Berita Banjarmasin

Air Mata Saksi Iringi Rekonstruksi Pembunuhan Bidan di Banjarmasin, Rina Berjuang Selamatkan Ibu

Kesedihan mendalam masih dirasakan Rina Mutia (24) saat hadiri dalam reka ulang pembunuhan ibundanya,Bidan Rahmaniah

Penulis: Saiful Rahman | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Saiful Rahman)
BERI KESAKSIAN - Rina Mutia (24) memberi kesaksian usai mengikuti rekonstruksi pembunuhan ibunya di Mapolsek Banjarmasin Selatan. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN- Kesedihan mendalam masih dirasakan Rina Mutia (24) dan keluarga. Terlebih warga Jalan Kelayan A Gang Antasari II RT 06 Kecamatan Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin tersebut baru saja menjalani reka ulang pembunuhan ibundanya, Hj Rahmaniah (58).  

Rekonstruksi penusukan bidan tersebut digelar, Senin (10/11) pagi. Sebanyak 33 adegan diperagakan di Mapolsek Banjarmasin Selatan. Ini membuka lagi ingatan Rina pada peristiwa Senin malam 20 Oktober 2025 tersebut.

Ketika itu tersangka Andi Julianto alias Andi Encek Misran (32) datang ke tempat praktik korban dengan dalih meminjam uang Rp 500 ribu. Namun saat ditolak, ia langsung marah dan menyerang sang bidan dengan senjata tajam yang telah disiapkan.

Jeritan Rahmaniah memanggil anaknya, Rina Mutia (24), menjadi awal dari perjuangan seorang anak yang berusaha menyelamatkan ibunya dari maut.

Baca juga: Sosok Dosen Erni Dibunuh Oknum Polisi Polres Tebo, Tetangga Ungkap Keseharian Korban

Dalam rekonstruksi, Rina tampak tak kuasa menahan tangis. Tatapannya berkaca-kaca sejak tersangka tiba. Ia menyaksikan kembali adegan memilukan yang merenggut nyawa sang ibu dan hampir merenggut hidupnya sendiri.

“Dari yang saya lihat di lokasi itu, dia langsung menyerang mama,” tutur Rina kepada BPost.

Rina menegaskan praktik sang ibu hanya melayani pasien perempuan. Kehadiran tersangka di rumah malam itu sangat mencurigakan.

Dalam adegan yang diperagakan, Rina mencoba melerai serangan brutal terhadap ibunya. Namun, ia justru menjadi sasaran berikutnya. Luka tusukan menghujam rusuk dan dada kirinya. Dalam kondisi panik, pelaku sempat hendak kabur, namun kembali dan menusuk Rahmaniah sekali lagi sebelum melarikan diri.

“Dia menyerang mama, menusuk lebih dari dua kali. Kemudian mama berteriak lalu saya datang, posisi mama berbaring di bawah kursi. Saya ditusuk lebih dari satu kali. Kemudian dia menusukkan lagi ke dada saya sebelah kiri sebanyak dua kali,” ujar Rina.

Rekonstruksi juga mengungkap bagaimana Rina berusaha bertahan dan melindungi sang ibu. Serangan demi serangan ditangkisnya, meski luka terus bertambah. Ia menggambarkan detik-detik saat pelaku mencoba menyerang lehernya, namun mengenai pipi.

“Kemudian pelaku berdiri mencari jalan keluar. Mama minta tolong berteriak, si pelaku balik lagi dan menyerang mama dan menusuk lagi. setelah itu pelaku lari ke arah Pekapuran,” papar Rina.

Dalam kondisi kritis, Rina tetap berusaha menyelamatkan ibunya. Ia menutup pintu utama, mengarahkan sang ibu ke ruang praktik, lalu berlari ke pagar rumah untuk meminta pertolongan.

Baca juga: Diduga Dibunuh Pacar Brondong, Karyawati Pusat Perbelanjaan Ditemukan Tewas di kosan di Ciracas

“Saya langsung menutup pintu utama, lalu saya arahkan mama ke ruang praktik. Kemudian saya keluar mengarah pagar berteriak meminta tolong. Saya kembali melihat kondisi Mama dan sudah dalam keadaan kritis,” jelasnya sambil menangis.

Warga sekitar segera berdatangan. Rina mengikat luka di perutnya sendiri, lalu ikut mobil BPK menuju RSUD Sultan Suriansyah. Namun, nyawa sang bidan tak tertolong. (Banjarmasinpost.co.id/saifurrahman)

 


 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved