Berita Kalsel
Serapan Baru 43 Persen, Potensi SILPA APBD Kalsel 2025 Capai Rp1,2 T
Dari data BPKAD Kalsel per 10 November 2025, empat SKPD mencatat total belanja Rp5,82 triliun. Namun, realisasi baru Rp2,53 triliun
Penulis: Muhammad Syaiful Riki | Editor: Ratino Taufik
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Sorotan terhadap rendahnya serapan anggaran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) mengemuka dalam rapat gabungan antara Badan Anggaran (Banggar), Alat Kelengkapan Dewan (AKD), pimpinan fraksi, dan seluruh SKPD Pemprov Kalsel di gedung DPRD Kalsel, Senin (10/11/2025).
Mulanya, isu yang mencuat ialah besarnya dana daerah sekitar Rp4,7 triliun, yang disebut masih mengendap di Bank Kalsel dan belum terealisasi.
Dari data BPKAD Kalsel per 10 November 2025, empat SKPD mencatat total belanja Rp5,82 triliun. Namun, realisasi baru Rp2,53 triliun atau sekitar 43 persen.
Selisi realisasi mencapai Rp3,28 triliun memunculkan pertanyaan di kalangan anggota dewan.
Anggota Banggar, Achmad Maulana, menyoroti adanya kegiatan yang sudah tertuang dalam APBD murni, namun justru menunggu anggaran perubahan.
Ia juga mempertanyakan apakah rendahnya serapan dipengaruhi kendala teknis atau pola menunggu bunga deposito dari dana yang disimpan di bank.
Dalam rapat yang dipimpin Wakil Ketua Banggar DPRD Kalsel, Alpiya Rakhman, sejumlah SKPD seperti Dinas PUPR, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan BPKAD memaparkan progres masing-masing.
Baca juga: Bocoran Isi Putusan Cerai Andre Taulany, Talak Cerai Terhadap Rien Wartia Trigina Dikabulkan
Plt Kepala Dinas PUPR Kalsel, M Yasin Toyib menyebut, masih ada sejumlah proyek besar yang belum rampung. Namun, pihaknya tetap menargetkan serapan 90 persen dari total anggaran lebih dari Rp2 triliun.
“Kami optimis bisa merealisasikan anggaran sesuai target,” ujarnya.
Dari Biro Kesejahteraan Rakyat, Fahrurrazi menjelaskan bahwa sebagian bantuan sosial belum dicairkan lantaran proposal pemohon belum lengkap.
“Beberapa proposal sudah disetujui, tapi belum bisa dicairkan karena pemohon tidak melengkapi persyaratan,” katanya.
Selain itu, Pemprov disebut masih menunggu rampungnya hasil pemeriksaan keuangan oleh BPK RI. SKPD yang laporan keuangannya belum tuntas tidak bisa melaksanakan kegiatan, sehingga memperlambat realisasi.
Meski mendorong percepatan, Alpiya mengakui waktu efektif hanya tersisa dua bulan.
Dengan kondisi ini, Pemprov Kalsel diperkirakan tetap menyisakan sekitar Rp1,2 triliun pada akhir 2025, meski target serapan rata-rata SKPD dipatok 90 persen.
“Sudah kita hitung bersama, tetap ada sisa sekitar Rp1 triliun lebih, belum lagi ditambah dana bagi hasil dan transfer ke daerah. Jadi totalnya bisa sampai Rp2 triliun,” ucapnya.
Dana tersebut akan kembali dimasukkan dalam RAPBD 2026 sebagai SILPA (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran).
“Kita dorong realisasi hingga 90 persen, tapi kita lihat saja nanti Desember hasilnya,” ujar Alpiya.
(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Syaiful Riki)
| Datu Kelampayan Belum Masuk Pahlawan Nasional, Dinsos Kalsel Beri Penjelasan |
|
|---|
| Komite II DPD RI Dorong Bulog Segera Salurkan 4.800 Ton Sisa Stok Beras di Gudang Bulog Kalsel |
|
|---|
| Kisruh Tapal Batas HST-Kotabaru, Masyarakat Adat Mengaku Tidak Dilibatkan |
|
|---|
| HST Komplain Perbatasan Kotabaru, Gubernur Kalsel Diminta Tinjau Ulang Kesepakatan |
|
|---|
| BNNP Kalsel Sasar Gang Sejiran, Kampung Narkoba di Banjarmasin Disisir dalam Operasi Pemulihan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/Rapat-gabungan-antara-Badan-Anggaran-Banggar-Alat-Kelengkapan-Dewan-AKD.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.