BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Hari pertama pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA diwarnai dengan beberapa pendaftar yang tertolak sistem aplikasi karena beda daerah, meskipun berdasar zonasi dia lebih dekat.
Termasuk beberapa pendaftar dari perbatasan Pelaihari di Tanahlaut dengan Banjarbaru. Salah satunya adalah Syarif. Warga Banyuirang Pelaihari ini mencoba mendaftar ke SMAN 3 di Banjarbaru.
Tapi alih-alih bisa tertampung, tapi sistem aplikasi menolaknya karena lokasi tidak tersedia.
"Ya saya memang tinggal di Banyuirang masuk Pelaihari. Coba daftar ke SMAN 3 Banjarbaru kan lebih dekat. Tapi ini kata petugas tidak bisa, karena di aplikasi tidak bisa," kata Syarif.
Tidak hanya Syarif tapi ditengara ada beberapa di daerah perbatasan yang tidak bisa mendaftar karena dianggap tidak bisa karena ditolak sistem.
Baca: Tuntutan Warga Dua Desa Direalisasikan, Pemerintah Bayarkan Ganti Rugi Pembangunan Bendungan Tapin
Baca: Sosialisasi ke Pesisir, KPw BI Kalsel Programkan Kas Keliling Susur Sungai, Bawa Dana Rp 2,7 Miliar
Baca: Dari Penyair Maulid Habsy, Suara Merdu Syarifah Terasah, Bawakan Lagu Religi Dangdut dan Pop
Baca: Belasan Lapak Sementara di Area Pasar Dibongkar, Ini Penjelasan Kepala Satpol PP Kapuas
Karena itu dia pun balik kanan dan mencoba mencari sekolah yang berada di Plaihari.
Dikonfirmasi soal ini, Kepala SMAN 3 Banjarbaru, Sofiani menjelaskan bukan sekolah yang menolak. Tapi sistem yang berkata demikian. "Bukannya sekolah yang menolak. Tapi sistem kalau di luar daerah menolaknya, tak muncul di sistem," kata Sofiani.
Selain itu, Sofiani mengaku bahwa hari pertama ini juga diwarnai dengan matinya listrik di sekolahnya. "Genset ada sih tapi tak bisa memenuhi kapasitasnya. Harapan saya kepada PLN juga tidak memadamkan aliran listrik ketika PPDB," kata Sofiani.
Sementara itu Kepala Bina SMA Disdikbud Kalsel, Muhammadun menjelaskan kalau zonasi berdasarkan jarak. "Pihak sekolah kurang memahami aturan. Kan jelas yang lebih dekat yang diutamakan," kata Muhammadun.
Dijelaskan dia, hal ini sudah pernah terjadi di tahun sebelumnya ketika di areal Sungai Lulut Kabupaten Banjar yang mau sekolah di Banjarmasin.
"Artinya kurang paham saja," kata Muhammadun.
Di SMAN 3 Banjarbaru, tahun 2019 ini menerima 288 peserta didik baru yang kemudian akan dibagi sebanyak sembilan rombongan belajar.
Pantauan lain terjadi di SMAN2 Banjarbaru. Di sekolah ini tak sampai setengah hari saja dipadati ratusan calon orangtua murid dan calon muridnya.
Seperti Jamilah warga Guntung Payung masuk di SMAN 2 Banjarbaru, mencoba keberuntungan mendaftarkan anaknya Meika di SMAN 2. "Sudah antri sejak pagi, ini sudah nomor antrian ratusan," kata dia.
Baca: Vanessa Angel Panen Rezeki Setelah Bebas, Meski Tanpa Mantan Kekasih Bibi Ardiansyah
Baca: Cegah Karhutla di Banjarbaru, BPBD Maksimalkan Relawan Masyarakat Peduli Api
Baca: Mencuri Sepeda Motor di Halaman Masjid di HSU, Tim Gabungan Bekuk Pelaku di Kalteng
Bukan hanya itu Khalid Akbar, yang tinggal di Sungai Ulin juga menftar di SMAN 2 Banjarbaru di Hutan Kota Pinus Banjarbaru. "Ya kan zonasi ya disini. Saya optimis karena juga saya punya nilai terbaik UN prestasi tertinggi di sekolah," kata dia.
Sementara Kepala SMAN 2 Banjarbaru Eksan Wasesa menjelaskan bahwa Pelayanan dibuka mulai pukul 08.00 Wita, sampai pukul 16.00 wita. "Tapi tengah hari untuk berkas sudah habis ditutup, pelayanan hanya untuk entri data," kata dia.
Dia juga menjelaskan untuk pendaftaran ini juga bisa dilihat di Kalsel.siap-ppdb.com.
(banjarmasinpost.co.id/nurholis huda)