BANJARMASINPOST.CO.ID - Curhatan warga salah satu cluster rumah mewah di Tangerang Selatan punya RT dan RW dengan tingkah yang disebut aneh, viral di media sosial.
Banyak ditentang warga, RT dan RW di perumahan mewah itu disebut kerap membuat peraturan yang semena-mena dan tak masuk akal.
Curhatan salah satu warga ini pun viral di media sosial X usai diunggah akun @aurellrfn Senin (20/5/2024).
Dalam unggahannya pemilik rumah menceritakan keributan yang terjadi saat ia mengajak salah satu rekannya untuk menginap di rumah.
Namun di perumahan tersebut ketua RT dan RW membuat peraturan dilarangnya orang meningap selain saudara yang tertera dalam 1 kartu keluarga.
Baca juga: Update Harga Emas Batangan Selasa 21 Mei 2024: Antam dan UBS Stagnan, Cek Rinciannya
Baca juga: Info Cuaca Ekstrem Selasa 21 Mei 2024, Cerah Berawan Potensi Hujan Kalsel, Cek Jambi dan Gorontalo
Selain peraturan tersebut juga ada kebijakan-kebijakan lain yang dinilai merugikan warga.
“Di atas jm 10 gofood harus ambil sendiri ke post satpam gak boleh masuk rumah
Tong sampah umum diangkut krna lebih dari setengah cluster gk mau bayar IPKL
Gk boleh ada yang nginep selain 1 KK, kalo gk bakal di gedor" di marahin di tunjuk", harus minta izin sujud sama RT dulu
Nanya atau komplain d group langsung di kick, Real Korea Utara,” paparnya.
Meski sudah memberikan surat pemberitahuan perihal adanya orang yang menginap, ketua RT dan RW di perumahan tersebut enggan memberikan izin.
“Ini bukan pertama kali RT RW ngerecokin aku krna masalah tamu" tp ini semakin di cecar krna aku gk bayar IPKL. Tamu aku nginep krna besok nya kita mau pergi pagi" ke kelapa gading, biar lbh efisien dan ada yg nyetir jadi aku blg nginep aja,” tambahnya.
Akibat larangan yang diberikan, ketua RT pun mendatangi rumah pemilik akun dengan membawa satpam dan polisi.
“Aku ber-4 ya sma ade dan tamu aku bukan berdua doang. Aku cerita ke warga" lain mereka baik bgt Igsung dtg bantu cover takut aku di kenapa"in RT RW atau satpam yang dtg.
Mereka bawa binamas ke rumah aku ketok" kita serumah udh cape bgt ngeladenin mereka jadi kita biarin tidur,” jelasnya.
Lantaran sikap dan peraturan yang diberlakukan ketua RT dan RW di wilayah tersebut, pemilik akun juga menuturkan banyaknya warga yang enggan membayar Iuran Pemeliharaan dan Keamanan lingkungan (IPKL).
“Sebulan dua bulan keluar dari debeloper warga minta laporan keuangan karna kan ini udh d bayar ke RT RW. Setiap di ganya ngeles dan kasih laporan yang halusinasi Beberapa warga tuh emng kerja auditor atau bagian finance kasih pertanyaan tentang laporan keuangan malah di kick dari group supaya gk tanya" lagi,” tambahnya.
Para warga pun sudah berupaya untuk mengganti RT dan RW yang saat ini sedang berkuasa namun belum juga membuahkan hasil.
“Sampai skrg masi di usahakan sama warga lain untuk RT RW nya di copot jabatannya, kita udh ttd surat juga udh di kirim ke kelurahan,” ujarnya.
Kekesalan para warga kian bertambah lantaran RT dan RW tersebut sulit untuk digulingkan.
(Banjarmasinpost.co.id/Danti Ayu)