Berita Kabupaten Banjar

Selesai Apel Pagi Kalapas Narkotika Karangintan 'Karantina' Stafnya, ini yang Dilakukan

Penulis: BL Roynalendra N
Editor: Eka Dinayanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kalapas Narkotika Karangintan, Supari, menyerahkan urine-nya kepada petugas Puskesmas Karangintan.

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Aktivitas pagi para pegawai Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Karangintan, Kabupaten Banjar, Jumat (15/02/2019), berbeda dibanding hari biasanya.

Seusai apel, mereka langsung diarahkan oleh Kepala Lapas Supari ke ruang pertemuan di lantai dua setempat.

Semuanya terkejut. Setelah Supari memberi penjelasan, baru lah para pegawai Lapas Narkotika Karangintan itu paham dan pasrah.

Mereka tak diperbolehkan ke luar area karena tiap orang mesti diambil sampel urine-nya.

"Semuanya tak terkecuali, bahkan saya pun ikut menjalani tes urine tersebut. Staf yang kebetulan kena piket jaga malam juga tak saya perbolehkan pulang. Langsung diperintahkan menuju lantai dua untuk tes urine," tegas Supari.

Ia menyebutkan jumlah total pegawai di Lapas Narkotika Karangintan sebanyak 132 orang terdiri atas 114 orang berstatus aparatur sipil negara (ASN) atau PNS dan 18 orang CPNS.

Baca: Hadiah Baim Wong dan Paula Verhoeven Ungguli Youtube BLACKPINK Atta Halilintar, Temui Captain Marvel

Baca: Tanggal Pertunangan Ammar Zoni dan Irish Bella Berkaitan Mantan, Ranty Maria dan Giorgino Abraham?

Baca: Beda Ucapan Jokowi Prabowo Hingga Sutopo Purwo Nugroho Untuk Istri SBY, Ani Yudhoyono

Baca: Nasib Mantan Kekasih Syahrini Seiring Kabar Pernikahan dengan Reino Barack, Mantan Luna Maya

Seluruhnya menjalani tes urine yang dimulai sejak pukul sekitar pukul 08.00 Wita.

Supari menerangkan sebelumnya pihaknya berencana bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kalimantan Selatan untuk melaksanakan tes urine khusus bagi pegawai Lapas Narkotika Karangintan.

Namun rencana itu tak terlaksana lantaran jadwal BNN masih sangat padat, sementara pihaknya diminta atasan cepat melaksanakan tes urine.

"Jadi, akhirnya saya putuskan untuk segera melaksanakannya meski tak bersama BNN. Pada tes urine kali ini kami bekerjasama dengan Puskesmas Kecamatan Karangintan," jelas Supari.

Dikatakannya sejak dirinya menakhodai Lapas Narkotika Karangintan sejak sekitar setahun silam, ini adalah tes urine pertama yang diberlakukan terhadap kalangan pegawai.

Tujuan upaya progresif itu guna mewujudkan petugas lapas yang benar-benar bersih dan terbebas dari pengaruh obat-obatan terlarang.

Karena itu pula pelaksanaannya pun dilakukan secara ketat dan transparan. Seluruh pegawai 'dikarantina' di ruangan lantai dua setelah apel pagi.

"Tak ada yang boleh keluar area sebelum menyerahkan sampel urine-nya masing-masing," tegasnya.

Dirinya sangat tegas dalam urusan tersebut.

"Jika misalnya hasilnya nanti ada yang terindikasi, maka akan kami rekomendasikan untuk menjalani program rehabilitasi. Jika tetap bandel maka tindakan tegas tentu akan diberlakukan. Ini tidak main-main," tandas Supari.

Ia mengatakan lapas narkotika merupakan tempat pembinaan para narapidana yang terjerat kasus narkoba.

Selama menjalani hukuman, para warga binaan pemasyarakatan (WBP) tersebut menjalani beragam kegiatan positif seperti keterampilan tangan, pertanian, pengolahan, dan keagamaan.

"Melalui beragam kegiatan itu dimaksudkan mampu membersihkan WBP agar menjadi pribadi yang baik. Nah, jadi ibarat kita ingin membersihkan sesuatu, tentu sapunya harus bersih lebih dulu. Begitu halnya dengan kami, petugas lapasnya juga harus bersih. Itulah mengapa pentingnya dilakukan tes urine ini yang dikhususkan bagi pegawai lapas," ucap Supari.

Kalangan pegawai lapas setempat mendukung penuh ketegasan Supari tersebut.

"Saya secara pribadi sangat setuju dan mendukung ketegasan atasan seperti itu. Kami para pegawai Lapas Narkotika Karangintan memang harus menjadi contoh bagi WBP. Jadi, sangat bagus adanya tes urine bagi pegawai lapas," ucap Kuderi, kasubsi Pengamanan Lapas Narkotika Karangintan.

(banjarmasinpost.co.id/roy)

Berita Terkini