Selebrita

Ustadz Das'ad Latif Jalani Rapid Test Seusai Kontak Pasien Covid-19, Curhat pada Ustadz Abdul Somad

Editor: Murhan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ustadz Abdul Somad dan Ustadz Dasad Latif

Editor : Murhan
BANJARMASINPOST.CO.ID - Kabar mengejutkan diberikan Ustadz Dasad Latif kepada Ustadz Abdul Somad bahwa dirinya melakukan kontak dengan pasien positif Virus Corona.

Praktis Ustadz Dasad Latif harus melalui prosedur dengan menjalani Rapid Test Virus Corona atau Covid-19 dan melakukan isolasi mandiri di rumah.

Selama di rumah, diceritakan Ustadz Dasad Latif pada Ustadz Abdul Somad, dia hanya sendiri.

Sebab ia sudah mengungsikan anak danistrinya ke kampung demi menghindari hal yang tidak diinginkan.

Bolehkah Shalat Berjamaah Shaf Jarak 1 Meter Imbas Corona? Ini Kata Ustadz Abdul Somad

Punya Tanah di Bulan, Ini 5 Fakta Shah Rukh Khan yang Sempat Dinyinyir Saat India Lockdown Covid-19

Sebab Ustadz Dasad Latif menyandang status Ordang Tanpa Gejala ( OTG).

Dalam sebuah video, awalnya Ustadz Abdul Somad bertanya kepada Ustadz Dasad Latif tentang bagaimana kabarnya.

Tak lama ia pun menceritakan keadaannya sekarang.

"Di rumah ini di ruang favorit saya di perpustakaan, sendiri ustadz di rumah," kata Ustadz Dasad Latif kepada Ustadz Abdul Somad.

"Tidak ada anak. Tidak ada istri. Semua sudah saya kirim ke kampung. Isolasi," ujarnya.

"Itu lebih parah dari lockdown," ujar Ustadz Abdul Somad.

"Ya apa boleh buat. Ini berat. Tapi harus dilalui. Sebab kalau terpapar virus lebih parah lagi," ujarnya.

"Apa sebabnya, kenapa tidak dengan keluarga," tanya Ustadz Abdul Somad.

"Sebab waktu itu ustadz, sebelum saya ketemu dengan orang yang kontak fisik. Kontak dalam arti wawancara orang yang dinyatakan positif guru saya Prof Dr Idrus Maturusi, saya wawacara. Nah sebelum wawancara itu istri saya dan anak sudah ke kampung. Nah ternyata karena saya OTG, saya tidak boleh ke kampung," ujarnya.

Ustadz Dasad lantas mengatakan kalau dirinya sudah mengikuti rapid tes dan hasilnya negatif.

Namun, ia harus menjalani masa isolasi mandiri sendirian di rumah, sebelum nanti akan menjalani pemeriksaan tes kembali untuk memastikan dirinya benar-benar bersih.

"Alhadmdulillah saya sudah tes dan menjalani masa isolasi lebih dari 14 hari. Hari ini hari ke-19. Rapid tes negatif. Tapi saya harus ulang lagi," imbuhnya.

"jadi kapan ustadz baru benar-benar steril. Benar-benar negatif.

"Sebenarnya rapid tes itu sudah negatif. Tapi untuk meyakinkan betul-betul maka saya harus tetap di rumah sendiri. Tidak boleh ke mana-mana, lalu hari jumat tes lagi Saya dikasih tahu oleh dokter, kalau tetap hasilnya negatif, alhamdulillah ustadz betul-betul bersih dari virus dan sudah terbentuk immunitas dalam tubuh yang baik," katanya.

UAS Jelaskan Sholat Jumat Diganti Duhur di Rumah karena Corona, Ini Hukumnya

Penyebaran virus corona yang kian meluas membuat pemerintah mengeluarkan himbauan agar warga tidak berkupul dalam jumlah besar di satu tempat tertentu

Himbauan pemeirntah ini dengan tujuan memutus rantai penyebaran virus corona yang hingga kini sudah membenuh puluhan orang di Indonesia dan ribuan orang di seluruh dunia

Kegiatan peribadatan bagi pemeluk agama juga mengacu pada himbauan tersebut, dimana peribadatan disarankan dilaksanakan di kediaman masing-masing

Sholat Jumat hari ini 27 Maret 2020 di Jakarta dan kota-kota lain masih difatwakan oleh MUI agar diganti sholat duhur di rumah, demi mencegah penularan virus corona atau Covid-19

Bagaimana hukumnya sholat Jumat diganti sholat duhur di rumah karena situasi wabah corona seperti sekarang? Begini penjelasan Ustaz Abdul Somad.

