BANJARMASINPOST.CO.ID - Peringatan Isra Mikraj bagi umat muslim kurang lebih satu bulan lagi.
Di tahun ini, Isra' Mikraj bertepatan pada Senin (28/2/2022), 27 Rajab 1443 Hijriyah.
Sebagian masyarakat merayakan peringatan Isra Mikraj tahun 2022 dengan melakukan kegiatan keagamaan di mesjid atau surau.
Lantas, apa hukum memperingati Isra' Mi'raj bagi umat Islam?
Isra' dan Mi'raj (Mikraj) adalah dua peristiwa berbeda. Peristiwa Isra Miraj terjadi setelah dua orang yang paling Rasulullah cintai meninggal dunia. Kedua orang tersebut adalah paman Rasul yang bernama Abu Thalib dan istri Rasul yang bernama Siti Khadijah.
Peristiwa Isra, Allah SWT menjalankan perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa.
Lalu dalam Miraj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi.
Baca juga: Beberapa Amalan di Bulan Rajab 2022, Ustadz Abdul Somad Imbau Umat Muslim Lakukan Ini
Baca juga: Jadwal Ayyamul Bidh Februari 2022, Ini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat Menggabungkan 2 Puasa Sunnah
Di sini Rasul SAW mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu.
Biasanya Isra' Mi'raj diperingati umat Islam dengan berkumpul di masjid dan salat berjamaah serta mendengarkan khutbah/ceramah.
Di beberapa negara mayoritas Muslim, mereka memperingatinya dengan menghias kota dengan lampu dan lilin.
Terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang boleh tidaknya merayakan Isra Miraj. Beberapa bahkan mengatakan bid'ah.
Ustadz Abdul Somad menjelaskan beberapa dalil yang memperbolehkan peringatan Isra' Mi'raj.
"Banyak sekarang masjid yang tidak lagi membuat acara Isra Miraj. Karena takut diberitakan di radio, ditulis di internet, di grup WhatsApp jika Isra Miraj itu bi'dah, maka yang mengundangnya masuk neraka, dan paling panas nerakanya yang ceramah" ujar UAS dikutip dari kanal
UAS menerangkan bahwa isu itu seketika terbantahkan karena dirinya sendiri diundang saat itu oleh Majelis Ulama Indonseia (MUI).
Saat UAS berceramah sejumlah pejabat MUI yang hadir mendengarkan.
"Tanpa capek-capek menyebutkan dalil, dengan adanya mereka di majelis peringatan Isra' Mi'raj adalah legitimasi," ujar Ustadz Abdul Somad.
Ia pun mengimbau agar pengurus-pengurus masjid tak perlu lagi khawatir dicap bidah untuk membuat acara Isra Miraj.
Menurutnya peringatan Isra' Mi'raj boleh dilaksanakan dan dihadiri umat Islam dan otu tidak termasuk bid'ah.
Itu karena dalam peringatan Isra' Mi'raj terdapat lantunan ayat-ayat Alquran, sehingga tidak bertentangan dengan isi Alquran itu sendiri dan hadist.
Selain itu, dalam peringatan Isra' Mi'raj umumnya terdapat tausiyah atau ceramah. Ceramah yang diberikan mengenai ilmu pengetahuan yang berkaitan agama.
"Siapa yang keluar rumah niat menuntut ilmu mencari pelajaran, maka dia sama macam orang berjihad fii sabilillah sampai ia pulang ke rumah, orang-orang yang datang ke majelis ini tetap mengalir pahala jihad sampai pulang ke rumah," ucap UAS.
Baca juga: Amalan Jelang Shalat Jumat, Buya Yahya Beberkan Keutamaan Mandi Sunnah
Dilansir kompas.com, Ragam Tradisi Isra' Mi'raj di Indonesia
Muslim di Indonesia mempunyai beragam tradisi Isra' Mi'raj
1. Rejeban Peksi Buraq
Tradisi perayaan Isra Miraj di Yogyakarta bernama Rejeban Peksi Buraq yang sudah dilakukan selama ratusan tahun di Kraton Yogyakarta.
Buraq sendiri merupakan nama burung yang digunakan sebagai simbol kendaraan Nabi Muhammad.
Pada tradisi Rejeban Peksi Buraq, terdapat dua buraq yang terbuat dari kulit jeruk bali dibawa oleh abdi dalem Kaji Selusin dari Bangsal Kencana Kraton Yogyakarta menuju Serambi Masjid Gede Kauman.
Burung tersebut bertengger di atas gunungan yang terdiri dari beragam buah seperti manggis, rambutan, dan juga tebu. Nantinya, gunungan buah itu akan dibagikan kepada jemaah masjid usai pengajian.
2. Nganggung
Kelurahan Kampung Bukit, Kecamatan Toboali, Bangka Belitung punya tradisi menyambut Isra Miraj bernama Nganggung.
Nganggung adalah tradisi membawa makanan dari rumah masing-masing menggunakan dulang atau rantang.
Makanan yang dibawa biasanya berupa kue, buah-buahan atau nasi lengkap dengan lauk pauknya.
Selain warga Kampung Bukit, tradisi nganggung saat Isra Miraj juga dilakukan oleh warga desa lain di Bangka Selatan.
3. Rajaban
Masyarakat Cirebon punya tradisi Isra Miraj bernama Rajaban.
Baca juga: Cara Takbiratul Ihram dalam Shalat Sesuai Ajaran Nabi Muhammad SAW, Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Ini
Warga berbondong-bondong pergi berziarah ke Plangon, tempat makam dua penyebar ajaran agama Islam yaitu Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan.
Rajaban juga biasa digelar di Keraton Kasepuhan Cirebon yang umumnya menggelar pengajian untuk umum.
Selain itu, ada juga pembagian nasi bogana, nasi yag terdiri dari kentang, telur ayam, tempe, tahu, parutan kelapa, dan bumbu kuning yang dijadikan satu.
Lalu hidangan terdebut dibawa kepada wargi keraton, kaum masjid, abdi dalem dan masyarakat Mager Sari.
4. Khatam Kitab Arjo
Khatam Kitab Arjo merupakan tradisi perayaan Isra Miraj yang dilakukan oleh warga Desa Wonoboyo, Temanggung, melansir Tribunnews.com.
Tradisi ini biasanya dilakukan warga usai menggelar salat Isya yang diawali dengan tahlil singkat, kemudian dilanjutkan membaca kitab Arja.
Kitab Arja berisi kisah Isra Miraj secara detail yang ditulis dalam bahasa Jawa dengan tulisan Arab Pegon yang merupakan karangan KH Ahmad Rifai Al- Jawi.
5. Nyadran
Warga di Kampung Sirawak, Kecamatan Gunungpati, merayakan Isra Miraj dengan nyadran yang berarti berdoa kepada leluhur.
Dikutip dari Tribunnews, Tradisi diawali dengan membersihkan makam leluhur lalu berdoa yang dipimpin oleh seorang kiai.
Kemudian diikuti dengan pengajian yang umumnya dilakukan di Masjid Baitul Muslimin Sirawak. Usai membersihkan makam dan pengajian, warga pun melakukan karnaval yang tak jarang dihadiri wisatawan.
(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)