BANJARMASINPOST.CO.ID - Kisah pilu pasangan lanjut usia Hans Tomasoa dan Rota Tomasoa semasa hidup perlahan mulai diungkap orang-orang terdekatnya.
Terungkap bagaimana Opa Hans, panggilan akrab Hans Tomasoa dan Oma Rita, panggilan keseharian Rita Tomasoa Wattimena hidup berdua di usia senja mereka meski memiliki tiga orang anak.
Diketahui sebelumnya, Opa Hans dan Oma Rita ditemukan tewas berdua dengan kondisi membusuk di dalam kamar rumahnya di Perumahan Citra Indah Bukit Raflesia, Desa Singajaya, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor pada Selasa (16/7/2024).
Opa Hans belakangan diketahui merupakan mantan pelaut dan tutup usia pada umut 83 tahun.
Sedangkan istrinya, Oma Rita, adalah mantan penyiar radio RRI dan meninggal pada usia 73 tahun.
Informasinya, Rita Tomasoa mengalami stroke.
Hans Tomasoa lah yang selalu merawatnya.
Baca juga: Fakta Masa Lalu Opa dan Oma Ditemukan Membusuk dalam Kamar di Bogor, Berkecukupann dan Punya 3 Anak
Baca juga: Fakta Terbongkarnya Manipulasi Nilai Rapor Murid SMPN 19 Kota Depok demi SMA Favorit, Kepsek Mengaku
"Diduga dalam keadaan sakit," kata Kapolsek Jonggol Kompol Wagiman.
Padahal Hans dan Rita memiliki 3 orang anak laki-laki.
"Keterangan saksi demikian , sudah lama dia tingga di situ, berdua saja," kata Kompol Wagiman.
Sayangnya hingga kini polisi masih belum menemukan kejelasan atas keberadaan anak-anak Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa.
"Kita nyari informasi juga belum ketemu," kata Kompol Wagiman.
Menurut Kompol Wagiman, Hans dan Rita masih memiliki seorang adik yang sering menjenguk ke Jonggol.
"Dia punya adik, tinggal di Jakarta," katanya.
Bahkan jenazah Hans Romasoa dan Rita diurus oleh orang lain.
"Pemakaman dari pihak gereja sama adiknya," katanya.
Selama hidup berdua tanpa diurus anak, Hans Tomasoa dan Rita mampu bertahan hidup.
Adiknya dan tetangga serta jemaat gereja lah yang peduli mengurus Hans dan Rita hingga bisa bertahan hidup.
"Pihak gereja kadang menengok ke situ," katanya.
Dia Dede Ronawati bercerita, biasanya jika memerlukan sesuatu Hans Tomasoa selalu menelepon.
"Biasanya Opa akan menelepon gereja kalau memerlukan sesuatu. Tetapi kali ini tidak ada telepon," katanya di postingan Facebook.
Hans dan Rita biasanya menerima makanan dari warga dan jemaat gereja.
"Pernah bergantian mengantarkan makanan antar warga dan Presbiter SP3, sebelum akhirnya keluarga menyerahkan ke tetangga untuk memasakkan makanan untuk Oma dan Opa," jelasnya.
Tak hanya membantu kebutuhan sehari-hari saja, pihak gereja juga sampai membersihkan rumah Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa.
"Kami sudah berupaya yang terbaik dalam memperhatikan dan menjaga oma dan Opa termasuk membersihkan rumah beliau. Mungkin minggu kemaren adalah waktu Tuhan bagi Oma dan Opa," katanya.
Semasa muda Hans Tomasoa dan Rota Tomasoa terbilang sukses dan berkecukupan. Opa Hans merupakan mantan kapten kapal.
Sementara Rita adalah mantan penyiar radio RRI.
Tetangganya, Dian Deedee Ronawati menerangkan Oma Rita mendertita sakit stroke.
Selama ini ia hidup bergantung pada suaminya, Hans Tomasoa.
"Oma sudah stroke. Tergantung Opa," katanya di kolom komentar Facebook.
Dian menduga Hans Tomasoa meninggal lebih dulu hingga tak ada yang mengurus kebutuhan Rita Tomasoa.
"Opa meninggal duluan, jadi gak ada yang urus makan Oma. Jadilah Oma meninggal. Sementara begitu perkiraannya," tulis Dian membawal komentar netizen.
Sebenarnya Hans dan Rita memiliki tiga orang anak.
Namun selama ini 3 anak laki-laki tersebut tak pernah menjenguk Hans dan Rita.
Dian bercerita tetangga beberapa kali mencoba membujuk 3 anak tersebut untuk menjenguk Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa.
"Kami hanya urut dada dan geleng kepala kalau menelpon anak-anak tersebut untuk memperhatikan Oma dan Opa," tulisnya di postingan Facebook.
Menurutnya ada banyak isu soal alasan anak-anak itu tak pernah menjenguk Hans dan Rita.
"Saya tidak bisa ceritakan di sini," katanya.
Selama ini Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa banyak dibantu tetangga.
"Kami sudah berupaya yang terbaik dalam memperhatikan dan menjaga oma dan Opa termasuk membersihkan rumah beliau. Mungkin minggu kemaren adalah waktu Tuhan bagi Oma dan Opa," katanya.
Malahan proses dan segala urusan pemakaman Hans dan Rita juga ditanggung warga.
"Seluruh biaya visum, peti, dan pemakaman ditanggung oleh Jemaat Cipeucang. Hanya itu yang bisa kami buat. Pemakaman Sabtu, 13 Juli 2024 kemaren dipimpin oleh Pdt. (Em.) J. M. Tambunan. Puji Tuhan, Beliau berkenan memimpin. Saya pribadi dan seluruh Pnt/Dkn (khususnya di SP3) bersama warga Jemaat sangat sedih dengan kejadian ini," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Terkuak Cara Hans Tomasoa Bertahan Hidup Tanpa Dibantu Anak, Rawat Istri Stroke hingga Tewas Bersama