Penemuan Bocah di Malinau
Misteri Penemuan Bocah yang Hilang di Loksado HSS, Ani Bingung Tetiba AN Ada di Pondok Terkunci
Inilah sekelumit kisah Ani penemu bocah warga Dusun Bidukun yang hilang selama dua hari,bingung ada dalam pondok terkunci
Penulis: Adiyat Ikhsan | Editor: Irfani Rahman
BANJARMASINPOST.CO.ID- Sempat hilangnya bocah berusia 2,5 tahun di Dusun Bidukun RT 3 Desa Malinau Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) selama dua hari dua malam masih menjadi perbincangan kendati telah berlaku sepekan.
Balita AN itu hilang pada Kamis (6/11) sekitar pukul 16.00 Wita usai bermain di rumah neneknya. Sejak sang ibu meninggal, bocah ini tinggal bersama sang nenek.
Tidak hanya keluarga dan warga, pencarian dilakukan relawan gabungan, tim SAR, Tagana, BPBD, Satpol PP dan Damkar HSS, aparat desa serta kecamatan, polisi hingga tentara.
Putri Lana dan Ofik ini akhirnya ditemukan pada Sabtu (8/11) sekitar pukul 06.30 Wita di pondok ladang pisang milik suami istri, Ani dan Samsi, yang dikelilingi hutan di sebuah bukit. Ketika itu dia tertidur di gubuk, yang berjarak sekitar satu kilometer dari rumah neneknya.
Baca juga: BREAKING NEWS- Balita Berusia 2,5 Tahun di Malinau Loksado HSS Hilang, Pencarian Masih Dilakukan
Namun yang menjadi pertanyaan, bagaimana ia bisa berjalan sejauh itu dan mendaki. Selain itu bisa masuk ke pondok yang terkunci.
Diceritakan Ani (41), warga RT 3, selaku pemilik lahan dan pondok, sebelum Arianti ditemukan, digelar acara adat oleh warga sebagai upaya untuk membantu pencarian. “Kepala adat yang memimpin ritual malam itu menyatakan keyakinannya bocah itu masih hidup,” tutur Ani mengawali kesaksiannya kepada BPost, Jumat (14/11). Kepala adat pun menyampaikan posisi anak tersebut berada sekitar hutan atau ladang.
Sabtu pagi, Ani bersama suami pergi ke ladang untuk mengambil buah pisang. Rencananya pisang dijual untuk ongkos anak tertua mereka pergi mendulang.
Ani diminta suami mengambil pisang dekat pondok. Tanpa sengaja dia melihat sesosok orang di dalam pondok. “Saya melihat ada benda mencurigakan. Saat diintip, ada tangan dan kaki berwarna putih. Kemudian saya lari memanggil suami mengabarkan ada sosok anak di dalam pondok,” ucapnya.
Samsi pun membuka pintu pondok yang terkunci rapat. Ketika terbuka, mereka dikagetkan oleh keberadaan balita yang hilang.
Rasa syukur pun tidak terbendung diucapkan Ani bersama suami karena balita tetangganya telah ditemukan. Mereka pun segera mengabarkannya kepada warga desa serta tim pencarian.
“Kondisinya waktu itu memang lemas, tidak berdaya dengan posisi berbaring,” bebernya.
Arianti kemudian dibawa ke rumahnya dan dimandikan. Ketika itu dia kerap memanggil ibunya yang telah meninggal sekitar satu tahun lalu.
Kejadian ini, menurut Ani, cukup menggemparkan karena sebelumnya tidak pernah terjadi di desa mereka.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tim kesehatan dan DPPKBPPPA bersama UPTD PPA HSS kondisi balita tidak ada tanda-tanda kekerasan terhadap balita tersebut. (adiyat ikhsan)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/SANG-PENEMU-Ani-warga-yang-menemukan-Arianti-25-Jumat-1411.jpg)