BANJARMASINPOST.CO.ID - Alvaro Morata disebut sebagai striker yang memalukan di La Liga. Kini dia memutuskan pindah dari Atletico Madrid ke AC Milan.
Menerima terlalu banyak kritik, Striker Timnas Spanyol di EURO 2024 itu resmi bergabung ke AC Milan pada 19 Juli lalu.
Syaratnya, AC Milan membayar klausul pelepasan Morata dari Atletico Madrid senilai 13 juta euro atau sekitar 230 miliar rupiah.
Dia akan mengenakan seragam bernomor punggung 7.
Morata dikontrak si Merah selama 4 tahun dengan opsi perpanjangan setahun.
Opsi itu akan aktif apabila Morata bisa mencetak minimal 20 gol pada musim 2027-2028.
Baca juga: Jadwal Bola Piala Presiden 2024 Live TV Indosiar Hari Ini: Persib Bandung vs Borneo, Persis vs PSM
Penyerang berusia 31 tahun itu memutuskan meninggalkan Atletico Madrid karena menerima terlalu banyak kritik.
Selama 2 musim terakhir, Morata mencetak 36 gol dalam 93 penampilan buat Atletico di semua kompetisi.
Statistik itu dianggap kurang oleh banyak orang yang mengkritiknya.
Di EURO 2024, Morata juga dikritik karena hanya mencetak 1 gol sepanjang turnamen.
Situasi Morata dijelaskan oleh mantan rekan seklubnya, Koke.
"Di Atletico, kami butuh orang-orang yang sepenuhnya ingin berada di sini dan isi kepala mereka 100 persen fokus ke klub untuk bersaing dan menang," kata Koke seperti dikutip dari Marca.
Dia menyebut, hal ini sangat memalukan, tapi memang kenyataannya begitu.
"Banyaknya kritik yang diterima Morata itu memalukan tetapi sebuah kenyataan."
"Dia mengalami momen yang sangat sulit di sini di Atletico Madrid dan Timnas Spanyol."
"Saya pergi makan siang dengan dia dan beberapa orang mengatainya."
"Kami berbicara setiap hari, saya ingin membesarkan hatinya."
"Akan tetapi, pada akhirnya dia memutuskan untuk pergi karena situasi ini."
Mantan penyerang Barcelona, Hristo Stoichkov, juga menyayangkan banyaknya kritik yang diterima Alvaro Morata.
Menurut eks striker Timnas Bulgaria ini, Morata adalah tipe penyerang yang sudah sangat langka.
Stoichkov tidak paham mengapa Morata dihujani kritik hanya karena dianggap kurang banyak mencetak gol.
"Morata adalah seorang anak yang sangat menderita," ujar Stoichkov seperti dikutip dari Sport."
"Saya tidak paham mengapa bisa ada kritik buat seseorang yang menjadi titik referensi dari Timnas Spanyol di EURO 2024."
"Dia bekerja keras untuk Timnas Spanyol."
"Di semifinal, pada proses gol Dani Olmo atau Lamine Yamal, tidak ada yang membicarakan Morata."
"Dia menarik 2 atau 3 bek lawan ke dekatnya, dia menciptakan ruang."
"Alvaro Morata adalah penyerang tengah yang sekarang tidak lagi eksis."
"Dia bekerja keras, dia banyak berkorban, dan saya benar-benar tidak mengerti mengapa dia begitu banyak dikritik," pungkas Stoichkov.
Sekarang AC Milan yang beruntung mendapatkan Morata, yang dianggap Stoichkov sebagai seorang striker yang sudah punah.
CEO AC Milan, Giorgio Furlani, senada dengan Stoichkov ketika menjelaskan mengapa klubnya memilih Morata.
Alasannya bukan karena bisa mencetak banyak gol tetapi karena karakternya yang seorang pekerja keras di lini depan.
"Zlatan Ibrahimovic, yang tahu apa artinya menjadi striker AC Milan, menjelaskan kepada Morata betapa pentingnya dia untuk proyek kami," kata Furlani kepada Calciomercato.
Morata punya mobilitas buat mengalihkan perhatian bek lawan, kekuatan untuk menahan bola, dan visi untuk menjadi penghubung antarlini.
Dengan AC Milan memiliki sayap-sayap dan gelandang serang eksplosif seperti Rafael Leao, Christian Pulisic, dan Ruben Loftus-Cheek, keberadaan Morata bisa berarti krusial.
Bisa jadi, dia menjadi sosok yang akan menghancurkan dominasi Inter Milan dan Juventus.
(Banjarmasinpost.co.id/Bolasport.com)