Gempa Bumi

Gempa Bumi Guncang Indonesia dan Filipina: di Sumenep M 6,5, di Pulau Cebu M 6,9 Korban Tewas 8

Dua gempa bumi dalam waktu berdekatan terjadi di Filipina dan Indonesia Selasa (30/9/2025) malam di Sumenep dan di Pulau Cebu

Editor: Rahmadhani
KOMPAS.COM/ Nur Khalis
GEMPA SUMENEP - Salah satu rumah rumah yang rusak berat akibat Gempa Sumenep 2025 di Desa Gendang Barat, Kecamatan Gayam, Pulau Sepudi Sumenep, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025). 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Dua gempa bumi dalam waktu berdekatan terjadi di Filipina dan Indonesia Selasa (30/9/2025) malam.

Pertama, ada gempa yang mengguncang wilayah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur dengan magnitudo 6,5.

Gempa Sumenep ini dirasakan di Kabupaten Sumenep meliputi empat kecamatan, yakni Gayam, Nonggunong, Talango, dan Saronggi.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, empat rumah rusak akibat 

Berdasarkan hasil laporan visual, kondisi dinding rumah warga roboh dan puing berserakan jatuh ke tanah.

"Dari hasil monitoring sementara per pukul 01.00 WIB, gempabumi tersebut telah menyebabkan empat rumah warga di Kabupaten Sumenep mengalami kerusakan di bagian dinding," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam siaran pers, Rabu (1/10/2025).

Hingga kini, belum ada laporan mengenai korban jiwa dari fenomena geologi tersebut.

"BNPB akan terus berkoordinasi dengan lintas instansi gabungan baik di pusat maupun di daerah," ucap Abdul Muhari.

Sebagai informasi, episenter gempa berada di dasar laut dengan titik koordinat 7,25 LS dan 114,22 BT, atau jika ditarik garis lurus berada di 50 kilometer (km) sebelah tengara Kabupaten Sumenep pada kedalaman 11 km.

Meski berada di laut, gempa tidak berpotensi menyebabkan tsunami.

Baca juga: Sempat Dikira Ada Gempa Bumi, Bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk dengan Suara Dentuman

Imbau warga tidak panik

Lebih lanjut, Abdul Muhari mengimbau warga tetap tenang, tidak panik, namun meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa susulan.

Ia pun menyarankan masyarakat segera mencari tempat aman dan menghindari bangunan yang retak atau berpotensi roboh, memastikan jalur evakuasi di rumah, sekolah, dan tempat kerja bebas hambatan, serta menyiapkan tas siaga bencana berisi kebutuhan pokok, obat-obatan, dokumen penting termasuk senter.

Selain itu, mematikan aliran listrik, gas, dan air jika diperlukan untuk mencegah risiko kebakaran atau kebocoran.

"Bagi para warga yang sedang berada di gedung tinggi disarankan untuk tidak menggunakan lift untuk sementara waktu jika terjadi gempabumi. Sebagai alternatif yang aman, warga dapat menggunakan tangga darurat," ucap pria yang karib disapa Aam ini.

Ia juga menyatakan, tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) akan kembali turun ke lapangan mulai pagi ini untuk memonitoring, mengkaji cepat, dan mengambil upaya lain yang dianggap perlu dalam penanganan darurat.

"Data perkembangan terbaru akan dilaporkan secara berkala," bebernya.

Gempa Juga Terjadi di Filipina, 8 Orang Tewas

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,9 mengguncang Filipina tengah pada Selasa (30/9/2025) malam.

Getaran kuat itu meruntuhkan sejumlah bangunan dan menewaskan sedikitnya delapan orang di Pulau Cebu, menurut keterangan pihak berwenang.

Tim penyelamat masih bekerja sepanjang malam, sementara jumlah korban jiwa dikhawatirkan bertambah.

Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mencatat, gempa dangkal tersebut terjadi pukul 21.50 waktu setempat. Episentrum gempa berada di ujung utara Pulau Cebu, dekat Kota Bogo yang berpenduduk sekitar 90.000 jiwa.

