Berita Banjar
Warga Desa Artain Banjar Masih Andalkan Lanting untuk Menyeberang, Jalan Darat Belum Tersambung
Warga Desa Artain, Kabupaten Banjar, hingga kini masih harus mengandalkan lanting atau rakit kayu untuk menyeberangkan
Penulis: Nurholis Huda | Editor: Edi Nugroho
BANJARMASINPOST.CO,ID, MARTAPURA – Warga Desa Artain, Kabupaten Banjar, hingga kini masih harus mengandalkan lanting atau rakit kayu untuk menyeberangkan kendaraan menuju Desa Banua Riam.
Kondisi ini menjadi satu-satunya pilihan masyarakat karena akses jalan darat yang menghubungkan kedua desa belum sepenuhnya tersambung.
Pantauan di lapangan, Sabtu (14/9/2025), terlihat sebuah mobil dan sepeda motor dinaikkan ke atas lanting kayu untuk diseberangkan melewati sungai.
Seorang warga tampak mengatur keseimbangan lanting agar kendaraan bisa naik dengan aman.
Baca juga: Kurang Mendapatkan Perhatian, Perguruan Tinggi Swasta di Kalsel Keluhkan Beban Berat
Baca juga: Warga Tapin Utara Diajak Kembangkan Lahan Tanaman Ini di Lahan Sempit
Menurut Asmadi, mantan Pembakal Artain, penggunaan lanting sudah berlangsung sejak lama dan masih menjadi kebutuhan utama masyarakat.
“Kalau dari Artain ke Banua Riam, memang harus be lanting. Jalan darat belum bisa tembus sepenuhnya, apalagi saat musim hujan jalan tanah jadi licin dan rawan. Jadi mau tidak mau, masyarakat tetap bergantung dengan penyebrangan seperti ini,” ungkap Asmadi kepada wartawan.
Asmadi menambahkan, meski sudah ada wacana pembangunan jembatan, hingga kini realisasinya belum terwujud. Padahal, menurutnya, keberadaan jembatan sangat penting bagi kelancaran mobilitas warga.
“Harapan masyarakat sudah jelas, mereka ingin ada akses permanen. Dengan adanya jembatan, tidak hanya memudahkan transportasi warga, tapi juga mempercepat jalur distribusi hasil kebun dan kebutuhan pokok,” ujarnya.
Ia menuturkan, setiap hari ada saja kendaraan roda dua hingga roda empat yang menyebrang dengan lanting, baik untuk keperluan pribadi maupun perdagangan. Namun, cara ini penuh risiko karena bergantung pada arus sungai serta keterampilan pengemudi lanting.
“Kendaraan berat juga kadang ikut diseberangkan. Kalau arus deras, lanting bisa oleng, jadi memang perlu kehati-hatian ekstra,” jelasnya.
Warga berharap pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan infrastruktur penghubung. Akses jalan yang layak diyakini akan membawa dampak positif bagi ekonomi masyarakat, terutama karena desa-desa di wilayah tersebut memiliki potensi hasil bumi yang cukup melimpah.
“Kalau akses mudah, hasil kebun bisa cepat dibawa ke pasar. Sekarang banyak yang tertahan karena kendala transportasi. (Banjarmasin post.co.id/ Nurholis Huda)
Raih Nilai Sempurna, Kafilah Ini Dapat Umrah di MTQ Tingkat Kabupaten Banjar |
![]() |
---|
Rawat Budaya Lokal, Ibu-ibu Desa Cindai Alus Belajar Sasirangan |
![]() |
---|
Ini Kondisi Memprihatinkan Jembatan Desa Paramasan Bawah Banjar, tak Bisa Dilalui Kendaraan |
![]() |
---|
Hotspot di Kabupaten Banjar Menurun, Petugas BPBD Masih Tetap Siaga Karhuta |
![]() |
---|
Jalan Paramasan Bawah Tertimbun Longsor, Aparat Desa Layangkan Surat ke Bupati Banjar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.