَﻫُﻮَ ﻗُﺮْﺑَﺔٌ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺑِّﻜُﻢْ، ﻭَﻣُﻜَﻔِّﺮَﺓٌ ﻟِﻠﺴَّﻴِّﺌَﺎﺕِ، ﻣَﻨْﻬَﺎﺓٌ ﻋَﻦِ ﺍْﻹِﺛْﻢِ
Artinya: “Lakukanlah shalat malam oleh kalian, karena hal itu merupakan kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian. Ia pun dapat mendekatkan kalian kepada Rabb kalian, menghapus segala kesalahan dan mencegah dari perbuatan dosa.” [HR. Tirmidzi, Hadist hasan]
Selain qiyamul lail, amalan lainnya yang dapat dikerjakan misalnya puasa sunnah sedekah, dzikir, dan amalan kebaikan lainnya.
Niat Sholat Sunnah Malam
Bagi Anda yang terbiasa melafadzkan niat, berikut niat sholat malam selengkapnya:
1. Sholat Sunnah Ba'diyyah Isya
اُصَلِّى سُنَّةً الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Usholli Sunnatal 'isya'i rok'ataini ba'diyyayan mustaqbilal qiblati lillaahi ta'aala
Artinya : "Saya niat shalat sunnah setelah 'isya dua rakaat, dengan menghadap kiblat, karena Allah ta'ala"
2. Sholat Witir Sendiri
-Sholat Witir Sendiri Satu Rakaat
أصلى سنة من الوتر ركعة لله تعالى
Ushallii sunnatam minal witri rak'atal lillaahhi ta'aalaa.
Artinya: "Aku niat sholat sunnat Witir satu rakaat karena Allah ta'ala."
-Sholat Witir Sendiri Dua Rakaat
أصلى سنة من الوتر ركعتين لله تعالى
Ushallii sunnatam minal witri rak'ataini lillaahhi ta'aalaa.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah Witir2 rakaat karena Allah ta'ala."
-Sholat Witir Sendiri Tiga Rakaat Sekaligus
اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكْعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatal witri tsalâtsa raka‘âtin mustaqbilal qiblati adâ’an lillâhi ta‘âlâ
Artinya: "Aku menyengaja sembahyang sunnah sholat Witir tiga rakaat dengan menghadap kiblat, karena Allah Ta’ala."
3. Sholat Tahajud
أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
(Usholli sunnatat tahajudi rok’ataini lillahi ta’aalaa)
Artinya: “Aku niat sholat sunnah Tahajud dua rakaat karena Allah Ta’ala”
(Banjarmasinpost.co.id/Tribunnews.com)
Jadwal Puasa Ayyamul Bidh September 2025, Buya Yahya Sebut Boleh Geser Hari Karena Udzur |
![]() |
---|
Jadwal 1 Rabiul Awal 1447 Hijriyah, Ustadz Adi Hidayat Urai Amalan Sholawat bagi Umat Muslim |
![]() |
---|
Hukum Merayakan Maulid Nabi bagi Umat Islam, Ini Kata Ustadz Adi Hidayat |
![]() |
---|
Bacaan Sholawat Ibrahimiyah Bisa Diamalkan di Bulan Maulid, Ustadz Adi Hidayat Urai Hikmahnya |
![]() |
---|
Bacaan Doa Buka Puasa Senin Kamis, Buya Yahya Anjurkan Pentingnya Berbuka Sesuai Sunnah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.