Fakta Sosok Acil Bimbo yang Meninggal Dunia: Kakek Adhisty Zara, Musisi Religi Lulusan ITB

BANJARMASINPOST.CO.ID - Kabar duka datang dari dunia musik Indonesia, musisi Raden Darmawan Dajat Hardjakusumah atau lebih dikenal dengan nama Acil Bimbo meninggal dunia pada Senin, 1 September 2025.

Adanya kabar duka itu dibagikan oleh artis Adhisty Zara yang merupakan cucunya.

"Innalilahi wa innailaihi rojiun. Darmawan Kusumawardhana Hardjakusumah. Pada Senin 1 September 2025 jam 22.13 WIB," tulis Zara dikutip Kompas.com, Senin (1/9/2025).

Acil Bimbo wafat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jawa Barat, dalam usia 82 tahun setelah berjuang melawan kanker paru-paru.

Dalam unggahan lainnya, Zara menyebut kakeknya kini sudah tak sakit lagi.

Baca juga: Rumah Dibiarkan Terbengkalai, Ini Unggahan Eko Patrio Usai Jadi Korban Penjarahan

"Kiyang (aki sayang) udah enggak sakit lagi," tulis Zara.

Lantas siapa Acil Bimbo?

Melansir dari Bangkapos.com, Drs. H. Raden Muhamad Syamsudin Dajat Hardjakusumah (lahir 6 Mei 1942), yang lebih dikenal sebagai Sam Bimbo, merupakan salah satu musisi Indonesia yang tergabung dalam grup musik bersaudara, Bimbo.

Nama lahirnya adalah Raden Muhamad Samsudin Dajat Hardjakusumah.

Sam adalah anak pertama dari tujuh bersaudara, di mana dua adiknya turut meniti karier bermusik bersama Bimbo.

Ia merupakan lulusan Seni Rupa ITB, angkatan 1968.

Latar belakang pendidikannya membuatnya aktif berkarya di bidang seni lukis.

Sam bahkan pernah menggelar pameran tunggal di Indonesia pada tahun 1970, 1992, dan 2007.

Dalam kehidupan pribadinya, Sam Bimbo menikah dengan Rubaah Samsudin dan dikaruniai empat anak serta empat cucu.

Anak bungsunya, Asri Dewi Lestari atau Achi Hardjakusumah, merupakan salah satu personel grup musik wanita asal Bandung, SHE.

Sejak kecil, Sam memiliki kecintaan terhadap dunia tarik suara dan sering menjadi panutan bagi adik-adiknya.

Bersama sang adik, Acil, ia mengidolakan penyanyi terkenal Indonesia pada masanya, Sam Saimun.

Saat lagu-lagu Elvis Presley mulai masuk ke Indonesia, Sam dan adik-adiknya yang kala itu masih remaja ikut terbawa euforia tren musik Elvis.

Karier musiknya tidak langsung dimulai dengan Bimbo. Sam pertama kali membentuk band bernama The Alulas bersama Acil saat mereka masih bersekolah di SMA.

Pada tahun 1959, grup ini berhasil memenangkan festival band yang digelar di Hotel Homann Bandung.

Perjalanan Sam dan adik-adiknya menuju pembentukan Bimbo tidak terjadi dalam sekejap.

Mereka melalui berbagai proses, termasuk beberapa kali mengubah formasi dan konsep band.

Setelah lulus SMA, The Alulas berubah nama menjadi Aneka Nada.

Selain berganti nama, formasi band ini juga mengalami perubahan dengan masuknya anggota baru, termasuk Guntur Sukarnoputra, putra dari Ir. Soekarno.

Saat Aneka Nada masih berjalan, Sam juga membimbing band Aneka Nada Yunior, yang beranggotakan adik-adiknya, Djaka dan Iwan Abdurachman, serta teman Djaka dari SMP.

Tak hanya itu, Sam juga melatih adik-adik perempuannya, Yani dan Iin, untuk bernyanyi dalam grup Trio Yanti Bersaudara.

Saat Trio Yanti Bersaudara mencapai puncak popularitas, Aneka Nada justru bubar.

Setelah band tersebut berakhir, Sam dan Acil sempat vakum dari dunia musik.

Namun, Trio Yanti Bersaudara berinisiatif membangkitkan kembali semangat bermusik ketiga kakaknya dengan memberikan hadiah gitar buatan Oen Peng Hok, seorang pembuat gitar terkenal pada masa itu.

Hadiah tersebut menjadi titik balik bagi Sam, Acil, dan Jaka untuk kembali serius berlatih hingga akhirnya membentuk grup Bimbo.

Selain bermusik, Sam juga menorehkan kiprah di bidang seni lukis.

Ia pernah mengadakan pameran tunggal di Bangkok pada 1971 serta ikut serta dalam berbagai pameran bersama di Bandung, Yogyakarta, Bali, dan Jakarta antara tahun 1995 hingga 2005.

Sam juga pernah melukis mural berukuran 10 x 30 meter untuk Kedutaan Besar Indonesia di Bangkok, serta lukisan dinding berukuran 8 x 12 meter di Gedung Parlemen Indonesia.

Di Singapura, ia menghasilkan karya lukisan berukuran 3 x 1,5 meter. Selain itu, kolektor seni asal Jepang, Nakajima, memiliki sekitar 20 lukisan kaligrafi karyanya.

Sebelumnya, Acil Bimbo dikabarkan tengah sakit dan dilarikan di salah satu rumah sakit di Bandung.

Melansir dari Kompas.com, Menantu Acil Bimbo, Sofia Yulinar Surachman, menyampaikan bahwa saat ini Acil Bimbo masih dalam tahap observasi oleh tim medis di rumah sakit.

"Masih dalam tahap observasi dan baru dipindahkan dari rumah sakit sebelumnya, RS Boromeus ke rumah sakit yang lain," kata dia saat ditemui di Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (25/7/2024).

Sofia tidak mengungkapkan secara rinci sejak kapan Acil mulai sakit dan menjalani perawatan, termasuk jenis penyakit yang sedang dialaminya.

Namun, ia menambahkan bahwa kondisi Acil Bimbo terus menunjukkan perkembangan positif setiap harinya.

"Kalau bicara kondisi terkini, belum bisa dibilang sehat ya. Tapi masih terbaling lemah, masih dalam proses menunggu kabar."

"Mudah-mudahan ada kabar baik. Kalau secara kondisi hari per hari ada perbaikan. Tapi mengenai sakitnya apa, dan sejauh apa masih menunggu kabar rekam medisnya. Masih belum ada kepastian," kata dia.

Menurut dia, pelantun tembang "Sajadah Panjang" itu sudah sejak lama memiliki riwayat sakit paru-paru. Sejak saat itu, kata Sofia, Acil Bimbo sudah menjalani pola hidup sehat.

"Dan ini di usia yang Agustus bulan depan itu masuk usia 81 tahun. Ini baru sekarang ini lagi masuk rumah sakit."

"Jadi saya mohon doanya dari semuanya. Semoga papah bisa kembali sehat, bisa kembali beraktivitas menyuarakan hal-hal yang harus disuarakan di Jawa Barat ini," kata dia.

(Banjarmasinpost.co.id/Grid.id)