Selebrita

Tak Cocok Untuk Tempat Dugem di Andara, Raffi Ahmad Putar Otak Ciptakan Rasa Senopati dan Kemang

Editor: Edi Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Raffi Ahmad, Nagita Slavina dan Rafathar. Punya lahan dua hektara di kawasan Andara, Raffi Ahmad, suami Nagita Slavina, sambil bercanda sebut tak cocok untuk tempat dugem. Untuk itulah, Raffi Ahamad akan menyulap lahan dua hektar tersebut menjadi sebuah pabrik uang baru, yakni bangunan apartemen megah.

BANJARMASINPOST.CO.ID - Punya lahan dua hektara di kawasan Andara, Raffi Ahmad, suami Nagita Slavina, sambil bercanda sebut tak cocok untuk tempat dugem.

Untuk itulah, Raffi Ahamad akan menyulap lahan dua hektar tersebut menjadi sebuah pabrik uang baru, yakni bangunan apartemen megah.

Raffi juga menyebut tanahnya persis depan rumah. Nanti Andara rasa Senopati dan Kemang

Seolah ingin mengukuhkan julukan Sultan Andara, Raffi Ahmad berencana membangun apartemen berlokasi persis di depan rumahnya.

Baca juga: Alasan Utama Al Ghazali Batal Nikahi Alyssa Daguise Diungkap Maia Estianty, Akui Sudah Siap Lamaran

Baca juga: Kondisi Dimas Ahmad Kembali Jualan Bakso Terekam, Dorong Gerobak saat Tinggalkan Rumah Raffi Ahmad

Bukan hanya sekadar angan-angan, Raffi bahkan ternyata sudah mempersiapkan lahan tanah yang luasnya mencapai dua hektar.

Padahal ia sempat mengatakan ingin membangun tempat dugem alias klub malam, rupanya hal itu tak cocok dibangun di dekat rumahnya.

"Nggak, nggak jadi. Nggak cocok tempat dugem di Andara. Jadinya kan apartemen," kata Raffi Ahmad sembari tertawa saat ditemui di kawasan Senayan Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

"Tanahnya persis depan rumah. Nanti Andara rasa Senopati dan Kemang. Keren banget," lanjut Raffi.

Sadar membangun properti adalah hak baru baginya, Raffi Ahmad berkonsultasi dengan rekan bisnisnya, Lumongga.

"Beliau juga punya perusahaan properti di Senopati, Kemang. Jadi aku hubungi untuk konsultasi," kata suami dari Nagita Slavina ini.

Baca juga: Aksi Arsy Hermansyah Bermain Piano Tuai Sorak Ashanty, Putri Anang Hermansyah Unjuk Kemampuan

Raffi Ahmad ditemui usai mengumumkan keinginannya membangun apartemen saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (2/9/2022). Raffi Ahmad berencana membangun apartemen berlokasi persis di depan rumahnya. Raffi bahkan ternyata sudah mempersiapkan lahan tanah yang luasnya mencapai dua hektar. (Tribunnews.com/Bayu Indra Permana)

 

Raffi Ahmad berencana menjadikan kawasan Andara sebagai salah satu lokasi yang menjadi tujuan orang bepergian seperti kawasan Ancol.

"Dulu orang di luar kota ke Jakarta mau ke Dufan, Ancol, kalau ini pengin ke Andara. Soalnya, ada satu apartemen yang hits dan yang beli bisa orang-orang daerah," tutur Raffi Ahmad.

Perihal persiapan dana yang akan ia gelontorkan, Raffi masih belum bisa mengatakan karena ia masih melakukan kalkulasi.

"Nanti kan baru mau ngobrol dulu. Tapi yang pasti, kami mau yang terjangkau banyak. Ya untuk semua keluarga muda bisa," ucapnya.

6 Hal yang Harus Dipikirkan Sebelum Investasi Apartemen

Bangunan apartemen sudah menyesaki jantung kota besar. Pun yang berada di kawasan pinggiran kota dengan harga lebih terjangkau.

Anak muda, pebisnis, dan ekspatriat lebih senang menyewa apartemen ketimbang tinggal di kontrakan atau kos-kosan. Pangsa pasarnya cukup luas, sehingga cocok buat kamu yang ingin investasi apartemen.

Investasi apartemen menawarkan return menjanjikan, sekitar delapan persen sampai 12 persen per tahun, bahkan lebih tinggi lagi bila perekonomian stabil. Sangat menggiurkan untuk persiapan masa pensiun nanti.

Beli apartemen sekarang, kemudian disewakan tahunan. Bisa jadi passive income yang dengan harga sewa yang lebih tinggi ketimbang rumah.

Meski keuntungannya bikin merem melek, investasi apartemen tidak mudah. Berikut beberapa hal yang harus kamu pertimbangkan sebelum memulai investasi apartemen, seperti dikutip dari Cermati.com.

