Berita Banjarmasin

34 Stan Semarakkan Religi Expo di Banjarmasin, Kampanye Merawat Alam dan Memperkuat Toleransi

Religi Expo kembali digelar di kawasan Siring Nol Kilometer Banjarmasin dari 14-16 November 2025. 

Banjarmasinpost.co.id/rifqi soelaiman
RELIGI EXPO 2025- Suasana religi expo yang digagas LK3 Banjarmasin di Siring Nol Kilometer diikuti berbagai komunitas lintas agama, Jumat (14/11/2025). 


BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Religi Expo kembali digelar di kawasan Siring Nol Kilometer Banjarmasin dari 14-16 November 2025. 

Memasuki satu dekade penyelenggaraan sejak 2016, kegiatan yang diinisiasi Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin itu tak hanya menampilkan keberagaman budaya, tetapi juga menjadi panggung kampanye merawat alam dan memperkuat toleransi.

Mengusung tema Merak (Merawat Alam dan Keberagaman), Religi Expo 2025 menghadirkan 34 stan yang diikuti berbagai komunitas lintas agama, lintas suku, hingga UMKM binaan. 

Selain pameran, ada pula panggung budaya yang tahun ini diisi 98 penampil dengan total 610 talent, menjadikannya salah satu agenda publik dengan keterlibatan komunitas terbesar di Banjarmasin.

Direktur LK3 Banjarmasin, Abdani Solihin, mengatakan Religi Expo sejak awal memang dirancang sebagai ruang perjumpaan antarwarga yang berbeda latar.

Baca juga: KSOP Banjarmasin Wajibkan Juragan Kelotok Urus SKK dan Registrasi, Penertiban Mulai 31 Desember 

Baca juga: Stok Pertamax di Sejumlah SPBU di Banjarmasin Kosong, Warga Terpaksa Antre Beli Pertalite

Baca juga: Murid SDN Loktabat 5 Banjarbaru Dikabarkan Hendak Diculik, Raihan Sempat Dibawa Pria Misterius

“Ini bukan sekadar pameran. Ini ruang untuk saling mengenal, berdialog, dan belajar satu sama lain,” ujarnya saat ditemui di lokasi, Jumat (14/11/2025).

Menurut Abdani, tema Merak dipilih bukan tanpa alasan. LK3 menilai bahwa isu keberagaman dan isu lingkungan saling terkait, terutama jika melihat kondisi ekologis di Kalimantan Selatan yang terus tergerus.

“Bicara agama bukan hanya hubungan manusia dengan manusia, tapi juga manusia dengan alam. Ekosistem kita tidak sedang baik-baik saja,” tegasnya.

LK3 bahkan secara terbuka kembali mengangkat seruan penolakan terhadap kebijakan Taman Nasional Meratus, yang oleh sebagian kelompok dinilai berpotensi mengancam ruang hidup masyarakat adat dan keseimbangan ekologi.

Selain itu, Direktur ke-7 LK3 Banjarmasin ini juga menyebut indeks toleransi Kota Banjarmasin menunjukkan perbaikan signifikan, naik dari posisi 30 menjadi 17 secara nasional.

Namun, ia menegaskan bahwa angka tersebut bukan alasan untuk berpuas diri. “Indeks memang membaik, tapi kerja kita belum selesai. Keragaman harus terus disosialisasikan supaya masyarakat terbiasa menerima perbedaan,” katanya. (Banjarmasinpost.co.id/rifki soelaiman)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved