Kabar Kampus Politala

Program Cetak Sawah di Kapuas Lancar, Politeknik Negeri Tanah Laut Jadi Percontohan Pengawasan

Penulis: BL Roynalendra N
Editor: Irfani Rahman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MOU - Direktur Politala Dr Hj Mufrida Zein (ketiga kanan) bersama Kadistanhornak Kalteng Sunarti memperlihatkan dokumen MoU yang telah ditandatangani terkait pengawasan konstruksi cetak sawah di Kabupaten Kapuas.
MOU - Direktur Politala Dr Hj Mufrida Zein (ketiga kanan) bersama Kadistanhornak Kalteng Sunarti memperlihatkan dokumen MoU yang telah ditandatangani terkait pengawasan konstruksi cetak sawah di Kabupaten Kapuas.

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Program cetak sawah dan optimasi lahan pertanian khususnya tanaman padi terus diintensifkan pemerintah pusat ke seluruh penjuru Indonesia. Termasuk di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng).

Guna kelancaran program nasional yang digaungkan Presiden Prabowo Subianto tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) RI telah menetapkan tujuh perguruan tinggi untuk melakukan pengawasan konstruksi cetak sawah tahun ini.

Ketujuh perguruan tinggi tersebut yaitu Politeknik Negeri Tanah Laut (Politala), Universitas Negeri Palangka Raya (Unpar), Universitas Brawijaya, Universitas Padjajaran, Universitas Sebelas Maret, Institut Pertanian Bogor, dan Institut Sepuluh Nopember. 

Politala, perguruan tinggi yang berada di Kabupaten Tanah Laut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), mendapat kepercayaan Kementan melakukan pengawasan cetak sawah di Kabupaten Kapuas. Lokasinya yakni di Kecamatan Kapuas Murung (8 desa) dan Kecamatan Kapuas Barat (1 desa).

PERCONTOHAN - pengolahan data bersama Pusdatin Kementan RI, Distanhornak Kalteng bersama 7 universitas lain di Food Estate Dadahup, Kapuas.

Ada tiga kontraktor pelaksana cetak sawah di dua kecamatan tersebut yang diawasi oleh Tim Politala yaitu PT Bara Jasa Mulia, PT Lima Anugrah Sejahtera, dan PT Aninditha Kaharya Anugrah. Total luasannya 9.641,56 hektare.

Kepercayaan Kementan RI kepada Politala tak terlepas dari kesuksesan Tim Politala saat melaksanakan pengawasan pada program optimasi lahan di sejumlah kabupaten di Kalimantan Selatan, tahun 2024 lalu.

Sejak awal Maret 2025 lalu Politala mulai bergerak di lokasi cetak sawah di Kapuas. Tim pengawas yakni dari Program Studi Teknologi Rekayasa Konstruksi Jalan dan Jembatan (TKRJJ). Tim melakukan pengawasan secara berkala dengan melibatkan tenaga lokal di wilayah setempat.

"Sejauh ini semua berjalan lancar karena kami dari tim selalu di-support penuh oleh Direktur Politala Ibu Dr Hj Mufrida Zein SAG MPd dan Ketua Prodi TKRJJ Ibu Marlia Adriana ST MT," ucap Septia Rona PG ST MT, tim Leader Pengawas Cetak Sawah, Politala, Rabu (23/4/2025).

KEGIATAN sampling percontohan  bersama pejabat Pusdarin Kementan RI di lokasi cetak sawah di Kapuas yang diawasi Tim Politala..

Bahkan pengawasan yang dilakukan Tim Politala mendapat atensi khusus oleh Kementan RI dan dijadikan sebagai percontohan dari tujuh perguruan tinggi yang terlibat pada pengawasan program cetak sawah tersebut.

Semua itu karena Tim Politala dalam menjalankan tugasnya selalu sesuai kaidah dan pedoman yang diamanatkan. Termasuk dalam melakukan simulasi aplikasi laporan pengawasan.

Kepala Pusdatin Kementan RI Intan Rahayu SSi MT mengatakan Politala telah menunjukkan kinerja yang baik sehingga mampu menjadi contoh dalam pengawasan konstruksi cetak sawah yang  dilakukan saat ini di Kabupaten Kapuas.

Nantinya hal itu juga diharapkan dapat mempermudah dalam melakukan pelaporan realisasi di lapangan kepada Tim Kementerian pusat. Kalangan petani di Kapuas pun juga sangat menyambut baik. Fakta tersebut kian meneguhkan eksistensi Politala sebagai Kampus JUARA (Jujur, Unggul, Agamis, Ramah, Atraktif) dengan masa depan PASTI (Profesional, Aplikatif, Siap Kerja, Terampil, Inovatif).

Upaya perluasan areal pertanian melalui program cetak sawah di Kabupaten Kapuas pun terus menunjukkan perkembangan positif. 
Sinergi antara Politala dengan Dinas Pertanian, Hortikultura, dan Peternakan (Distanhornak) Kalteng dalam melakukan pengawasan intensif menjadi kunci keberhasilan program ini.

Kerja sama tersebut tak hanya bertujuan untuk memastikan kesesuaian pelaksanaan cetak sawah dengan perencanaan. Lebih dari itu juga memberikan pendampingan teknis kepada para petani. 

Halaman
12

Berita Terkini