Dia Ustaz Abdul Somad atau UAS menjawab pertanyaan tersebut secara digital melalui video di Instagram (IG).

Selain hukum sholat Jumat saat virus corona, UAS juga menjawab hukum sholat berjamaah di masjid saat virus corona.

Dakwah Ustaz Abdul Somad melalui video di akun Instagram (IG) @ustadzabdulsomad_official, tentang hukum sholat Jumat dan hukum sholat berjamaah saat wabah virus corona, diunggah pada Kamis (26/3/2020).

Lalu, bagaimana hukum sholat Jumat dan hukum sholat berjamaah saat wabah virus corona?

Tampak dalam video, UAS menjawab pertanyaan jemaag soal hukum sholat Jumat dan hukum sholat berjamaah saat terjadi wabah virus corona.

"Adakah wajar mengikuti arahan pemerintah untuk tidak salat berjamaah," ujar Ustaz Abdul Somad membacakan pertanyaan jemaah.

Dilansir Warta Kota, UAS langsung menjawab bahwa pemerintah tidak akan berani melarang rakyatnya untuk tidak melaksanakan salat berjamaah atau salat Jumat.

"Mana ada pemerintah berani. Pemerintah Malaysia pun, Prime Minister, Perdana Menteri, tidak berani melarang orang salat Jumat dan salat fardhu," katanya.

Menurut UAS, imbauan tersebut bukan berasal dari pemerintah.

"Mufti (ulama yang berwenang memberikan fatwa di Malaysia) mengeluarkan fatwa. Mufti wilayah persekutuan, Mufti Selangor, Mufti Perak, Komisi Fatwa Majelis Ulama indonesia, Mufti Al Azhar," ujar UAS.

Menurut Ustaz Abdul Somad, para ulama atau mufti berani mengeluarkan fatwa atau larangan salat Jumat atau salat berjamaah di masjid bukan tanpa dasar.

Mereka mengeluarkan fatwa itu justru karena mengikuti ajaran Islam.

"Kenapa mufti berani. Dari Alquran dan sunnah Rasullullah SAW. Jadi mereka ambil dari sunah Rasulullah SAW," ujar UAS.

Menurut UAS, meninggalkan salat berjamaah dan salat Jumat pada masa wabah penyakit adalah sunah Rasulullah SAW.

"Saya ulang sekali lagi. Meninggalkan salat berjamaah dan salat Jumat pada masa tersebarnya wabah penyakit adalah sunah Rasulullah SAW," ujar Ustaz Abdul Somad secara tegas.

Wabah virus corona saat ini terjadi di Indonesia.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa Covid-19 sebagai pandemi karena menyerang semua negara di dunia.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun telah mengeluarkan fatwa MUI terkait hukum sholat Jumat dan hukum sholat berjamaah di masjid.

Hukum salat bagi dokter dan perawat rawat pasien corona

Dalam video lain, Ustaz Abdul Somad menjawab pertanyaan mengenai dokter dan perawat yang merawat pasien terinfeksi virus corona.

Hal itu karena mereka bekerja terus menerus.

"Saya baru saja dapat kiriman foto seorang perawat tertutup semua dari ujung rambut sampai ujung kaki."

"Dan, dia masuk kerja dari jam dua siang sampai jam delapan malam," ungkap Ustaz Abdul Somad.

"Bagaimana salat Zuhur dan salat Ashar-nya?"

":Bagaimana salat Magrib dan salat Isya-nya?," tambahnya.

Dilansir Warta Kota, Ustaz Abdul Somad memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut melalui video yang diunggah di akun Instagram (IG) @ustadzabdulsomad_official pada Senin (23/3/2020).

UAS menjelaskan bahwa ada dispensasi bagi dokter dan perawat.

