BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Di tengah semaraknya peringatan HUT Ke-80 RI di halaman kantor Bupati Kotabaru, Sebelimbingan, turut berhadir Ideris A, pejuang asal Bumi Saijaan.
Lelaki paruh baya ini hadir dengan seragam merah marun, berpeci, lengkap dengan pin wing penerjun payung dan emblem lainnya yang melekat di dada.
Kehadirannya kali ini tidak lain untuk turut merayakan kemerdekaan yang kini sudah dinikmati hingga 80 tahun.
Menyaksikan pengibaran bendera merah putih di puncak kemerdekaan selalu membuat hatinya bergetar, termasuk hari ini, di usia yang menginjak usia 78 tahun.
Ideris merupakan tentara yang mengikuti operasi pembubaran PKI di Pontianak pada 1965 dan bertugas aktif menanggulangi keamanan di Timor Timur pada Operasi Seroja 1975.
Baca juga: Lowongan Kerja Adaro Energy, Cek Posisi Yang Dibutuhkan, Penempatan Kalteng, Kalsel dan Jakarta
Baca juga: Sosok Pratu Yahya Prajurit TNI yang Gugur di Papua: Lulusan SMKN 2 Marabahan, Pendiam dan Sopan
Termasuk seorang veteran, pangkat terakhirnya adalah Pratu, pensiun di 1993 di Kodim 1004 Kotabaru yang jadi tempat perekrutannya saat masih berusia belasan tahun.
"Saat itu aku didatangi ke rumah, didata apakah maua jadi tentara," sebutnya.
Merasa fisik bugar dan tidak ada pekerjaan yang memadai, Ideris muda menerima tawaran saat Kodim 1004 Kotabaru masih dipimpin Abu Darim saat itu.
Dinyatakan diterima dan turut diberangkatkan dalam misi dengan nomer 183, dari 185 orang ke Pontianak, dirinya sangat senang.
"Karena saat itu kita mendaftar tentara disebut sama menghantarkan nyawa. Apalagi fisik saya terbilang kecil dari peserta lainnya," cerita ayah tiga anak ini.
Ditanya apa perasaan penerima Satyalencana Seroja ini saat melihat sang saka merah putih berkibar, dirinya mengaku sangat senang dan haru, bahkan jika diminta kembali bangkit berjuang memegang senjata, dirinya siap.
Seingatnya saat kontak senjata dulu, laras senjata yang memerah panas dengan sigap digenggam dan tidak ada rasa sakit.
Saat ini pun di usia senjanya tetap kuat menggenggam saat mengajak berjabat tangan setiap orang yang ditemuinya.
Ideris sendiri mengaku bersyukur bisa pulang dari dua misi besar dengan selamat, bahkan hingga saat ini masih bisa menyaksikan perayaan kemerdekaan.
Di tengah hiruk pikuknya perkembangan zaman dan berbagai kemajuan yang menyertainya.
"Untuk anak-anak muda tetap semangat dan siap dalam menyertai kemerdekaan ini," pesannya.
Pesan lain yang selalu diingatkannya adalah untuk mengkonsumsi tiap hari tiga siung bawang putih untuk menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh.
"Aku biasanya menaruh tiga siung saat memadar (Menanak) nasi, kemudian dimakan setiap hari," ujarnya
Diketahui saat ini Ideris hidup bersama anaknya Masran, di Kelurahan Kotabaru Hilir, Pangeran kacil, RT 10 nomor 58.
Kesehariannya dihabiskan di rumah kayu, dengan bergantung pada gaji pensiunan sebagai tentara dan sebagai veteran.
(Banjarmasinpost.co.id/MuhammadTabri)