BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG-Musim kemarau diprediksi akan berlangsung hingga awal September, sehingga masih berpotensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (kathutla).
BPBD Tabalong merilis hingga saat ini walaupun belum ada kebakaran hutan, tetapi kebakaran lahan sudah terjadi 13 kejadian kebakaran lahan.
Sedangkan berdasarkan pantauan titik panas atau hot spot sampai hari ini sudah ada terdeteksi 25 tiitk panas.
Hot spot tersebut tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Tabalong dan memang tidak semuanya merupakan titik api.
Baca juga: Tabrakan Beruntun di Gambah Luar HSS, Diduga Ingin Menyalip Mobil Lain
Baca juga: 10 Atlet Skateboard Banjarbaru Diberangkatkan ke Bali, Ini Target Pelatih
Menindaklanjuti ini, melalui rakor kesiapsiagaan bencana karhutla, Selasa (12/8/2025) di Balai Rakyat Dandung Suchrowardi, Pemkab Tabalong telah menyepakati penetapan status siaga darurat.
Bupati Tabalong, HM Noor Rifani dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekda Tabalong, Hj Hamida Munawarah, mengajak semua pihak harus bersinergi dalam hadapi potensi karhutla yang muncul saat kemarau.
"Saling mendukung dalam upaya penanganan darurat bencana kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kabupaten Tabalong," ujarnya dalam rakor.
Menurutnya, rakor yang dilaksanakan merupakan bagian dari upaya terpadu untuk menghadapi ancaman karhutla, terutama saat musim kemarau.
"Maka semua harus bersinergi dan saling mendukung dalam upaya penanganan darurat bencana kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kabupaten Tabalong," tambahnya.
Kemudian juga mendorong pelibatan seluruh komponen masyarakat dalam menghadapi bencana karhutla.
Dengan semakin banyak masyarakat yang sadar akan ancaman bencana dan memiliki kesiapsiagaan yang baik, maka semakin besar pula ketangguhan dalam menghadapi bencana karhutla.
"Mari jaga komitmen dan ikhtiar bersama untuk menghadapi resiko bencana kebakaran hutan dan lahan yang mengancam," ujarnya.
(banjarmasinpost.co.id/donyusman)