BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Warga binaan antusias mengikuti program pembinaan kemandirian, bidang Seksi Kegiatan Kerja (GIATJA) Lapas Narkotika Kelas IIA Karang Intan.
Kali ini mereka diajak mengikuti pelatihan kemandirian pembuatan roti. Kegiatan ini berlangsung hingga 24 Februari 2020.
Peserta begitu antusias mengikuti kegiatan, tahapan demi tahapan diikuti dengan serius. Mulai dari persiapan adonan, pembuatan adonan hingga pembuatan roti.
Di ruang pelatihan tampak rak berisi loyang. Saradi seorang warga binaan asal Banjarbaru mengaku senang bisa mendapat pelatihan membuat roti. " Ini pengalaman berharga bagi saya, bisa jadi buat bekal saya nanti," katanya.
• Kelakuan Aneh Lucinta Luna di Tahanan Diungkap Polwan Ini, Pacar Abash Itu Ternyata Doyan Begini
• Sorotan Media Malaysia Soal Suami BCL, Ashraf Sinclair Meninggal Dunia, Raffi Ahmad Tulis Ini
• Kasus KONI Banjarbaru Belum Rampung, Kasi Pidsus Kejari Kota Banjarbaru Bergeser ke Pelaihari
• VIDEO Layanan Bus Trans Banjarmasin, Catat Ini Trayek Yang Dilalui
Pada awal pembuatan saja sudah 150 buah roti dan laris manis terjual di lingkungan lapas. Harganya juga murah meriah cuma Rp 3000 saja. Begitu selesai dibuat langsung ludes saat itu juga.
Sementara baru buat rasa coklat. Peralatan pun terbilang sudah modern, mulai dari timbangan sampai oven.
Informasi tim humas Lembaga Pemasyarakatan Khusus Narkotika Karangintan, Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Karang Intan, tahun 2020 memperbanyak program kemandirian, untuk meningkatkan kemampuan dan juga keahlian kerja bagi warga binaan yang menjalani pembinaan di Lapas Narkotika Kelas IIA Karang Intan, termasuk pelatihan pembuatan roti kali ini.
Ilham, selaku pegawai yang membidangi pembinaan kemandirian warga binaan Lapas Karang Intan, mengatakan, kegiatan pelatihan ini dimaksudkan untuk membuka pola pikir warga binaan agar berwirausaha, sekembalinya mereka ke masyarakat, setelah bebas menjalani hukuman di Lapas Narkotika Kelas IIA Karang Intan.
“Warga binaan sudah bisa produksi roti, dan kegiatan ini dapat membuka pola pikir mereka, nantinya setelah bebas dari sini, bisa berwirausaha, khususnya membuat roti, karena dengan modal yang minim pun, bisa dilakukan, asal ada kemauan untuk belajar dan berusaha”, jelasnya.
Senada dengan Ilham, Markus Ferdinand, selaku instruktur dalam pelatihan pembuatan roti kali ini juga mengungkapkan harapan yang sama, agar produksi roti yang dilakukan oleh warga binaan Lapas Karang Intan terus berkembang dan mereka memiliki keahlian, saat bebas nanti sudah langsung bisa bekerja.
Markus merupakan pengusaha yang bergerak dalam bidang distribusi bahan-bahan kue yang ada di Kalimantan Selatan dan Tengah, serta sering memberikan pelatihan pembuatan roti untuk industri rumahan maupun industri pembuatan roti besar.
Kalapas Narkotika Kelas IIA Karang Intan, Sugito, dalam keterangan terpisah mengatakan, program kemandirian pembuatan roti ini juga sebagai upaya pengurangan sampah plastic yang ada di Lapas Karang Intan, karena roti hasil produksi warga binaan akan dijual tanpa bungkus plastic sehingga lebih ramah lingkungan.
• Fakta Terbaru Kematian Anak Karen Pooroe Dibeberkan, Arya Claproth Diebut Tak Keluarkan Biaya
• Cara Bikin Chef Renatta Bahagia Terungkap, Teman Chef Juna dan Chef Arnold Beri Bocoran
“Program kemandirian memang kita gencarkan sebagai bekal warga binaan untuk kembali ke masyarakat, selain itu, juga salah satu upaya kita menjaga lingkungan, untuk mengurangi sampah plastic yang ada di Lapas, karena nanti roti yang dijual disini, tidak menggunakan plastic”, tutupnya.
Pada pelatihan pembuatan roti tersebut, tampak semua warga binaan sangat bersemangat, banyak pertanyaan-pertanyaan teknis yang mereka sampaikan kepada instruktur, dan instruktur pun dengan sabar menjelaskan semua pertanyaan yang warga binaan tanyakan.(banjarmasinpost.co.id /niakurniawan)