Menurut UAS, terdapat pengecualian hukum salat bagi dokter dan perawat, yang kini tengah berjuang mengobati pasien virus corona di rumah sakit.

Pengecualian hukum salat itu diatur dalam fatwa Dar Al Ifta Mesir, ulama-ulama Al Azhar Nomor 4845.

"Ini perjuangan jihad saudara-saudara kita yang sedang berada di rumah sakit."

":Ada fatwa dari Dar Al Ifta Rumah Fatwa Mesir, ulama-ulama Al Azhar Nomor 4845," jelas Ustaz Abdul Somad.

"Mengobati pasien termasuk penyebab boleh bagi dokter atau yang terkait dengannya menjamak, menggabungkan dua salat, kalau memang diperlukan. Apalagi kalau dia khawatir ada mudaharat terhadap kehidupan si pasien," tambahnya.

Ustaz Abdul Somad menuturkan, Allah SWT menurunkan syariat agama untuk menjadikan manusia menjaga lima bagian yang utama.

Hal tersebut meliputi menjaga nyawa, harta, akal, kehormatan, dan menjaga agama.

Oleh sebab itu, seorang dokter atau yang terkait dengannya mesti berada di ruang operasi atau di ruang rumah sakit, dan keberadaannya menghabiskan waktu salat atau seluruh waktu salat, dia boleh menggabungkan antara salat Zuhur dengan salat Ashar.

"Boleh salat Zuhurnya ditarik ke Ashar (Jamak Akhir), atau salat Asharnya ditarik ke Zuhur (Jamak Taqdim)," ungkap Ustaz Abdul Somad.

"Demikian juga antara salat Magrib dengan salat Isya. Tapi nggak boleh qasar, Zuhur dengan Ashar tetap empat-empat (rakaat), Magrib dengan Isya tetap tiga-empat (rakaat)," jelasnya.

Merujuk pada fatwa ulama-ulama Al Azhar Mesir tersebut, UAS mengingatkan kepada dokter dan perawat yang kini tengah berjuang melawan virus corona, dibolehkan menjamak salat.

Hanya saja, niat salat jamak harus diucapkan pada salat yang pertama.

"Boleh, jangan takut-jangan khawatir. Tapi ketika dia mau salat Zuhur dengan Ashar itu pada waktu salat Zuhurnya dia mesti niat jamak taqdim dengan Ashar, jadi salat yang pertama itu dia berniat jamak. Jangan tiba-tiba disalat Asharnya dia baru menjamak, tidak bisa," jelas Ustaz Abdul Somad.

"Ketika dia mau menarik Isya ke Magrib atau menarik Ashar ke Zuhur, maka di salat yang pertama itu itu dia sudah ada niat. Jangan waktu salat Zuhur, 'ah jamak aja lah', ndak bisa gitu, dari awal itu sudah ada niat," tambahnya.

Selain itu, Ustaz Abdul Somad mengingatkan agar salat jamak yang dilakukan oleh doketr dan perawat harus dilakukan sekaligus.

UAS menegaskan, tidak boleh ada pemisah di antara kedua salat tersebut.

"Antara dua salat itu, habis salat Zuhur, begitu sala langsung (salat) Ashar, salat Magrib langsung Isya," ungkap Ustaz Abdul Somad.

"Jangan ada pemisah yang ada waktu panjang antara dua waktu salat tersebut," tegasnya.

Menutup tausiahnya, Ustaz Abdul Somad menyampaikan pesan mendalam tentang pengorbanan dokter dan perawat yang menurutnya bagian dalam berjihad.

Mereka sebagai ujung tombak dalam perang melawan virus corona didoakannya mendapat pahala dan balasan kebaikan dari Allah SWT.

"Jihadlah saudara-saudaraku yang bekerja di rumah sakit, tetap jaga (semangat), antum, saudara-saudaraku sebagai ujung tombak," ujar Ustaz Abdul Somad.

"Mudah-mudahan Allah menilai pahalanya diberikan balasan kebaikan," tutup Ustaz Abdul Somad.

Sebagian Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Sholat Jumat Diganti Duhur di Rumah karena Corona, Apa Hukumnya? Ini Penjelasan Ustaz Abdul Somad,

Berita Terkini