1. Butuh modal besar

Harga apartemen mirip-mirip harga properti rumah. Butuh modal mulai dari ratusan juta sampai miliaran rupiah, tergantung tipe apartemen dan lokasinya.

Jika lokasi apartemen strategis, berada di pusat kota, harganya cukup mahal dibanding yang ada di pinggiran kota. Kamu bisa membeli apartemen dengan harga mulai dari Rp 100-200 jutaan.

Kebutuhan dana tersebut cukup besar ketimbang memulai investasi lain, seperti reksadana, saham, surat utang pemerintah, bahkan P2P lending.

Buat investor pemula yang belum punya modal besar, sebaiknya beli apartemen kecil tipe studio di pinggiran kota, seperti Depok atau Bogor. Harganya tidak bikin jantungan.

Kamu bisa membelinya secara tunai ataupun Kredit Pemilikan Apartemen (KPA). Bila tunai, tentu saja, kamu harus mengumpulkan dananya terlebih dahulu.

Sedangkan KPA, kamu perlu menyiapkan DP atau uang muka dan memikirkan pembayaran cicilannya setiap bulan sampai jatuh tempo, biasanya lima sampai 20 tahun.

2. Biaya perawatan mahal

Sudah modalnya gede, investasi apartemen membutuhkan biaya perawatan yang mahal. Nama lainnya IPL apartemen. Singkatan dari Iuran Pengelolaan.

Biaya perawatan ini dibayarkan setiap bulan. Mencakup biaya pemeliharaan gedung, pekarangan, area umum, keamanan, kebersihan. Besaran biaya IPL setiap unit berbeda, tergantung lokasi dan tipe atau ukuran apartemen.

Belum lagi biaya listrik, air, dan biaya tetek bengek lainnya. Aneka biaya tersebut bisa menjadi beban keuangan kamu, apalagi jika belum ada penyewa apartemen milikmu.

Pengeluaran membengkak, sementara pemasukan dari investasi apartemen tidak ada. Malah bikin boncos.

3. Susahnya mencari penyewa apartemen

Apartemen terkesan mewah bagi sebagian besar pekerja. Gaji bulanan bisa habis hanya untuk membayar sewa apartemen yang lumayan mahal.

Oleh karenanya, tidak mudah mencari penyewa apartemen. Membuat apartemen yang kamu beli kosong melompong dalam beberapa bulan, mungkin sampai tahunan.

Sedangkan biaya pengelolaan apartemen dan cicilan KPA wajib dibayar. Akhirnya, karena tidak ada pemasukan sama sekali dari sewa apartemen, terpaksa IPL dan cicilan KPA dibayar menggunakan kocek pribadi.

Tujuan mendapatkan tambahan uang dari penyewaan apartemen atau investasi apartemen tidak sesuai harapan. Kamu juga yang rugi.


4. Harga jual berpotensi turun

Tidak seperti rumah maupun tanah yang harganya berpotensi naik ketika dijual, berbeda dengan apartemen. Kemungkinan harga jual apartemen turun tetap ada.

Terlebih jika terjadi kelebihan suplai atau pasokan unit apartemen di suatu wilayah, pasti akan mempengaruhi harga jualnya.

Jadi, kalau kamu ingin menjual apartemen, harganya belum tentu naik, tetapi justru merosot. Ini yang harus menjadi perhatianmu sebelum membeli atau investasi apartemen.

5. Sulit menjual cepat

Investasi reksadana, emas, dan saham terkenal investasi yang likuid. Artinya mudah dicairkan atau ditarik jika sewaktu-waktu membutuhkan dana.

Sementara investasi properti, termasuk investasi apartemen tidak likuid. Butuh waktu cukup lama untuk menjual atau menggadaikannya.

Belum lagi kalau lokasi kepemilikan properti tidak strategis, sangat susah menjualnya lagi atau sepi peminat. Mungkin bisa memakan waktu berbulan-bulan atau hingga tahunan.
6. Kapan balik modal?

Investasi apartemen sebaiknya tidak mengharapkan balik modal dalam waktu cepat. Misalnya dengan menyewakan apartemen, jika setiap bulan kamu memperoleh pemasukan bersih setelah dipotong IPL, dan lain-lain, sekitar Rp 4 juta, dengan modal Rp 500 juta, maka balik modal membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun.

Pahami Risikonya Sebelum Investasi Apartemen

Dalam setiap investasi, pasti selalu ada risiko. Begitupula dengan investasi apartemen. Makanya, pahami risiko terlebih dahulu sebelum investasi apartemen.

Selain itu, cari apartemen dengan lokasi strategis atau memiliki potensi berkembang cukup baik, sehingga kamu bisa memperoleh hasil maksimal, baik dari penyewaan maupun penjualan apartemen.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Raffi Ahmad Ternyata Sudah Siapkan 2 Hektar Lahan untuk Bangun Apartemen di Depan Rumahnya,

 

 

 

 

Berita Terkini