Berita Banjarbaru

Soroti Masalah Banjir hingga Pemilu di Kalsel, Diskusi Sejumlah Aktivis dan Akademisi di Banjarbaru

Dalam diskusi akademisi dan aktivis di Banjarbaru dibahas soal beragam masalah di Kalsel seperti kerusakan alam hingga soal pemilu

Penulis: Rizki Fadillah | Editor: Irfani Rahman
Banjarmasinpost.co.id/Rizki Fadillah
DISKUSI DI BANJARBARU-Diskusi bertajuk “Oligarki, Otot, Otak, Ongkos: Hikayat Kalsel dan Indonesia” yang digelar di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Minggu (2/11/2025). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Kekhawatiran kerusakan alam yang menyebabkan bencana banjir menjadi salah satu sorotan dalam diskusi bertajuk “Oligarki, Otot, Otak, Ongkos: Hikayat Kalsel dan Indonesia” yang digelar di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Minggu (2/11/2025).

Diskusi ini menghadirkan sejumlah pembicara seperti Guru Besar Hukum Tata Negara, Prof Denny Indrayana, Aktivis Lingkungan, Kisworo Dwi Cahyono, hingga Pegiat Sosial, Politik, Demokrasi dan Lingkungan Hidup, Berry Nahdian Forqun.

Salah satu barasumber, Kisworo mengatakan, saat musim kemarau, Kalsel sering terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), dan ketika musim hujan rentan dilanda oleh banjir.

Meski demikian, Mantan Direktur Eksekutif Walhi Kalsel ini tidak jika banjir yang terjadi bukan semata-mata diakibatkan musim hujan, tetapi juga diakibatkan faktor lain seperti kerusakan lingkungan.

Baca juga: Jembatan Sungai Ulin Banjarbaru Dibuka, Tiga Halte Bus Trans Banjarbakula Kembali Aktif

Baca juga: Motor Ojol Brebet Usai Isi Pertalite, Bengkel di Pengambangan Banjarmasin Beri Diskon: Saya Kasian

Ia mengibaratkan Pegunungan Meratus yang memanjang sebagai atap dari Kalsel. Untuk itu, jika atap tersebut rusak atau bocor, maka sebuah rumah akan merasakan dampaknya. 

“Pegunungan meratus atapnya Kalsel. Kalau atau rumah kita bocor, rumah kita basah. Apalagi sampai dirobohkan,” sebut Kisworo dalam diskusi.

Pada kesempatan itu, Aktivis Lingkungan ini mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menyelamatkan atap Kalsel alias Pegunungan Meratus dari keusakan, agar kita tidak menimbulkan bencana banjir.

Sementara itu, Prof Denny Indrayana dan Berry Nahdia Furqon dalam diskusi lebih menyoroti soal proses pemilu di Indonesia khususnya di Kalsel yang dinilai masih belum sepenuhnya demokratis.

Diskusi ini juga dihadiri sejumlah tokoh dan akademisi, seperti Mantan Komisioner Komanas HAM RI, Hairansyah, Antropologi ULM, Nasrullah, Akrivitis, Shukrowardi, dan sejumlah warga hingga insan media.

(Banjarmasinpost.co.id/Rizki Fadillah)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved