BANJARMASINPOST.CO.ID, AMUNTAI - Ribuan orang menyalatkan dan mengikuti pemakaman KH Asmuni atau Guru Danau di Desa Danaupanggang, Kecamatan Danaupanggang, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Sabtu (3/2).
Ulama kharismatik tersebut meninggal dunia, Jumat (2/1) sekitar pukul 16.30 Wita, di kediamannya di Desa Danaupanggang.
Jemaah tidak hanya datang dari Kalsel tetapi juga dari Kalteng dan Kaltim. H Abdurrahman, yang berasal dari Kaltim, mengaku kehilangan guru kharismatik tersebut.
“Kalimantan berduka. Langit yang mendung terasa ingin menangis melepas kepergian guru kita,” ujarnya.
Baca juga: Pasien TBC RS Idaman Meningkat, Dinkes Tala Tangani 44 Kasus pada Januari 2024
Baca juga: Distribusikan Logistik Pemilu 2024, KPU Balangan Tambah Anggaran Transportasi Daerah Terpencil
Abdurrahman mengikuti pemakaman Guru Danau bersama rombongan. Mereka menggunakan dua mobil.
“Saya sangat terpukul, satu per satu guru kita berpulang. Beliau ini sosok yang sudah harum namanya di Tanah Air,” kata Abdurrahman. Dia pun berharap amal ibadah beliau diterima Allah SWT.
Jemaah menghadiri pemakaman Guru Danau tanpa menghiraukan banjir. Sambil menyingsingkan celana atau sarung saat datang, menuju pemakaman dan pulang. Air menggenang semata kaki orang dewasa.
Meski dipadati jemaah, arus lalu lintas baik saat datang maupun pulang lancar. Polisi, tentara dan relawan mengatur arus lalu lintas di satu-satunya jalan menuju kediaman Guru Danau. Sesekali arus terhampat karena ruas jalan terendam.
“Kami standby sejak hari pertama. Alhamdulillah hingga hari pemakaman semua berjalan lancar khusus arus lalu lintas,” kata relawan, Ebai.
Dikutip dari kalselprov.go.id, Guru Danau dilahirkan pada tahun 50-an di Danaupanggang. Ada yang menulis pada 1951, 1955 dan ada pula yang menulis 1957.
Beliau merupakan anak ketiga dari delapan bersaudara buah hati pasangan H Masuni dan Hj Masjubah. Guru Danau menempuh pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah Pesantren Mu’alimin Danaupanggang. Setelah itu dia studi di Pesantren Darussalam Martapura.
Selama belajar di Pesantren Darussalam, beliau juga belajar dengan sejumlah ulama berpengaruh di Martapura seperti Tuan Guru Semman Mulya, Tuan Guru Royani dan Tuan Guru Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul. (Banjarmasinpost.co.id/stanislaus sene)