Korban jiwa dan reruntuhan bangunan

Petugas penyelamat Rexan Ygot mengatakan kepada AFP, tiga orang di pinggiran Bogo tewas setelah rumah mereka tertimpa tanah longsor akibat gempa.

Sementara itu, polisi di kotamadya terdekat, San Remigio, melaporkan lima korban jiwa lainnya. Empat jenazah ditemukan di sebuah pusat olahraga, dan seorang anak meninggal tertimpa reruntuhan di bagian lain kota tersebut.

ABS-CBN yang berbasis di Manila melaporkan kerusakan parah di sejumlah lokasi. Pemerintah Provinsi Cebu bahkan meminta relawan medis melalui laman Facebook resminya untuk membantu penanganan darurat pascagempa.

“Mungkin ada orang yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan,” kata pejabat penyelamat provinsi, Wilson Ramos. Ia mengakui tidak dapat memastikan jumlah orang yang hilang.

Ramos menambahkan, upaya penyelamatan terkendala kegelapan malam dan gempa susulan. USGS mencatat sedikitnya empat gempa susulan dengan magnitudo di atas 5,0 setelah guncangan utama.

Pemadaman listrik dan kerusakan infrastruktur

Sejumlah jalan desa di Cebu mengalami kerusakan. Kabel listrik yang terputus menyebabkan pemadaman di seluruh pulau dan wilayah sekitarnya, menurut pernyataan National Grid Corp Filipina. Hingga kini, perusahaan masih menaksir tingkat kerusakan jaringan listrik.

Petugas pemadam kebakaran di Cebu, Joey Leeguid, menggambarkan kekuatan gempa.

“Kami merasakan guncangan sangat kuat di pos kami. Loker-loker bergeser dari kiri ke kanan. Kami sempat merasa pusing, tapi sekarang semua baik-baik saja,” ujarnya kepada AFP dari Kota San Fernando.

Warga di sekitar episentrum mengaku terguncang. Martham Pacilan (25), warga Kota Bantayan, menyaksikan kerusakan pada gereja di alun-alun kota.

“Saya mendengar suara dentuman keras dari arah gereja, lalu melihat batu-batu berjatuhan. Untungnya tidak ada yang terluka,” katanya.

“Saya terkejut sekaligus panik, tapi tubuh saya tidak bisa bergerak. Saya hanya berdiri menunggu guncangan berhenti,” imbuhnya.

Agnes Merza, seorang perawat di Bantayan, juga merasakan dampak gempa.

“Rasanya seperti kami semua akan jatuh. Ini pertama kalinya saya mengalaminya. Para tetangga berlarian keluar rumah. Dua asisten remaja saya bersembunyi di bawah meja, seperti yang diajarkan di pramuka,” ujarnya.

Pemerintah provinsi melaporkan runtuhnya sebuah bangunan komersial dan sekolah di Bantayan, serta kerusakan parah pada restoran cepat saji di Bogo.

Imbauan pemerintah
Dalam pesan video di akun Facebook resminya, Gubernur Cebu, Pamela Baricuatro, mengimbau warga agar tetap tenang dan berpindah ke area terbuka.

“Hindari dinding atau bangunan yang berpotensi runtuh dan tetap waspada terhadap gempa susulan,” ujarnya.

Ia menambahkan, pemerintah provinsi tengah menilai situasi serta berkoordinasi dengan pejabat kota untuk langkah penanganan lebih lanjut.

USGS semula melaporkan gempa berkekuatan magnitudo 7,0 sebelum merevisinya menjadi 6,9. Pusat Peringatan Tsunami Pasifik menyatakan tidak ada ancaman tsunami.

Filipina merupakan salah satu negara yang paling rawan gempa karena berada di “Cincin Api Pasifik”, busur aktivitas seismik yang membentang dari Jepang hingga Asia Tenggara.

Sebagian besar gempa di wilayah ini terlalu lemah untuk dirasakan, namun gempa kuat dan merusak bisa terjadi sewaktu-waktu tanpa teknologi yang mampu memprediksi kapan dan di mana guncangan berikutnya akan melanda.

(Banjarmasinpost.co.id/Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved