Berita Viral

Hilang 6 Hari, Bilqis Ditemukan Berpindah Pulau, Trauma Usai Diculik dan Ditempatkan di Tepi Hutan

Bilqis bocah yang dilaporkan hilang selama enam hari akhirnya ditemukan dalam kondisi selamat. Kini trauma usai diculik dibawa ke pulau lain.

Editor: Murhan
Tribun Makassar/Istimewa
PENCULIKAN ANAK - Tangkapan layar rekaman CCTV saat Bilqis Ramdhani (4) diduga diculik seorang wanita di Taman Pakui Sayang, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (2/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Bilqis sempat hilang selama enam hari hingga akhirnya ditemukan
  • Namun, Bilqis ditemukan di pulau lain, Sumatera tepatnya Jambi
  • Kini, Bilqis yang berusia 4 tahun itu trauma jadi korban penculikan

BANJARMASINPOST.CO.ID - Bilqis bocah yang dilaporkan hilang selama enam hari akhirnya ditemukan dalam kondisi selamat.

Namun, setelah menghilang belum sepekan, dia sudah berpindah pulau.

Ya, balita berusia 4 tahun bernama Bilqis Ramdhani itu asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Namun, akhirnya ditemukan dengan keadaan selamat di Pulau Sumatera.

Sebelumnya, Bilqis dilaporkan hilang di Taman Pakui Sayang, Makassar pada Minggu (2/11/2025).

Enam hari menghilang dan diduga menjadi korban penculikan, Bilqis akhirnya ditemukan.

Bilqis ditemukan petugas kepolisian di Pulau Sumetera, tepatnya di Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Jambi.

Baca juga: Wanita 35 Tahun Tewas Usai Aniaya Pacar Sesama Jenisnya, Rekaman CCTV di Kamar Kuak Fakta, Bergumul

Lokasinya sekitar 528 Km tenggara Kota Jambi, ibukota provinsi.

Dalam laporan sementara, Bilqis menjadi korban perdagangan anak dengan jaringan lintas pulau Nusantara.

Anak yang masih duduk di TK PAUD tersebut telah melintasi tiga pulau besar Nusantara dalam sepekan.

Ditemukan sekitar 2.611 km sebelah barat Makassar, Sulawesi Selatan, Bilqis disebut mengalami ketakutan dan trauma.

Pasalnya Bilqis berada di sebuah tempat yang gelap dan terpencil di daerah bibir hutan Tabir selatan.

Saat ditemukan tim gabungan, Bilqis nampak ketakutan dan trauma.

Anak kecil berusia 4 tahun itu bahkan menyangka pihak kepolisian adalah orang asing yang hendak berbuat tidak baik kepadanya.

Pihak kepolisian kemudian menelpon keluarga Bilqis dan menyuruh orangtuanya untuk bicara kepada Bilqis.

Hal ini agar Bilqis mau mengikuti dan tidak takut lagi dengan pihak kepolisian yang telah berhasil menyelamatkannya dari Sindikat Penculikan dan jual beli orang.

Meski beredar potret Bilqis bersama tiga pelaku terduga penculik, namun pihak kepolisian belum memberikan rilis resmi terkait kasus ini.

Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana membenarkan kabar Bilqis Ramdhani telah ditemukan selamat.

Pengungkapan kasus tersebut akan dijelaskan secara rinci oleh Arya pada Senin (10/11/2025) mendatang.

"InsyaAllah akan kita release di hari Senin. Mohon doanya," kata Arya, Sabtu (8/11/2025), dikutip dari TribunMakassar.com.

"Termasuk nanti detail pengungkapannya dan berapa tersangkanya," imbuhnya.

Ayah korban, Dwi Nurmas, juga tidak menampik kabar yang beredar.

"Iya (kalau sudah ramai di sosial media) itumo saja dulu kita anu (kutip)," kata dia.

Sebelumnya, Bilqis Ramdhani dikabarkan hilang saat bermain di Taman Pakui Sayang, Makassar.

Taman Pakui Sayang adalah tempat yang ramai dikunjungi masyarakat untuk bermain dan berolahraga.

PENCULIKAN ANAK - Tangkapan layar rekaman CCTV saat Bilqis Ramdhani (4) diduga diculik seorang wanita di Taman Pakui Sayang, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (2/11/2025).
PENCULIKAN ANAK - Tangkapan layar rekaman CCTV saat Bilqis Ramdhani (4) diduga diculik seorang wanita di Taman Pakui Sayang, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (2/11/2025). (Tribun Makassar/Istimewa)

Saat itu, Bilqis sedang ikut ayahnya yang akan bermain tenis sembari melatih.

Sebuah potongan video dari kamera CCTV yang memperlihatkan seorang perempuan membawa Bilqis viral di media sosial.

Perempuan itu terlihat membawa tiga orang anak, salah satunya adalah Bilqis yang mengenakan baju kaos pink.

Ada dua anak lain yang ikut di belakang Bilqis, tetapi belum diketahui identitasnya.

Hilangnya balita asal Kecamatan Rappocini, Makassar, itu telah dilaporkan sang ayah ke Polsek Panakkukang, pada Senin (3/11/2025).

Dwi Nurmas menceritakan bahwa ia datang bersama anaknya ke Taman Pakui Sayang pada pukul 08.05 Wita.

Saat itu, dirinya sedang bermain tenis sembari melatih, sedangkan anaknya bermain di playground sebelah lapangan tenis.
 
Pada pukul 09.00 Wita, Dwi Nurmas yang sudah berlatih tenis bersama beberapa rekannya sesekali memanggil anaknya dari lapangan.

"Dua kali saya panggil, dia jawab 'iya, Pak.' Tapi pas panggilan ketiga sudah tidak ada jawaban," ujar Dwi, dikutip dari TribunToraja.com, Jumat (7/11/2025).

Tak mendengar jawaban dari Bilqis, Dwinurmas langsung menghentikan permainan dan mencari anaknya di seluruh area taman.

Dibantu pengunjung, Bilqis Ramdhani tak kunjung ditemukan hingga sore hari.

"Saya keliling dari ujung ke ujung taman, nihil. Istri saya juga datang ikut mencari sampai ke Jalan Pettarani dan sekitar Jalan Pelita," tuturnya.

Keesokan harinya, Senin (3/11/2025), Dimas dan keluarganya kembali ke taman untuk mencari petunjuk.

Orangtua Wajib Waspada

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra mengatakan, rentetan peristiwa penculikan akan menjadi kekhawatiran orangtua.

"Bahwa dari peristiwa penculikan ini, perlunya deteksi kerawanan pengasuhan dari rumah, bagi anak-anak yang tidak dijemput, pada jam sepi tanpa pengawasan orang tua dan lingkungan. Anak menjadi rentan diculik," ujar Jasra kepada Kompas.com, Kamis (12/9/2024).

KPAI menilai, lepasnya perhatian orang tua diduga kuat menyebabkan anak menjadi target para pelaku penculikan dan predator seksual.

"Bermodus sama. Pelaku menggunakan sepeda motor berupaya agar tidak dicurigai, mengamati, dan menyasar targetnya," kata Jasra.

Jasra mengatakan, ada dua kemungkinan yang terjadi pada anak ketika menjadi korban penculikan.

Pertama, korban dapat dieksploitasi ekonomi dalam bisnis pornografi dan kedua, menjadi korban pelecehan hingga kekerasan seksual.

"Bisa jadi karena paparan pornografi, kemudian para pelaku menyasar anak," kata Jasra.

Melihat kondisi dan situasi

Berdasarkan kasus penculikan yang pernah terjadi, KPAI menilai para pelaku menyasar anak-anak dalam situasi yang dianggap lemah, tanpa pengawasan, dan situasi yang sepi.

"Anak-anak yang lepas dari pengawasan dan diculik. Artinya ada pengabaian riwayat pengasuhan, seperti tidak ada yang menjemput, sekolah juga tidak peduli hal itu, dan lingkungan membiarkan tanpa ikut berperan mendeteksi, yang ujungnya memudahkan anak diculik," kata Jasra.

Dengan begitu, rentetan peristiwa dari sekolah, perjalanan pulang sekolah, dan lingkungan adalah penyebab yang tidak bisa dipisahkan.

Artinya, kerawanan pengasuhan menjadi penting dan patut diperhatikan ketika anak pulang ke rumah sendiri tanpa ada yang menjemput.

"Artinya bagaimana negara berperan, hadir, dan membantu masyarakat mengisi kekosongan ini. Itulah KPAI terus mengingatkan pentingnya RUU Pengasuhan Anak segera disahkan agar ada sistem yang dapat mengisi kekosongan," ucap Jasra.

(Banjarmasinpost.co.id/TribunJatim.com)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved