BANJARMASINPOST.CO.ID- Buah kelapa yang harganya melonjak hingga Rp18 ribu per butir ternyata karena lebih dominan diekspor sehingga ketersediaan untuk pasar lokal sedikit.
Sebagaimana dikatakan Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Sulkan, harga kelapa menjadi naik karena permintaan ekspor yang tinggi sehingga pengusaha dalam negeri lebih memilih untuk menjual ke eksportir untuk kemudian diekspor .
"Saat ini kelapa menjadi komoditas yang sedang menjadi perhatian, karena kelapa lebih banyak diekspor dibandingkan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri akibatnya kelapa menjadi langka dan harganya melonjak," jelasnya.
Salah satu negara yang saat ini menjadi tujuan ekspor kelapa dan olahan dari kelapa adalah China, Amerika Serikat, Belanda, Korsel, Jepang, Singapura, Filipina dan Malasyia.
Baca juga: Lowongan Kerja Terbaru PT Indofood, Terbuka Bagi Lulusan SMA, D3 hingga S1, Cek Lokasi Penempatan
Baca juga: Viral Pria di Banjarbaru Tepergok Intip Hubungan Intim Pasangan Suami-Istri, Ini Kata Kapolsek
"Adapun penghasil kelapa di Kalimantan Selatan adalah Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Barito Kuala Yang menjadi pusat pengembangan kelapa," tukas Sulkan.
Sulkan juga menyatakan, pihaknya belum punya data yang khusus untuk kelapa, karena tergabung dalam kelompok komuditas lainnya.
(banjarmasinpost.co.id/salmah saurin)